Stepsister
By : Yoora KinMobil Lexus LC 500 putih milik Karina memasuki parkiran sebuah gedung apartemen mewah. Dengan kantong belanjanya dia berjalan santai menaiki lift dan tiba di lantai 30. Menuju salah satu unit. Memasukan passcode pintu dan masuk ke dalam.
Setelah meletakan belanjaannya di dapur. Karina menuju kamar si pemilik unit itu. Berniat membangunkannya tapi diurungkan kembali setelah melihat ada orang lain disana. Berbaring dalam pelukan kekasihnya. Karina memilih menunggunya bangun sendiri. Menunggu sambil menonton tv dan cup ice cream ukuran XL favorite nya.
Tidak lama kemudian seseorang keluar dari kamar itu. Seorang gadis yang terkejut menyadari kehadiran Karina disana.
"Pergi kalau sudah selesai !", ucap Karina dingin.
"Ck, lo yang harusnya pergi ! Mark masih butuh gue", ucap Mina sombong.
"Jangan banyak tingkah ! nanti kedengaran Oppa, lo yang kena bukan gue. You know that !", ucap Karina santai.
Mark akhirnya keluar dari kamarnya masih dengan setengah sadar. Seulas senyum terbit di wajahnya mendapati sosok Karina sudah ada di apartemennya.
"Jangan dekat-dekat dulu ! mandi sana baru boleh peluk. Kamu bau jalang", ucap Karina sengaja menyindir Mina yang masih berdiri di tempatnya tadi.
"Lo masih disini ? pulang sana !"
Karina menggeleng mendengar usiran Mark yang tidak ada halusnya sama sekali.
"Aku kan nggak bawa mobil. Bisa antar aku pulang ?"
"Nggak bisa ! ada pacar gue disini. Nggak usah manja, biasanya juga pulang sendiri", ucap Mark sebelum masuk ke kamar mandi.
Karina berusaha menahan tawanya. Sungguh Mark Lee nya sangat kejam untuk wanita yang menghabiskan malam dengannya. Luar biasa. Tapi Karina paling heran dengan wanita yang terus saja menempel pada kekasihnya itu meski terus diperlakukan semena-mena seperti itu.
"Tunggu saja ! suatu hari Mark Lee pasti berpaling ke gue", ucap Mina sebelum pergi.
"Yah, yah. Selama berusaha, Good luck !", balas Karina dengan ekspresi meremehkannya.
Setelah kepergian Mina hanya suara TV yang mengisi keheningan tempat itu. Karina menatap kosong layar TV. Bohong jika dia tidak terpengaruh sama sekali dengan hubungan yang tidak ada masa depan itu. Tidak ada yang bisa diharapkan hanya tinggal menunggu saat yang tepat untuk berhenti.
Karina menggeleng dan menjernihkan kembali pikirannya. Memilih menuju dapur dan membuat sarapan untuk Mark. Pemuda blasteran Canada itu sangat buruk dalam hal memasak.
Pelukan hangat di pinggang membuatnya tersenyum. Mark menyenderkan dagunya di pundak Karina. Menghirup sebayak mungkin aroma manis khas milik kekasihnya. Keduanya beralih duduk makan bersama saling berhadapan.
"Apa ada yang lain selain Mina ?", tanya Karina tiba-tiba membuat kegiatan makan pemuda itu terjeda sebentar.
"Ada. Tapi aku cuma pernah bawa Mina kesini"
"Baguslah ! nggak baik kalau kamu gonta-ganti partner", ucap Karina kembali membuat Mark terdiam.
"Are you okay ? Are you mad at me ?"
"Nothing !", jawab Karina cuek.
Dadanya sesak. Tentu. Apalagi setelah melihat respon Karina yang nyatanya adalah kekasihnya seperti tidak peduli jika dia tidur dengan wanita lain. Tapi dia tidak bisa protes karena dia lah yang merusak hubungan itu. Dia lah yang menyuntikan racun dalam hubungan yang seharusnya baik-baik saja.
.
.
.
.
.
.
.Hari yang tenang di kediaman keluarga Lee. Tapi malah membuat Jeno curiga. Tidak biasanya Karina tidak membuat rencana sekedar membuatnya kesal. Hari ini gadis itu hanya berdiam diri di kamarnya sejak kembali dari kampus. Jeno ingin mengabaikannya dan menikmati hari yang tenang di rumahnya itu. Tapi sesuatu mengganjal hatinya dan dia memutuskan mengecek Karina. Bisa saja gadis itu melakukan hal aneh di kamarnya.
Tanpa mengetok pintu seperti biasanya dia langsung masuk sesuka hatinya. Prinsip Jeno bahwa rumah itu milik Ayahnya yang artinya miliknya juga jadi dia bebas memasuki ruangan manapun. Kasur kosong dan rapi menyambutnya ketika pintu itu terbuka. Pandangannya menyapu seisi kamar itu tapi dan menemukan si pemilik kamar duduk di lantai balkon.
Jeno mengambil selimut dan datang mendekati gadis itu. Karina sedikit tersentak kaget ketika Jeno tiba-tiba menyelimutinya.
"Kenapa tiba-tiba melo ? Berantem sama Mark"
"Apa peduli lo ?"
"Gue nggak peduli. Sama sekali nggak peduli. Sumpah ! Gue nanya supaya dapat bahan buat ngejek lo"
Karina mendelik kesal karena ekspresi menyebalkan Lee Jeno. Dan Jeno menjadi samsak manusia dadakan dan menerima pukulan bahkan tendangan Karina yang sedang kesal.
"Cukup !", Jeno menahan kedua tangan Karina agar berhenti memukulnya. "Jadi siapa yang lo bayangin pas mukul gue ? Mark ?"
Karina kembali ke posisi duduk semula. Dia memandang lurus langit malam yang gelap. Tidak ada bintang satu pun yang terlihat.
"Kenapa ? mulai sadar hubungan kalian itu salah ? Nyakitin ?", tanya Jeno lagi dan kali ini Karina mengangguk.
"Dulu gue rasa semuanya nggak masalah karena kita LDR. Gue nggak lihat gimana dia sama perempuan lain. Tapi sekarang setelah ngelihat langsung ternyata gue nggak bisa"
"Tapi lo ngelakuin hal yang sama kayak Mark"
"Iya, gue juga sama brengseknya. Tapi gue sama Mark beda"
"Beda gimana ? lo berdua sama Kar. Bermain-main dengan hubungan kalian", ucap Jeno berharap Karina segera sadar.
"Kang Mina. Lo tahu kan ? selingkuhan Mark Oppa. Pertama kalinya dia bahas selingkuhannya bahkan cerita banyak hal tentang selingkuhannya. Dan sejak saat itu dia nggak pernah lepas dari Kang Mina sampai hari ini. Lo ngerti kan maksud gue ? She's more then just having an affair. That's what I see". Karina menoleh dan keduanya saling menatap.
"Tinggal tunggu waktu sampai Mark berpaling", tebak Jeno.
Karina menggeleng tidak setuju dengan perkataan Jeno.
"Tinggal tunggu waktu Mark Lee sadar dan mutusin gue. Dia sudah lama berpaling. FYI, sejak awal Mark yang pertama selingkuh", ucap Karina dengan mata berkaca-kaca. "But
I don't want to be the sad girl. Gue yang akan mutusin Mark bukan diputusin. Kang Mina ? dia pantas dapat bekas gue ""Finally...", batin Jeno.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Stepsister | JENOXKARINA (END)
FanfictionJeno menerima keputusan Ayahnya menikah lagi. Senang hati menerima kehadiran wanita yang akan mengisi posisi Bundanya yang telah pergi. Tapi ada yang tidak disukainya dari pernikahan itu. Karena Bunda barunya datang sepaket dengan adik baru juga. Si...