#8

2.7K 225 7
                                    

Stepsister
By : Yoora Kin





Perang berkepanjangan di kediaman Lee tidak pernah ada habisnya. Dua manusia jahil itu tidak berhenti saling mengerjai. Jadi heran mengapa Iren dan Donghae belum menangkap gelagat keduanya. Seperti yang terjadi di weekend yang seharusnya tenang ini.

Jeno sedang asik mencuci mobilnya di depan rumah. Mobil kesayangannya tampak kembali baru setelah usahanya. Jeno tampak senang sesekali bersenandung entah lagu apa yang dinyanyikannya. Liriknya tidak jelas. Hingga...

Bugh...

Kedua mata sipitnya lagi-lagi dipaksa melotot mendapati buntalan bulu kotor jatuh di atas mobilnya.

"Bongshik-ah !"

Yah... itu kucing kesayangannya. Dari mana datangnya kucing yang seharusnya bermalas-malasan di kandangnya. Dan bagaimana pula kucing yang rajin dimandikan itu seperti baru saja keluar dari kubangan lumpur dan jatuh dengan sungguh tidak elite di atas mobilnya yang sudah bersih.

Jeno menoleh ke atas dan sialnya disana ada Karina yang sedang menyiram tanaman Bundanya di balkon lantai dua. Gadis itu tampak jelas meleletkan lidahnya sambil mengejek Jeno.

"Astaga, itu Bongshik kenapa ?", tanya Iren terkejut melihat kucing kesayangan Jeno yang bulunya sudah dipenuhi lumpur.

"Bongshik nakal Bund. Tadi main tanah di tanaman punya Bunda terus kabur jatohnya di mobil Oppa", jelas Karina yang sedikit berteriak dari balkon. Dan Iren percaya saja. Jeno jadi bingung harus berkata apa. Jadinya dia memilih membersihkan Bongshiknya.

Tapi... bukan Lee Jeno kalau tidak bisa membalas. Wajah Karina memerah kesal bahkan tidak ada hentinya mengumpat. Bagaimana tidak ? dia baru selesai membantu Bundanya membersihkan rumah dan mengurusi tanaman. Niatnya ingin beristirahat setelah mandi, tapi malah mendapati Bongshik si kucing gendut dengan bulunya yang masih basah seenaknya rebahan di kasurnya dengan santai menjilati bulu kakinya. Otomatis seprei yang baru diganti pagi ini jadi basah dengan banyak bulu halus si kucing yang menempel.

Ceklek...

"Eh Bongshik dicariin malah disini. Ayo... bulunya dikeringin dulu biar nggak flu", ucap Jeno setengah mengejek Karina dan bergegas mengambil Bongshik nya sebelum menjadi objek amukan Karina.

Hingga malam tiba. Penderitaan Bongshik si kucing tidak bersalah belum berakhir karena tiba-tiba saja dijadikan objek saling jahil dua manusia tidak berperi-kekucingan itu. Bahkan dalam satu hari ini entah sudah berapa kali kucing itu dimandikan. Jika bisa bicara mungkin kucing itu akan mulai memaki tuannya.

"Hari ini Bongshik kenapa nakal sekali ? dari pagi bikin masalah terus", omel Donghae. Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. Karina menonton TV bersama Ayah dan Bunda sedangkan Jeno sibuk dengan game nya.

"Iya, Yah ! seharian main tanah terus", tambah Iren.

"Buang aja gih ato give away tetangga !", jawab Karina santai. "Sekalian sama yang punya", sambungnya membuat Jeno mendelik kesal.

"Lo aja yang gue give away. Gitu-gitu Bongshik lebih lama tinggal disini yah !", protes Jeno.

"Ih... Ayah ! masa aku mau di-give away Oppa", aduh Karina pada Donghae.

"Lee Jeno !", tegur Donghae.

Sekali lagi Bongshik menjadi objek cibiran keduanya. Apa salah Bongshik ?

.
.
.
.
.
.
.

Jeno sedang mengatur suhu pemanas di kamar Bongshik. Yah, Bongshik punya kamar sendiri yang isinya semua barang-barang untuk kucing tentunya. Karena Jeno memiliki alergi bulu tapi memaksa memelihara Bongshik meski alerginya itu sudah hampir sembuh sekarang tidak separah dulu. Jadilah Bongshik dibuatkan kamar sendiri.

Ceklek...

Jeno menoleh dan langsung waspada mendapati Karina masuk begitu saja.

"Ngapain lo ? mau gangguin Bongshik lagi ?"

"Nggak kok. Orang gue mau minta maaf sama Bongshik", jawab Karina jutek lalu langsung mengambil Bongshik dan menggendong kucing itu.

"Bongshik sorry yah... salahin punya tuan modelan Lee Jeno jadi kena getahnya deh lo !", ucap Karina sambil mengelus bulu lembut Bongshik.

Memang yah tidak mungkin Karina melewatkan kesempatan menganggu Jeno.

"Udah deh Kar. Gue capek seharian ini... lanjut besok yah ! hari ini cukup, kasihan Bongshik yang nggak salah", ucap Jeno kini ikut duduk di samping Karina.

Keduanya akhirnya sibuk sendiri meski tetap nyaman berdampingan. Jeno sibuk dengan game di HP nya dan Karina sibuk bermain dengan Bongshik. Ternyata mereka bisa duduk berdampingan dengan tenang walau hanya sebentar.

Ceklek...

Sepelan mungkin Iren membuka pintu kamar itu. Sepasang orangtua keluarga Lee itu tersenyun gemas melihat mereka malah tertidur bersama Bongshik.

"Padahal seharian saling jahil sampai-sampai Bongshik dijadikan korban. Tapi lihat lucu sekali kalo lagi tidur", ucap Donghae menggeleng. Tentu saja keduanya tahu gelagat dua orang itu sepanjang hari ini.

"Bunda mau ngambil foto. Ini momen legend !", ucap Iren dan mengambil beberapa gambar mereka.

Donghae pun menggendong Karina menuju kamar gadis itu dan Iren membangunkan Jeno untuk pindah sendiri ke kamarnya.

"Aku senang Jeno sudah terbiasa dengan kalian begitupun Karina. Yah biarpun kelakuan jahil dua anak itu nggak ada habisnya", ucap Donghae.

"Yah emang nggak ada saudara yang benar-benar akur di dunia ini kan ?"

"Benar. Tapi... aku sempat khawatir saat Jeno tahu Karina bukan anak kandungmu. Aku hanya takut saja Jeno jadi melihat Karina dari sisi lain", ucap Donghae mencurahkan kekhawatirannya.

"Nggak usah khawatir. Mereka berdua sama-sama sudah dewasa. Kita cuma bisa percaya dan mengawasi mereka dari jauh. Anak muda tidak suka terlalu dikekang", ucap Iren meyakinkan.

"Iya, kamu benar"

.
.
.
.
.
.
.tbc

Stepsister | JENOXKARINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang