Stepsister
By : Yoora KinMungkin dua-tiga hari Karina bisa menghindari Mark. Tidak bisa selamanya dia terus menghindar. Ditambah Mark tiba-tiba saja jadi lebih sering mencarinya.
"Hari ini aku ada pertandingan. Kamu nonton kan ?", tanya Mark dan diangguki Karina. Yah lagi pula Jeno juga ada tim yang sama dengan Mark.
Tidak dapat dihindari. Hari itu Karina datang bersama teman-temannya menonton pertandingan basket. Dari tempatnya duduk dia bisa melirik Mina yang juga datang untuk menonton Mark.
"Kar, selir Mark ikutan nonton", ucap Winter.
"Selir ?"
"Iya, Kang Mina selir. Lo ratunya hehehe", sambung Ningning membuat Karina menrolling matanya heran dengan perkataan aneh mereka.
"Ck, mau dandan kek miss univers tetap aja selir. Noh sih Mark liat kesini terus. Yah ratunya kan disini ngapain lirik selir, ya kan ?", tambah Winter.
"Tapi... kayaknya ratu nya malah ngelirik pangeran lain", sambung Giselle menyenggol lengan Karina yang malah memasang kamera untuk merekam pemuda berstatus saudara tirinya itu.
"He's my stepbrother", bantah Karina. "Bunda nyuruh gue rekam", lanjutnya.
Pertandingan di mulai dan sorakan penonton semakin ramai apalagi ketika ada yang mencetak skor. Mark selalu tersenyum ke arah Karina setiap kali dia mencetak skor. Karina sampai bisa merasakan aura dingin dari arah bangku tempat Mina duduk. Sudah dapat dipastikannya gadis itu pasti menatapnya geram. Kira-kira berapa kali dia dikutuk Kang Mina hanya dalam hitungan menit.
"Gue bingung. Kenapa Mark masih cari yang lain ? padahal dia punya lo yang menurut gue yah. Temen gue ini termasuk perfect yah. Banyak lo yang ngantri", tanya Winter tiba-tiba.
"Yang namanya manusia nggak ada yang puas. Artinya ada yang Mina punya tapi nggak ada di gue. And I'm having an affair too", jawab Karina.
"Yah emang sih. Tapi nggak ada tuh selingkuhan lo yang nempel kayak ulet bulu ke lo"
"Karena gue punya batasan. Sedangkan Mark ? he left Mina beside him. Because he need her"
"Oke, gue balik pertanyaannya. He need Kang Mina, kenapa masih bertahan dengan lo ?", kali ini pertanyaan dari Giselle membuat Karina sempat terdiam.
"I do not know. I can't guess what's in Mark Lee's head. Gue aja heran kenapa hubungan ini bisa bertahan sampai sejauh ini", jawabnya kemudian. "Honestly, I'm tired"
"Hmmm... gue sebagai teman cuma berharap lo ambil keputusan yang tepat",-Giselle.
"Bener Kar ! hubungan kalian itu udah jelas saling nyakitin. Kalo gue di posisi lo, jujur gue nggak akan tahan",-Winter.
"Setuju ! hati kalian berdua itu terbuat dari apa sih ? kalo gue, udah lama melambai and say goodbye",-Ningning.
"Sebaiknya lo ambil keputusan sebelum semuanya makin rumit. Kalo lo masih pertahanin Mark, make yourself the only one for him, no Kang Mina or others. But otherwise, then talk to him and end your pathetic relationship", saran Giselle membuat Karina termenung.
Hubungan yang dulu terasa hangat perlahan mendingin. Jika dulu dia selalu menunggu kabar dari Mark hingga melupakan segalanya kini dia enggan bahkan menghindari kekasihnya itu. Baik-baik saja ? tentu tidak. Siapa yang baik-baik saja saat dia tahu betul kekasihnya bersama wanita lain ? Dia pikir dengan melakukan hal yang sama dengan Mark maka akan menyembuhkan lukanya. Tapi setelah melakukannya dia sadar tidak ada yang membaik. Dia malah menjadi pengecut yang selalu bersembunyi dari kenyataan. Kenyataan bahwa kisah nya bersama Mark sudah lama berakhir.
.
.
.
.
.
.
.
.Tadinya Karina ingin memanfaatkan Saudara tirinya lagi untuk menghindari Mark. Tapi sayangnya dia harus pasrah ikut dengan Mark setelah melihat Lee Jeno pergi bersama seorang wanita. Karina belum pernah melihat wanita itu sebelumnya.
Mark membawanya ke apartemen pemuda itu. Sejujurnya Karina membenci tempat itu karena fakta Mark selalu membawa selingkuhannya kesana. Siapa yang tahu jika jalang itu akan menetap disana berapa malam menemani kekasihnya ?
"Bisa kita bicara sekarang ? kenapa menghindari aku ?", tanya Mark to the point. Yah, Karina sadar cepat lambat mereka akan membahasnya.
"Oppa... aku pikir sebaiknya kita putus", ucap Karina yang jelas membuat Mark terdiam. Tadinya dia sedang mencari minuman untuk Karina dari kulkas.
"Apa maksud kamu ? apa ada yang salah ?", tanya Mark tidak terima.
"Sejak awal hubungan kita sudah salah. Seharusnya hari itu kita benar-benar putus"
Mark menatap Karina tak percaya. Dia tidak berharap mendengar kata 'putus' dari kekasihnya. Niatnya mengajak gadis itu berbicara dan menyelesaikan masalah mereka dan hubungan mereka berjalan seperti biasanya lagi.
"Apa karena Kang Mina ? kamu terganggu dengan Kang Mina ? aku akan mengusirnya kalau kamu minta"
"Kang Mina ? kamu juga sadar masalah kita. Fakta kalau sudah ada banyak orang asing dalam hubungan artinya hubungan kita sudah salah"
Mark menggeleng tidak setuju.
"Karina. Kamu juga selingkuh. Kita berdua sama-sama melakukan kesalahan. Kita bisa saling memaafkan seperti sebelumnya. Putus ? Aku tidak mau"
"Oppa... benar kita berdua sama-sama melakukan kesalahan. Makanya kita harus berhenti sekarang sebelum kita semakin saling menyakiti"
Mark menatap Karina tidak percaya. Sudah lama sejak mereka membahas hubungan yang berantakan itu. Sejujurnya Mark sengaja selalu menghindari topiknya. Dia takut berujung dengan perpisahan. Dan hari ini benar terjadi. Begitu mereka membahas hubungan itu semuanya berakhir dalam beberapa kata. Seakan gadis itu memang sudah menunggu moment itu. Kesempatan untuk meninggalkannya.
"Aku pergi. Terima kasih untuk segalanya. Thanks to be my first love", ucap Karina dan berbalik menuju pintu keluar.
"Lee Jeno. He's one of your reasons ?"
Langkah Karina terhenti mendengar pertanyaan konyol itu.
"He's always be my stepbrother", jawab Karina dan kembali melangkah pergi.
.
.
.
.
.
.
.
.tbcYeay triple up !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepsister | JENOXKARINA (END)
FanfictionJeno menerima keputusan Ayahnya menikah lagi. Senang hati menerima kehadiran wanita yang akan mengisi posisi Bundanya yang telah pergi. Tapi ada yang tidak disukainya dari pernikahan itu. Karena Bunda barunya datang sepaket dengan adik baru juga. Si...