#27

2K 183 4
                                    

Stepsister
By : Yoora Kin



Kali ini Jeno mendatangi fakultas Karina untuk menjemputnya. Namun dalam sekejap suasana hatinya berubah suram mendapati Karina yang bercanda dengan beberapa pria. Untungnya Karina menyadari kehadirannya dan langsung menghampirinya.

"Kenapa lagi ?", tanya Karina yang langsung tahu ada yang salah saat melihat ekspresi Jeno.

"Lo punya banyak temen cowok ?", tanya Jeno setengah menyindir sindir dan Karina mengangguk paham.

"Ohhh dulu kan gue punya banyak selingkuhan", jawab Karina sengaja ingin menjahili Jeno.

"Ck, lo mau selingkuh ?"

"Kan gue bilang du-lu. Lee Jeno... du-lu. Lagian mereka tahu nya Karina adik Jeno. Bukan Karina pacar Jeno. Yah dikira single setelah putus dari Mark", jawabnya lagi membuat Jeno mulai kesal.

"Lo nyindir gue, huh ? Perluh gue bikin press conference kayak artis-artis biar semua orang tahu lo pacar gue, huh ?"

"Yah kalo bisa gitu yah bikin aja. Lo pikir lo doang yang kesel ?", ucap Karina yang tiba-tiba ikut kesal.

Mereka tiba di depan loker Karina. Begitu loker terbuka banyak hadiah didalamnya hingga sebagian jatuh keluar.

"Nih ! gue mendadak jadi kurir hadiah dari fans lo", kesal Karina.

Jeno tidak jadi marah dan malah tersenyum sok polos.

"Maaf yah ? Jangan marah dong !", bujuk Jeno.

Jeno terus membujuk Karina hingga mereka tiba di parkiran dan masuk ke mobil. Karina masih saja memasang ekspresi kesal.

"Sebanyak apa pun yang ngejar gue. Gue cuma mau lo aja !", ucap Jeno masih berusaha membujuk Karina.

"Gue tahu", jawab Karina membuat Jeno tersenyum.

Tentu saja Karina tidak benar-benar kesal. Mungkin sedikit. Tapi kan itu bukan salah Jeno punya banyak penggemar.

Drrt...

"Lo jawab ! gue lagi nyetir", pintah Jeno merasakan getaran handphone di saku nya.

Karina menurut dan mengambil handphone Jeno.

"Siyeon ?"

Deg...

Jeno mengumpat dalam hatinya. Kenapa harus Siyeon yang menelepon saat ini ?

"Nggak usah dijawab !"

"Kenapa ? karena mantan ?"

"Gue nggak suka kalo lo jawab telepon dari mantan lo. Jadi gue juga nggak mau. Lagian udah mantan kan ?"

Karina tersenyum puas mendengar jawaban Jeno. Senang saja karena Jeno selalu memikirkan dari sisi dirinya.

"Blokir aja yah ?"

"Do whatever you want !"

Tentu saja Karina melakukannya. Dengan senang hati dia memblokir kontak Siyeon. Mantan harus dilupakan. Terlebih mantan yang suka menganggu mereka perluh disingkirkan.

Jika dulu Jeno diajak Karina ke makam orangtua nya. Kali ini giliran Karina diajak Jeno ke makam Ibu nya. Wanita yang melahirkannya itu meninggal karena sakit saat dia masih kecil dan belum mengerti apa-apa membuatnya hanya mengingat sedikit kenangan tentang Ibunya. Saat Donghae pertama kali memperkenalkan Iren padanya Jeno langsung menempel pada Bunda nya. Mungkin karena dia merindukan sosok Ibu. Iren bagi Jeno dan Karina adalah malaikat yang memeluk mereka saat mereka butuh sosok Ibu.

.
.
.
.
.
.
.

Malam ini hujan mengguyur lebat dilengkapi dengan suara guntur dan kilatan petir. Kali ini tanpa disuruh Jeno sudah berada di kamar Karina. Memeluk erat kekasihnya, membantu gadis itu tertidur.

"Mau dengar cerita Papa-Mama gue ? gue tahu lo penasaran kan ? apalagi waktu gue bilang Bunda benci mereka"

Jeno mengangguk dan Karina mulai bercerita. Sejujurnya Karina tidak suka mengingat tentang yang terjadi di masa lalu. Tapi dia selalu ingin berbagi segalanya dengan Jeno.

Karina masih mengingat jelas malam itu. Persis malam ini, hujan turun sangat lebat. Itu juga alasan Karina masih sering kesulitan seperti malam ini karena dirinya akan mengingat malam itu disaat hujan turun lebat di malam hari. Karina berusia 7 tahun saat dirinya terbangun di tengah malam. Keringat dingin menguyur tubuh mungilnya. Perutnya tidak nyaman dan mual parah menyerang. Dengan kaki mungilnya berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Dengan sisa kekuatannya di menuju kamar orangtua nya mencoba membangunkan mereka tapi tidak ada respon. Gadis kecil itu pingsan sambil menahan sakit perutnya.

Karina kecil terbangun 3 hari kemudian dan saat itu kedua orangtuanya sudah dimakamkan. Hanya ada Iren yang menjaganya dan terus menghibur gadis kecil itu agar tidak mencari orangtuanya lagi.

"Mereka menikah di usia muda dan belum siap. Papa berusaha melakukan banyak hal untuk keluarga kami tapi pada akhirnya mereka menyerah dan memilih mengakhiri semuanya. Yang Bunda benci adalah mereka nggak bisa tanggungjawab tentang pilihan mereka. Bahkan
nggak sedikit pun minta bantuan Bunda", ucap Karina tersenyum getir. "Gue masih ingat. Malam itu Mama tiba-tiba masak banyak makanan favorite kami. Dan ternyata itu makan malam perpisahan dari mereka", lanjutnya.

Jeno mengusap lembut punggung Karina dan mengecup dahinya. Ternyata kekasihnya menyimpan banyak kenangan menyakitkan di balik sifat cerianya.

"It's okay ! Now you have me, Bunda, Ayah", hibur Jeno.

Karina tersenyum lagi dan semakin masuk ke pelukan Jeno. Pelukan yang selalu membuatnya merasa aman. Pelukan yang disukainya setelah pelukan Bunda nya.

.
.
.
.
.
.
.tbc

Stepsister | JENOXKARINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang