Stepsister
By : Yoora KinTatapan Jeno tidak bisa lepas dari Mark dan Karina yang seenaknya mengumbar kemesraan. Sungguh tidak berperi-ke-jomblo-an. Entahlah dia tidak suka melihat mereka bersama.
"Pantesan Mark hyung mau nungguin dia balik. Cantik gitu orangnya !",-Jaemin.
"Gue aja sempat ngira ada member Aespa nyasar kesini",-Chenle.
"Cantik sebelah mananya ? Nyebelin gitu mukanya !", protes Jeno tidak setuju.
"Hati-hati Jen ! lu tinggal sama cecan. Ntar lama-lama tumbuh benih-benih anak eh cinta maksudnya", goda Haechan.
"Eh, ndut ! dia adik tiri gue", protes Jeno.
"Yah kan adik tiri. Nggak ada hubungan darah ! Yang sodara kandung aja bisa incest gimana yang tiri. Yaaaa kannn !", Renjun ikut menggoda Jeno.
"Bener tuh hyung ! bisalah bantu lo move on dari Siyeon noona",-Jisung.
"Ups namanya kesebut !",-Yangyang.
"Sorry hyung ! reflek kesebut",-Jisung.
"Ck, bikin kesel aja kalian !"
Jeno tadinya ingin ikut balapan. Tapi moodnya mendadak rusak mendengar nama sang mantan pacar yang menghianatinya.
"Ayo pulang !", Jeno tiba-tiba menarik tangan Karina hingga hampir terjungkal dari kursi yang memang lumayan tinggi. Untung Mark sigap menahan tubuh pacarnya.
"Jangan kasar gitu dong Jen !", Mark menatap Jeno tidak suka dengan perlakuan sepupunya itu pada Karina.
"Lo pulang aja kalo mau pulang ! ntar gue bareng Mark oppa", ucap Karina melepas paksa tangannya dari cengkraman Jeno.
"Pulang bareng gue ! Ntar Bunda nelpon nyari lo, gue jawab apa ? selama mereka nggak ada lo tanggungjawab gue", ucap Jeno tegas.
"Yah bilang gue tidur kek, apa kek, gitu aja ribet lo !"
"Ngapain gue bikin dosa bohong ke Bunda demi lo ?"
"Nggak apa-apa... ayo aku antar pulang !", ucap Mark mengalah.
Dan jadilah Karina pulang tapi diantar Mark bukan ikut dengan mobil Jeno. Melihat perlakuan Jeno, Mark agak khawatir pacarnya berdekatan deng Jeno.
"Si Jeno suka galak yah ?"
"Banget ! mana suka ngambil ice cream aku di kulkas. Nyebelin banget sumpah ! mukanya aja mirip Ayah tapi sifatnya beda banget sama Ayah yang baik terus perhatian", celoteh Karina mengeluhkan sifat Jeno.
"Dia emang galak. Tapi baik kok orangnya", ucap Mark yang memang lebih mengenal Jeno sepupunya.
"Ck, kali ini aku nggak percaya kata-kata kamu !", ucap Karina membuat Mark tertawa gemas.
Tiba di rumah...
Jeno duduk bersila di sofa ruang tengah menunggu Karina yang masih belum masuk karena masih ada Mark diluar. Tidak lama Jeno melirik Karina yang berjalan masuk menuju lantai dua.
Langkah Jeno cepat mengikuti langkah Karina yang memasuki kamarnya. Membuat Karina terkejut Jeno seenaknya menerobos masuk ke kamarnya.
"Lo ngapain ?", ketus Karina.
Jeno terus mendekat hingga Karina terpojok bersandar ke dinding. Jeno terus maju dan Karina tidak bisa mundur lagi. Jarak sedekat ini membuat mereka saling mencium aroma lawan masing-masing.
Aroma mint milik Jeno dan Aroma vanila milik Karina. Karina berusaha mendorong Jeno menjauh tapi sekali lagi dia dikalahkan oleh Jeno yang kini menahan kedua tangannya di atas kepalanya.
"Seneng ketemu pacar, huh ?", ucap Jeno sangat dekat hingga setiap kali bibirnya bergerak akan sedikit bergesekan dengan bibir Karina membuat gadis itu menahan nafasnya.
Jeno menyerigai mendapati ekspresi Karina yang terlihat takut dan waspada apa yang akan dilakukannya.
"Lepas !", Karina berusaha memberontak tapi bagaimana dia bisa mengalahkan tenaga laki-laki.
Jeno semakin mendekatkan wajahnya. Sebelah tangannya yang menganggur menahan rahang Karina kuat agar terus menghadapnya. Dan akhirnya. Bibir mereka bertemu. Karina membulatkan matanya terkejut dengan tindakan saudara tirinya. Jeno menyesap bergantian bibir atas dan bawahnya. Karina mengatupkan rapat mulutnya menolak menikmati sentuhan Jeno.
Jeno yang kesal diabaikan mengigit bibir bawah Karina.
"Akh !"
Tidak menyia-nyiakan kesempatan. Lidahnya menelusup bermain di dalam mulut Karina membuat gadis itu gelagapan.
"Mmmph !", satu lengguhan lolos membuat Jeno semakin semangat mengeksplor mulut adik tirinya.
Bugh...
"Akh ! shit !", Jeno mengerang kesakitan karena lutut Karina tepat mengenai selangkangannya.
"Rasain lo ! dasar iblis mesum !", bentak Karina yang akhirnya pergi meninggalkan Lee Jeno yang masih mengerang kesakitan memegangi asetnya.
.
.
.
.
.
.
.Karina tidak bisa tidur karena terus memikirkan kelakuan Jeno yang seenaknya menciumnya. Oh astaga ! apa Jeno lupa mereka sudah menjadi saudara sekarang ? Atau orang itu memang tidak waras.
Ctar...
Karina terkejut mendengar suara guntur yang langsung diikuti hujan lebat padahal tadi tidak terlalu lebat. Karina menarik diri ke dalam selimut. Tubuhnya bergetar ketakutan dan mulai berkeringat.
"Sial ! kenapa harus sekarang ? Bunda nggak ada lagi !", gumam Karina berusaha mengatur nafasnya tapi dia terlalu dipengaruhi rasa takut.
Di kamar sebelah. Jeno sibuk dengan game di HPnya ketika suara guntur itu terdengar. Seketika dia ingat pesan Bunda soal Karina yang trauma dengan guntur dan hujan lebat di malam hari.
"Bodoh amat !", gumamnya kembali melanjutkan gamenya.
Tapi suara Bunda seakan menghantuinya. Dia akhirnya menyerah dan berjalan malas mengecek kamar Karina. Dan benar saja. Terlihat Karina bersembunyi di bawah selimutnya.
"Kar ?", panggil Jeno yang kini duduk di pinggiran tempat tidur.
Jeno menarik paksa selimut itu dan langsung menampilkan Karina yang tampak pucat dengan peluh keringat. Tangannya pun bergetar ketakutan.
"Tenang ! lo nggak sendiri. Ada gue disini", ucap Jeno lembut.
Malam itu. Lee Jeno menemani Karina tidur. Butuh waktu sekitar setengah jam sampai Karina terlelap tidur.
"Apa yang salah sama hujan lebat malam-malam, hmmm ? apa sih yang bikin lo trauma sampai segitunya ?", tanya Jeno seakan Karina akan bangun dan menjawabnya.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/285952829-288-k828980.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepsister | JENOXKARINA (END)
FanfictionJeno menerima keputusan Ayahnya menikah lagi. Senang hati menerima kehadiran wanita yang akan mengisi posisi Bundanya yang telah pergi. Tapi ada yang tidak disukainya dari pernikahan itu. Karena Bunda barunya datang sepaket dengan adik baru juga. Si...