#7

2.9K 220 2
                                    

Stepsister
By : Yoora Kin







Lee Jeno tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya jadi melihat video yang tiba-tiba trending di kampus mereka. Video berisi drama singkat dengan tokoh utama dirinya padahal tidak ada penampakan wajahnya sama sekali hanya namanya saja yang disebut. Dia sangat terhibur terutama di adegan saat Karina diguyur minuman. Memang paling menyenangkan menertawakan kesialan musuh abadinya.

Campus hot trending : Niat labrak pelakor nyasar labrak adik gebetan.

Byur...

Sepertinya drama labrak-melabrak belum selesai. Giliran Jeno yang diguyur minuman. Si sipit terkejut hingga hampir terjungkal dari kursinya. Otomatis dia berdiri dan menatap garang si pelaku.

"Apaan sih lo ?!"

"Kakak-adik harus adil. Kan gue kena sial karena lo. Jadi lo harus rasain juga dong !", jawab Karina mengundang gelak tawa teman-teman Jeno. Yah, Karina yang melakukannya. Gadis situ menjulurkan lidahnya mengejek Jeno.

Jeno ingin mengejar Karina dan membalasnya tapi Karina dengan sigap bersembunyi di belakang Mark. Tentu saja Mark dengan senang hati menjadi tameng kekasihnya. Jeno berakhir mengalah dan memilih membersihkan diri di toilet.

"Jahil banget sih kamu !", ucap Mark gemas mencubit hidung Karina.

"Tadi itu aku niatnya mau baik-baik terus drama foto bareng Jeno ala-ala brosist goals terus upload buat ngejek tuh cabe. Tapi nggak jadi deh, Lee Jeno ngetawain aku", keluh Karina membuat Mark dan yang lainnya kembali tertawa.

Jeno yang kesal semakin kesal disuguhi adegan sok romantis ala-ala bucin Mark Lee. Entah... dia masih belum setuju dengan hubungan mereka berdua yang menurutnya adalah toxic relationship. Dia yakin suatu saat dua orang itu akan berakhir saling menyakiti.

"Mata lo sipit yah terima aja. Nggak usah dipaksa melotot !", cibir Karina yang menyadari tatapan tajam Jeno. Memang yah... yang namanya musuh maka tidak boleh melewatkan satu menit pun untuk sekedar saling mencibir.

"Lo beneran nantangin gue hah ?", emosi Jeno kembali tersulut.

"Udah-udah ! tawuran mulu. Kakak-adek itu sayang-sayang. Kata Karina tadi ala-ala brosist goals", ceramah Haechan mengundang tatapan jijik Lee Jeno.

"Nggak sudi gue punya adek modelan begini"

"Siapa juga mau punya Kakak modelan titisan iblis kayak lo ?", balas Karina tidak mau kalah.

"Udah dong Kar !", ucap Mark ikut menengahi.

"Ck, awas aja lo di rumah !", ancam Jeno.

"Uuuh... Bunda takuuut !", ejek Karina membuat Jeno mendengus kesal.

"Get ready for your punnish !", batin Jeno.

.
.
.
.
.
.

Di kamarnya yang nyaman itu, Karina berbaring di kasurnya sambil memakai masker oleh-oleh dari Bundanya. Sesekali bersenandung mengikuti lagu pop yang diputarnya. Karina sangat menyukai saat-saat dirinya bisa sendiri dan menenangkan pikirannya dari dunia luar.

Ceklek...

Kerasnya musik membuat Karina tidak sadar ada yang masuk. Dia baru sadar saat ada gerakan di kasurnya karena orang itu ikut berbaring di sampingnya. Karina menoleh dan terkejut hingga mengumpat mendapati orang itu seenaknya berbaring di kasurnya.

"Keluar ! lo bau keringat bngst ! jangan cari gara-gara deh !", Karina mendorong-dorong Jeno yang memang jelas baru pulang karena masih memakai pakaian tadi di kampus.

Bukannya pergi Jeno malah memeluk Karina dari samping membuat gadis itu meronta kesal. Oh ayolah... Karina sudah mandi.

"Gue laporin Bunda !", ancam Karina tapi tidak mempan sama sekali. "BUND-"

Teriakan itu terhenti karena mulutnya dibungkam Jeno dengan satu ciuman. Yah, ciuman yang membuat tubuh Karina tiba-tiba mematung. Jeno menyerigai di tengah ciumannya puas dengan reaksi Karina. Bukan sekedar mengecup tapi Jeno memberi lumatan lembut di bibir Karina meski gadis itu tidak membalas sama sekali.

"KARINA, JENO ! AYO MAKAN MALAM !"

Teriakan wanita pemilik tahta tertinggi di rumah itu menginterupsi mereka. Jeno terpaksa mengakhiri aksinya. Senyum kemenangan yang mengejek mengembang begitu saja hingga kedua mata sipitnya tertutup membentu dua bulan sabit. Tidak ketinggalan tangan jahilnya mencubit gemas pipi Karina.

"Itu hukuman dari gue !", ucap Jeno sebelum pergi meninggalkan Karina yang masih mematung di kasurnya.

"Lee Jeno sialan !", makinya sambil menendang-nendang tidak jelas hingga kasurnya berantakan. Dia bahkan menjadikan guling tidak bersalah sebagai samsak tinju kecilnya seakan sedang menghajar Jeno.

Ujungnya di meja makan. Dua orang itu saling melempar tatapan tajam. Seakan saling memaki dari tatapan mereka. Dan tidak lengkap rasanya kalau tidak ada perang kaki di bawah meja. Berharap saja mereka tidak salah menendang kaki kedua orangtua yang juga duduk makan bersama mereka. Yah... berharap saja...

.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Stepsister | JENOXKARINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang