Stepsister
By : Yoora KinLiburan yang menyenangkan sayangnya berlalu dengan singkat. Terlebih untuk yang baru saja memanfaatkan moment liburan untuk upgrade status. Yah... walau pun tingkah dua manusia rusuh itu tetap sama. Masih saling jahil dan sesekali bertengkar kecil. Tapi bisa dilihat ada sesuatu yang membuat keduanya lebih terlihat nyaman satu sama lain.
Seusai liburan. Si Ayah kembali ke pekerjaan yang menumpuk karena dia benar-benar menepati janji untuk tidak menyentuh pekerjaan selama liburan. Begitu pun Iren yang harus disibukan dengan mengecek semua butik miliknya yang juga dia abaikan selama liburan. Dan tentunya Jeno dan Karina yang kembali ke kenyataan. Jeno dengan skripsi dan Karina dengan badai tugas di semester baru. Semoga tidak ada iblis lain yang menambah kekacauan di keluarga kecil mereka.
"Semester baru... jadi kalian berdua jangan main terus ! Jeno yang bener skripsi nya. Jangan lupa janji kamu buat lulus tepat waktu nggak kelamaan. Terus Karina juga fokus kuliahnya biar IPK nya nggak turun", Donghae mengawali pagi dengan ceramah singkat untuk kedua anaknya.
"Bener kata Ayah ! jangan sibuk pacaran mulu. Eh... kalian nggak pernah kenalin ke Bunda pacar kalian ?"
Skakmat... keduanya menghindari tatapan Iren dan tidak berniat menjawab sedikit pun.
"Lah Bunda udah kenal pacar aku dari lahir !", batin Jeno.
"Ini Bund depan mata ! udah kenal luar dalem malahan", batin Karina.
Keduanya malah sibuk berteriak menjawab dalam hati. Seandainya ada yang tidak sadar dan mengeluarkan satu kata saja. Mungkin minimal meja makan terbalik oleh si Bunda.
"Kalo menurut Ayah, kalian siapin dulu metal pacar kalian baru bawa kenalin ke Bunda", kali ini Donghae mengatakan hal yang benar.
"Ck, emang Bunda seseram itu ? kalian aja yang lemah !", protes Iren tidak terima.
Setelah sarapan mereka berangkat terpisah. Donghae ke kantor. Iren ke butik. Jeno ke Kampus. Karina ke tempat janjian dengan teman-temannya. Biasalah masalah oleh-oleh para ladies.
"Cie... ada yang kelihatan berbunga-bunga !", goda Giselle melihat Karina yang datang sambil tersenyum cerah.
"Ekhem... liburannya kelihatannya perfect nih ! aura nya beda gitu", Ningning ikut-ikut.
"Ayo good news nya dibagi !", pancing Winter.
"Kelihatan banget yah ? initinya gue seneng aja liburan kali ini", jawab Karina seadanya.
"Ckckck... yang bikin senengnya apa ?", pancing Giselle.
"Hmmm... tempatnya bagus, makanan enak, shoping lancar-"
"Pacaran lancar ?", potong Ningning.
"Huh ? tahu darimana ?", tanya Karina heran. Dia kan belum cerita apa-apa.
"Dari postingan lo sama Jeno lah ! jelas banget yang lagi asik pacaran", jawab Winter dan diangguki yang lain.
"Ngapain nanya kalo udah tahu ?"
"Yah kan pengen denger langsung dari lo. Jadi udah resmi nih ? Ekhem cinta kedok kakak-adek udah selesai kan ?", goda Winter menyenggol lengan Karina.
"Yah gitu ! Jeno nembak gue say yes", jawab Karina to the point.
"Tuh kan gue bilang. Lepas dari Mark bisa kan lo langsung dapet yang baru !"
"Nggak usah bahas mantan oke ! buang sial yah girls !", ucap Karina mengundang tawa teman-temannya.
Dan Karina memulai ceritanya tentang liburan dan tentu saja hubungannya dengan Jeno. Tidak ada salahnya menyombongkan pacar baru kan ? teman-temannya setiap menjadi pendengar setelah disogok oleh-oleh.
.
.
.
.
.
.
.Karina kehilangan kata-katanya sangking terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. Seakan dunia sangat senang mempermainkannya.
"Wah... luar biasa ! Apa gue bilang ? lo emang harus putusin si buaya bule itu. Gila sih ini ! untung lo cepat sadar !", ucap Jeno berulang kali.
Apa yang membuat Karina bungkam dan Jeno heboh sendiri ? hanya karena sebuah undangan tak terduga yang tiba di kediaman keluarga Lee pagi ini.
Being someone’s first love may be great, but to be their last is beyond perfect.
Mark & Mina
Sungguh ! ingin rasanya Karina menyeret Jeno ke hadapan mereka dan meneriakan dengan lantang jika dirinya sangat baik-baik saja.
"Lihat kata-katanya ! kok feel nya kayak nyindir gue yah ?", ucap Karina kesal.
"Emang lo merasa tersindir ?"
Karina menggeleng menjawab pertanyaan Jeno. Untuk apa dia merasa tersindir. Kan dia yang mencampakkan Mark. Yah kan ?
"But I'm envy ! can we make one like that too ?", ucap Karina sukses membuat Jeno terlonjak kaget.
"Karina ? it's a wedding invitation. You want us to make one? wedding invitation ?", tanya Jeno memastikan saja kekasihnya masih waras.
"Emang nggak boleh ? Kan cuma bikin satu buat pamer kayak mereka. Ntar di bagian date nya taru aja coming soon", ucap Karina antusias.
"Lo pikir poster film ? ini mereka nikah beneran bukan undangan cuma buat pamer. Bego banget sih lo !"
"Yah siapa tahu kan ? akal-akalan si Mina aja"
"Daripada mikir undangan mending mikir cara kasih tahu Ayah-Bunda"
"Lah itu kan tugas lo ! mending gue fitting baju ke nikahan mantan", ucap Karina masa bodoh.
"Mark nikah sama Mina. Ngapain lu yang fitting baju ?"
"Yah harus lah. Lo juga sini ikut ! Ke nikahan mantan itu harus perfect kalo bisa lebih wow daripada pengantinnya", ucap Karina heboh sendiri.
"Ck, ini beneran ?"
"Iya lah ! ayo !"
"Kemana ? Mall ? Gue nggak mau ikut lo tour Mall lagi. Kapok gue ! lo sama Bunda bisa berjam-jam kalo udah di Mall"
"Tenang ! kita cuma ke satu tempat hehehe. Butik Bunda lah ! lumayan gratisan", jawab Karina membuat Jeno menggeleng.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepsister | JENOXKARINA (END)
FanfictionJeno menerima keputusan Ayahnya menikah lagi. Senang hati menerima kehadiran wanita yang akan mengisi posisi Bundanya yang telah pergi. Tapi ada yang tidak disukainya dari pernikahan itu. Karena Bunda barunya datang sepaket dengan adik baru juga. Si...