#11

2.7K 215 6
                                    

Stepsister
By : Yoora Kin





Karina sudah sadar bahkan sudah makan malam meski penuh drama karena harus dibujuk oleh Iren sebab gadis itu tiba-tiba saja sangat manja dan susah makan.

"Ayah-Bunda pulang aja. Biar Jeno yang jaga Karina. Besok Jeno nggak ada kelas", ucap Jeno meyakinkan Iren dan Donghae.

"Yah sudah. Kalau ada apa-apa langsung hubungi Ayah", ucap Donghae menepuk pundak putranya.

Jeno mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruang rawat VVIP itu setelah kedua orangtua mereka pergi. Karina ? dia berbaring sambil menatap langit-langit kamar. Sebenarnya dia sudah bisa pulang dan demamnya sudah turun. Tapi Bundanya terlalu khawatir jadilah dia menginap di RS.

"Oppa ?"

"Hmmm"

"Nggak bisa tidur"

Jeno menghela nafas dan mendekat ke ranjang Karina.

"Lo mau gue apa, hmm ?"

"Pinjam HP lo hehehe. HP gue kan di rumah"

"Ngapain ? nelpon Mark ?", Jeno tiba-tiba kesal.

"Bukan. Sini HP lo !"

Jeno pasrah dan menyerahkan HP nya. Memang benar Karina tidak berniat menghubungi Mark atau siapa pun. Dia hanya ingin memainkannya sebentar karena belum mengantuk. Membuka beberapa aplikasi medsos milik Jeno.

"Oppa, banyak yang DM. Kenapa nggak dibalas ? sombong sekali anda !", cibir Karina.

"Ck, ngapain gue balas orang nggak penting. Kebanyakan juga gue nggak kenal"

"Iya deh yang followernya banyak"

"Punya lo juga banyak Kar"

"Eh, ada yang nembak lo. Eh... banyak bukan cuma satu. Ciee... kok masih jomblo ?"

"Balikin HP gue!"

"Bentar. Gue bantu bales satu", Karina tersenyum jahil.

"Eh, lo jangan macem-macem yah !"

"Satu macem doang kok. Terima atau tolak ?"

"Karina !"

Jeno langsung merebut HPnya. Mata sipitnya dipaksa melotot karena terkejut setelah membaca balasan DM yang diketik Karina. Bahkan ada sebuah foto yang dikirim.

'Sorry, I'm gay'

"Shit ! lo apa-apaan ?", Jeno bergegas membatalkan pesan dan gambar itu sebelum dibaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Shit ! lo apa-apaan ?", Jeno bergegas membatalkan pesan dan gambar itu sebelum dibaca.

"Hahaha... lagian lo nyimpan foto begituan di galeri lo. Lo nggak gay beneran kan ?"

"Gue straight ! Ini kerjaan si Jaemin pasti. Untung belum kebaca", Jeno panik sebentar. "Mending lo tidur sekarang ato gue aduin Bunda"

"Iya, iya. Good night ! jangan lupa ngabarin pacar lo si Jaemin"

"Diam lu bngst !"

Karina tertawa puas mengejek Jeno sebelum tidur. Lumayan untuk memperbaiki suasana hatinya. Tanpa bisa dikendalikan Jeno ikut tersenyum. Dia hanya lega Karina sudah mulai menjahilinya artinya Karina yang dikenalnya sudah kembali.

.
.
.
.
.
.
.

Dua hari tidak menghilang tanpa kabar Karina akhirnya kembali masuk kampus. Dan tentunya Mark langsung berlari dari gedung fakultasnya untuk menghampiri Karina. Gadis itu sebisa mungkin bersikap seperti biasanya.

"Kamu kemana aja ? kenapa nggak bisa dihubungi ?"

"Aku sakit masuk RS. HP ketinggalan di rumah", jawab Karina seadanya.

Mark yang tadinya akan meledak  kembali memadamkan emosinya setelah mendengar jawaban Karina. Yah, itu jawaban yang tidak bisa dibantah.

"Yah sudah. Selesai kelas nanti langsung kabari aku"

Karina hanya mengangguk saja. Mark kembali ke fakultasnya setelah memastikan Karina baik-baik saja. Mata nya langsung tertuju pada Jeno yang sedang asik bergurau dengan teman-temannya.

"Lee Jeno. Kenapa lo nggak ngasih tahu gue soal Karina ?"

"Karina sakit, satu rumah panik. Mana sempat gue kepikiran megang HP buat ngasih tahu lo", jawab Jeno santai.

"Cie yang akur sama adeknya", kali ini Haechan yang menggodanya.

"Ya kali orang sakit gue ajak gelut juga"

Mark tidak bisa mengatakan apa-apa lagi dan memilih diam. Jeno pun memilih mengabaikan Mark. Kalau bisa dia ingin menyembunyikan Karina jauh dari jangkauan Mark.

.
.
.
.
.
.
.

Karina menghela nafas melihat Mark sudah siaga berjaga di depan pintu kelasnya. Padahal Karina berniat menghindari kekasihnya itu. Entah... mood nya tiba-tiba menurun sejak bertemu Mark pagi ini.

"Ayo !"

"Kemana ?", tanya Karina jelas tidak minat.

"Kemana aja. Aku pengen seharian sama kamu", jawab Mark tersenyum ceria.

"Sorry ! hari ini Karina disuruh Bunda langsung pulang. Masih butuh istirahat", bukan Karina tapi Jeno yang tiba-tiba muncul dan seenaknya mencuri Karina membuat Mark menggeram kesal.

Kekehan Karina tidak bisa dihindari karena tingkah Kakak tirinya itu. Jeno langsung membawa Karina meninggalkan kampus dengan mobilnya.

"Gue yakin 100% Mark kesal", ucap Karina.

"Bodoh amat ! ntar lo sakit lagi gue yang kena omelan Ayah"

"Lu pikir Mark virus ?"

"Yah kan emang kemarin lo sakit karena dia kan ?"

"Yah bukanlah. Gue sakit karena kelamaan di balkon padahal mau hujan. Masuk angin"

"Lo ngapain di balkon ? ngegalauin Mark kan ? udah deh nggak usah bela dia"

"Iya deh. Lo paling bener"

Jeno melirik Karina sebentar. Tumben gadis itu langsung mengalah.

"Langsung ngalah ? pasti ada maunya"

"Hehehe... Oppa", Karina menunjuk ke arah cafe yang akan mereka lewati. Disitu menjual ice cream favoritenya.

"Nggak boleh ! lo kan baru sembuh"

"Yah kan udah sembuh. Boleh yah ? satu cup aja yah, yah ?", mohon Karina.

Jeno menghela nafasnya berat dan akhirnya mengalah. Semoga saja tidak ketahuan Bunda nya.

Karina tampak senang dan memasuki cafe dengan girang langsung menuju kasir untuk memesan. Jeno sampai geleng-geleng dibuatnya.

"Hei katanya satu cup ?", protes Jeno saat pesanan Karina sudah jadi.

"Yah ini kan satu cup. Satu cup XL hehehe", ucap Karina tersenyum menang.

Sekali lagi Jeno dibodohi. Tapi yah sudahlah, anggap saja memperbaiki suasana hati Karina.

Tidak mereka tahu dari luar ada yang memperhatikan mereka dengan tatapan geramnya. Tangannya terkepal menahan emosi.

"She's mine !"

.
.
.
.
.
.
.tbc

Stepsister | JENOXKARINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang