#4

3.1K 237 7
                                    

Stepsister
By : Yoora Kin





Tak...

Jeno tersenyum senang melihat sekantong cemilan yang baru dibeli Karina. Tentu saja untuknya.

"Thank's buat semalem !", ucap Karina tanpa mau menatap Jeno.

"Nah gitu dong jadi adek ! lagian sama hujan aja takut !", ledek Jeno sambil tangannya sibuk membongkar isi kantong plastik di depannya. Karina mendelik kesal karenanya.

"Sini balikin, nggak jadi !"

"Eh, nggak boleh diambil lagi !", ucap Jeno menepis tangan Karina.

"Cih !"

Jeno kembali melanjutkan game online di HPnya sesekali memasukan cemilan ke mulutnya. Karina masih disitu. Duduk menonton TV. Lama-lama dia bosan dan ganti melirik Jeno yang sesekali berteriak dan memaki tidak jelas saat bermain game.

"Se-seru itu ?", tanya Karina tapi diabaikan Jeno. "Oppa !", Karina menyikut lengan Jeno pelan.

"Hmmm ?"

"Gue bosan"

"Terus urusannya sama gue apa ?"

"Cih, nyebelin !", cibir Karina kesal.

Jeno melirik sebentar lalu mendekati Karina. "Mau coba main game ? gue ajarin !", tawar Jeno dan Karina langsung mengangguk antusias.

Pertama, Jeno mengajari Karina dengan HPnya sambil menunggu game terinstal di HP Karina.
Posisi mereka seperti Jeno memeluk Karina dari belakang dan kedua tangannya memegang tangan gadis itu menunjukan cara memainkan game online itu.

"Ngerti kan ? coba sekali main sendiri !"

Jeno tadinya fokus pada layar HP tapi malah teralihkan ke wajah serius Karina yang sedang memainkan game yang baru dipelajarinya.

"Ini diapain lagi ?", Karina menoleh menatap Jeno membuat wajah keduanya sangat dekat. "Oppa ?"

"Eh, iya", Jeno yang tadi terpaku pada wajah Karina tersentak kaget sampai gelagapan.

"Yeah menang !", seru Karina senang.

Jeno tiba-tiba merangkul Karina dan... "Muaachhh !", dia mencium pipi Karina membuat Karina menatapnya aneh.

"Dih ! micin di bibir lo nempel di pipi gue, bngst !", protes Karina mengambil tissue di meja dan mengelap pipinya.

"Ekhemm !"

Keduanya menoleh mendapati Mark yang sudah ada disana. Mereka terlalu asik sendiri sampai tidak sadar kedatangan Mark.

"Oppa !", pekik Karina menghambur ke pelukan Mark.

"Ck !", decak Jeno tidak suka.

"Nih gue bawain pizza !", Mark meletakan kotak pizza di depan Jeno.

"Nyogok nih ceritanya !", sindir Jeno.

"Hehehe, gue mau ngajak Karina keluar", ucap Mark seakan meminta izin Jeno.

"Jangan pulang terlalu malam !", jawab Jeno dingin tapi tangannya sibuk membuka kotak pizza.

"Bentar aku ganti baju !"

.
.
.
.
.
.
.
.

Jeno melirik jam di atas tv. Waktu menunjukan pukul 11.45 pm tapi Karina belum menampakan diri. Jeno mengambil HPnya bermaksud mengirim pesan sekedar mengingatkan waktu pada Karina. Tapi justru ada getaran di ujung sofa.

"Sangking senengnya sampe ketinggalan. Cih, bulol !", ucap Jeno mendapati HP Karina tertinggal.

Jeno mematikan tv dan bermaksud ke kamar. Matanya sudah berat. Tapi rasanya tidak benar tidur sebelum Karina pulang.

Jeno bergegas mengambil jaket dan kunci mobil serta HP untuk menghubungi Mark. Tapi baru saja dia akan menyentuh gagang pintu terdengar suara mobil yang memasuki pekarangan rumah.

Jeno beralih mengintip dari jendela. Dan benar. Karina turun setelah Mark membukakan pintu. Dan...

"Ck !", decak Jeno kesal melihat pemandangan Karina dan Mark yang asik berciuman mesra.

Jeno merasa kesal. Dia melempar sembarangan jaketnya dan berjalan cepat menaiki tangga menuju kamarnya.

"Gue sumpahin kepergok satpam komplek !", ucapnya kesal dan mulai memaki tidak jelas.

Dia terdiam sebentar setelah mendengar suara langkah kaki dan pintu kamar sebelah yabg ditutup. Itu Karina.

Entah dorongan mana. Namanya Lee Jeno pasti nekat. Dia berjalan cepat menuju kamar Karina bahkan Karina sudah siap mengumpat karena terkejut Lee Jeno tiba-tiba masuk tanpa ketuk pintu. Untung saja Karina memilih rebahan dulu belum langsung ganti baju.

"Ngapain lo kamphmmp..."

Kalimat Karina terpotong karena Jeno yang langsung menerjang dan menciumnya sampai keduanya terjatuh di atas kasur dengan Lee Jeno menindih tubuh Karina. Sungguh Lee Jeno sedang kerasukan setan mesum.

Karina terus mendorong Jeno menjauh tapi mana bisa tenaganya di bandingkan dengan tenaga pemuda berstatus Kakak tirinya itu.

"Akh !"

Satu-satunya cara. Karina menggigit sekuat mungkin bibir Jeno sampai berdarah.

"LO GILA ATAU GIMANA ? LEE JENO !", teriak Karina tepat di wajah Jeno. Ingatkan ! posisinya masih belum berubah hanya ciuman saja yang terlepas.

"Gue nggak budek !", ucapnya lalu bangun dari atas tubuh adik tirinya itu. "Lo niat amat gigit gue !", ucapnya berdiri di depan kaca melihat kondisi naas bibirnya yang lecet digigit Karina.

"KELUAR !"

Jeno mengangkat bahunya cuek lalu akhirnya berjalan santai keluar dari kamar Karina.

.
.
.
.
.
.
.
.

Ekspresi Karina menjelaskan kekesalannya. Dia berada di kantin kampus bersama Mark dan kawanannya.

"Kenapa lo ?", tanya Jeno yang baru datang bersama Jaemin dan Renjun.

"Gara-gara lo ! gue bangun kesiangan pake nyasar segala. Telat kan gue ! Akh nyebelin"

Buk...
Buk...

Karina memukul-mukul lengan Jeno yang kini duduk di sampingnya.

"Eh, salah sendiri nggak ikut ospek. Nyasar kan ! malah nyalahin gue lo", Jeno menahan tangan Karina hingga gadis itu berhenti memukulnya.

"Emang kalian ngapain sampe kesiangan ?", tanya Jisung polos.

"Si mesum nonton bokep kedengeran sampe kamar gue. Mentang-mentang Ayah-Bunda nggak ada ! gue laporin nih lama-lama", keluh Karina.

"Ck, coba aja lo lapor. Gue juga punya baaanyak laporan ke Bunda", balas Jeno tak mau kalah.

"Nyebelin banget sih lo ! akhhh dosa apa gue dapat Oppa modelin gini ?"

"Kar, KK gue masih banyak space. Mau jadi adik gue aja ?", goda Renjun.

"Nggak ah... ntar budek tiap hari denger lo ngegas"

"Wuahahaha...", Haechan menertawakan Renjun.

"Masuk KK aku mau nggak ? Tapi bukan jadi adik. Jadi istri mau ?", goda Mark membuat teman-temannya jijik ingin muntah. Karina ? dia malah senyum-senyum malu. Lupa sudah kekesalannya tadi.

"Ngapain senyam-senyum ? minta ditonjok ?", kesal Jeno menyenggol lengan Karina. Mood nya rusak lagi.

"Sumpah ! ada yah manusia modelan iblis kek lo ?", kesal Karina kembali melanjutkan aksi memukuli Kakak tirinya itu.

"Ada... nih gue !", ledek Jeno membuat Karina semakin kesal.

"Udah-udah !", Mark menghentikan Karina dengan memeluknya erat hingga tangannya tidak bisa bergerak memukul Jeno lagi.

Bukannya berterima kasih ditolong. Jeno malah berdecih tidak suka melihat skinship sepasang kekasih itu.

.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Stepsister | JENOXKARINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang