#10

2.8K 220 4
                                    

Stepsister
By : Yoora Kin





Suara hujan di luar mengisi keheningan malam itu. Hawa dingin akibat hujan membuat Jeno semakin mengeratkan pelukannya pada Karina. Gadis itu sudah berhenti menangis dan jatuh tertidur.

Tadi gadis itu tiba-tiba saja menangis membuat Jeno gelagapan. Bagaimana jika kedua orangtua mereka salah paham dan mengira dia yang membuat Karina menangis ? Bisa-bisa dia diceramahi Ayahnya.

Jadilah dia menghibur Karina hingga gadis itu berhenti menangis. Meminjamkan pelukannya untuk menenangkan gadis itu.

"Kenapa nangis karena hubungan yang jelas berantakan. Terlebih karena Mark Lee. You're stupid !"

.
.
.
.
.
.
.
.

Jeno bergegas keluar dari kamar karena dia hampir terlambat ke kampus. Namun langkahnya berhenti sebentar menatap pintu kamar Karina yang tertutup. Tidak lama Iren keluar dari kamar itu.

"Gimana Bund ?", tanyanya.

"Demamnya masih belum turun. Tapi anaknya ngeyel nggak mau ke rumah sakit. Bikin pusing Bunda !"

"Mau Jeno bantu bujuk Karina ?"

"Nggak usah. Kamu kan harus berangkat sekarang. Tadi katanya telat ?"

"Eh, iya Bund Jeno telat !"

Jeno bergegas turun menuju meja makan. Mengambil beberapa lembar roti dan meneguk habis segelas susu sebelum berlari ke garasi dan segera berangkat ke kampus. Iren dan Donghae sampai menggeleng melihat kelakuannya.

Jeno berlari menuju kelasnya begitu tiba di parkiran kampus. Semoga dia tidak lupa mencabut kunci mobilnya.

Kelas sudah ramai dan untungnya dosen belum datang. Dia berniat menuju bangku yang sudah disiapkan teman-temannya di barisan tengah. Namun dia berubah pikiran dan duduk di barisan terdepan membuat teman-temannya heran. Alasan ? dia melihat pemandangan menyebalkan. Mark dengan Kang Mina di sampingnya. Padahal gadis itu bukan dari jurusannya, bukan dari fakultas bahkan dari universitas lain. Tapi gadis itu sangat rajin menempeli Mark hingga ke kelasnya. Jeno dulu tidak peduli. Tapi dia tiba-tiba kesal hari ini karena teringat Karina yang sedang sakit di rumah.

"Kasihan banget lo Kar. Lo sakit di rumah tapi pacar lo malah mesra-mesraan sama selingkuhan", gumamnya meremas pena tak bersalah hingga patah.

Jeno tidak bisa fokus dengan penjelasan dosen. Pikirannya melayang memikirkan adik yah adik tirinya di rumah. Sesekali dia melirik tajam pria paling brengsek versinya di barisan tengah.

"Lo kesambet apa duduk paling depan ?", tanya Jaemin saat menghampiri Jeno ketika dosen sudah keluar.

"Nggak apa-apa pengen aja"

Jawaban itu justru membuat teman-temannya semakin merasa aneh.

"Jen, Karina ada kelas ? kok dia nggak angkat telepon gue yah ? Chat gue juga nggak dibalas", tanya Mark yang mengundang decakan tak suka dari Mina yang setia menggandengnya.

"Kenapa tanya gue ? kan lo pacarnya", jawab Jeno cuek.

Mereka berjalan beriringan keluar kelas. Jeno masih saja bersikap dingin pada Mark. Rasanya dia ingin menendang jauh-jauh pasangan itu. Pasalnya telinganya panas mendengar suara manja Kang Mina yang menurutnya sangat menjijikan. Apalagi Mark dengan senang hati merespon.

Sebuah panggilan masuk membuat HP Jeno berdering. Melihat kontak Bunda nya dia segera menjawab panggilan itu.

"Kenapa Bund ?"

"Jeno, Karina pingsan pas mau ke kamar mandi. Demamnya masih tinggi"

"Hah ?", Jeno ikut panik mendengar nada panik Iren.

"Ayah lagi meeting di kantor nggak bisa angkat telepon kayaknya"

"Bunda tenang ! Jeno pulang sekarang", ucap Jeno dan bergegas pergi membuat teman-temannya bingung karena tidak sempat bertanya.

Jeno langsung melajukan mobilnya menuju rumah. Sesekali dia mengumpat karena jalanan lumayan ramai sehingga harus berusaha menyalip beberapa kendaraan.

Begitu tiba di rumah dirinya langsung disambut Bundanya yang panik memangku kepala Karina yang masih terbaring di lantai kamar. Jeno segera menggendong Karina menuju mobil. Dia bisa merasakan panas tubuh Karina begitu kulit mereka bersentuhan. Jeno dan Iren baru bisa bernafas lega setelah tiba di RS dan dokter menangani Karina.

.
.
.
.
.
.

Mark terus mencoba menghubungi Karina. Tidak biasanya Karina tidak memberi kabar seharian. Ditambah dia tidak menemukan Karina di kampus. Bahkan dia mendatangi kediaman keluarga Lee tapi tidak ada orang disana. Bahkan kini Jeno pun tidak menjawab panggilannya. Perasaannya tiba-tiba tidak tenang.

"Mungkin dia sibuk sama cowoknya yang lain", ucap Mina yang bersandar nyaman di bahunya.

"Sesibuk apa pun Karina dia setidaknya ngechat gue. Dia selalu ijin kalo mau jalan sama cowok lain", ucap Mark membuat Mina tidak senang.

"Yah bisa aja kan dia emang lagi senang-senang sama selingkuhan dan lupa sama kamu"

"Diam ! lo nggak tahu apa-apa soal Karina. Jaga mulut lo !", bentak Mark tiba-tiba.

Mark meninggalkan Mina dan memilih pulang. Dia sudah terlanjur kesal. Ini pertama kalinya Karina benar-benar mengabaikannya. Perasaan takut yang dulu dirasakannya saat pertengkarannya dengan Karina di perselingkuhan pertamanya kembali menghampirinya. Rasa takut Karina akan meninggalkannya.

"Karina kamu dimana ?"

.
.
.
.
.
.
.tbc

Stepsister | JENOXKARINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang