Stepsister
By : Yoora KinJeno tersenyum menatap Karina yang duduk di sampingnya. Dia sempat mengira Karina merencanakan sesuatu untuk mengacau di pernikahan sepupunya itu. Tapi ternyata tidak sama sekali. Gadis itu lebih tertarik dengan isi meja dessert.
"Wah... nggak sangka si playboy duluan married !",-Haechan.
"Yang lebih mengejutkan itu pengantin wanitanya. Diluar ekspetasi !", Renjun melirik Karina yang sibuk dengan bermacam-macam dessert di depannya yang diambilkan Jeno tadi.
"Harus married lah ! tiap hari bercocok tanam. Gue yakin udah isi pasti !", ucap Karina tiba-tiba membuat mereka tertegun.
"Mantan ter-savage !", ucap Jisung bertepuk tangan pelan.
Karina benar-benar tidak terpengaruh sama sekali. Malahan dia dengan senyum manisnya bersama Jeno menyalami pasutri baru sambil memberi selamat. Justru Mark yang terlihat memasang wajah masam kepada mereka. Terlebih karena sesuatu yang dibisikkan Jeno padanya.
"Karina aman di gue. Thank's for taking care of her !", begitulah kira-kira bisikan Jeno dengan nada menantangnya.
Sejujurnya mereka berdua berencana pulang duluan. Tapi sayangnya Jeno harus menyapa anggota keluarga lainnya terlebih dulu. Ingat kan ? Mark adalah sepupu Jeno. Tadinya Jeno mengajak Karina tapi gadis itu menggeleng ribut dan menolak. Dia belum siap dengan suasana canggung karena belum terbiasa dengan keluarga Lee yang lainnya. Terlebih nenek Jeno yang menurutnya paling menyeramkan disana. Dia pun cukup sadar diri. Meski Lee Donghae menerimanya sebagai anak tetap saja dia hanyalah orang asing di keluarga itu. Mungkin itu juga alasan dirinya tidak muncul di pernikahan Bunda nya. Takut saja menjadi titik lemah yang membuat wanita yang paling disayanginya itu diremehkan orang-orang.
Jeno pergi menyapa keluarganya dan Karina tinggal bersama teman-teman lainnya. Karina pun izin ke toilet sebentar. Dan siapa yang mengira dia harus berpapasan dengan Mark saat kembali dari toilet. Berpapasan atau Mark sengaja menemuinya ? entahlah apa maksudnya.
"Karina... I'm sorry !"
Karina mendengus mendengar permintaan maaf yang menurutnya malah seperti ejekan untuknya. Seakan-akan dirinya tidak rela dengan pernikahan itu.
"Lo harus perhatikan kata-kata lo atau nanti ada yang salah paham !", ketus Karina. "Mark Lee... Sebaiknya kita nggak usah ketemu lagi ! istri lo itu kan agak sensitif apalagi tentang gue"
"Kar..."
"Stop Mark ! gue nggak mau dicap jadi pelakor dan masalah apa pun dengan Kang Mina. Dia itu sangat-sangat merepotkan !", ucap Karina tegas. "Dan... sekarang gue juga punya orang yang harus gue jaga perasaannya", lanjutnya sebelum melangkah melewati Mark.
"Lee Jeno ? that's him ?"
Pertanyaan itu membuat Karina berhenti.
"Hmmm... Lee Jeno", jawabnya sebelum benar-benar pergi.
Karina benar-benar tidak ingin bertemu Mark lagi. Hanya tidak ingin membuat masalah mengingat Mark bagian keluar Lee. Sungguh tidak etis jika dia dicap perusak rumah tangga keponakan Ayah tirinya. Bisa-bisa Iren pun akan terkena masalah karenanya.
Ketika kembali ke aula utama matanya langsung bertemu Jeno yang sedang berbincang dengan beberapa sepupu. Seakan mereka saling bicara dalam tatapan itu, Jeno langsung menghampirinya dan keduanya meninggalkan tempat itu.
"Are you okay ? Mark mengacau lagi ?", tanya Jeno saat mobil mereka sudah mulai berjalan.
Yah... Jeno tahu. Dia melihat Mark yang berjalan keluar dari lorong yang sama tempat Karina keluar.
"I tell him about us ! nggak apa-apa kan ? gue capek terus-terusan harus berusan dengan dia"
Kekehan Jeno terdengar. Sebelah tangan mengemudi dan sebelahnya mengusap lembut pucuk kepala Karina.
"Good job !", ucap Jeno.
"Dia nggak akan bikin masalah kan ?"
"Nggak akan. Lo kan tahu gimana pengecutnya seorang Mark Lee !"
Karina mengangguk setuju dengan perkataan Jeno. Untunglah ada Jeno yang selalu ada disisi nya sekarang. Untuk pertama kali nya dia mengakui dirinya bergantung sepenuhnya pada seseorang. Dan orang itu Lee Jeno.
.
.
.
.
.
.
.Jeno tidak tahu kemana Karina mengajaknya pergi. Dia dengan patuh duduk di kursi penumpang di samping Karina yang menyetir. Yah kali ini Karina bersikeras menggunakan mobilnya.
Dan pertanyaan di kepala Jeno terjawab ketika mobil itu berhenti di tempat pemakaman. Sepertinya kekasihnya mengajaknya bertemu orang yang sangat penting. Seketika Jeno sedikit gugup.
Sambil membawa dua buket bunga mereka melewati jejeran batu nisan dan berhenti di depan dua nisan berdampingan.
"Hai Ma ! Hai Pa !", sapanya dan mengambil alih bunga dari tangan Jeno dan meletakan masing-masing satu.
Jeno membaca satu per satu nama yang tertera disana termasuk tanggal kematian. Dia terkejut mendapati hari ini adalah hari peringatan kematian. Mulutnya sudah gatal ingin bertanya banyak hal.
"Kenapa nggak ajak Bunda ?", satu pertanyaan lolos.
"Bunda nggak pernah datang kesini. She hate them !", jawab Karina membuat Jeno bungkam dan tidak berniat bertanya lagi. Takut saja jawaban tak terduga datang lagi.
Jeno hanya tahu satu hal tentang hubungan Karina dan Iren. Hubungan sesungguhnya adalah Karina keponakan Iren. Putri dari adik perempuan Iren.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepsister | JENOXKARINA (END)
FanfictionJeno menerima keputusan Ayahnya menikah lagi. Senang hati menerima kehadiran wanita yang akan mengisi posisi Bundanya yang telah pergi. Tapi ada yang tidak disukainya dari pernikahan itu. Karena Bunda barunya datang sepaket dengan adik baru juga. Si...