Stepsister
By : Yoora KinKarina masih nyaman di bawah selimut hangatnya yang nyaman. Namu suara Iren sudah menggelegar pagi ini. Baru 2 kali Iren menerobos masuk ke kamarnya untuk membangunkan gadis itu. Faktanya bukan hanya Karina tapi Iren bolak-balik mengomeli kedua anaknya. Donghae sampai angkat tangan dengan keributan pagi ini takut ikut mendapat omelan dia memilih memastikan semua bawaan mereka sudah diangkut ke mobil. Ya ! hari ini mereka akan berangkat liburan.
Jeno yang pertama kali menyerah dan beranjak dari kasurnya. Iren menyuruhnya untuk membangun Karina tapi yang terjadi Jeno malah ikut menyelinap ke dalam selimut Karina dan lanjut tidur. Hingga akhirnya murka Iren naik sampai batasnya dan berakhir keduanya mendapat guyuran air dingin pagi ini.
Setelah pagi penuh drama, seisi kelurga Lee akhirnya berangkat untuk liburan mereka. Karina dan Jeno tentu saja melanjutkan tidur di pesawat hingga membuat Iren menggeleng dengan tingkah mereka. Semakin hari sifat dan kelakuan mereka semakin mirip. Mereka bahkan terkadang sepakat melakukan beberapa kenakalan dan saling melindungi saat mendapat omelan sang Bunda.
Setelah penerbangan berjam-jam mereka tiba di tujuan dan diantar mobil yang memang datang menjemput ke vila yang sudah disewa si Kepala keluarga. Yap ! Bunda menyiapkan keperluan sedangkan Ayah menyiapkan akomodasi dan uang jajan. Sedangkan kedua anak nakal itu hanya terima bersih dan tinggal menikmati liburan.
Saat hari sudah sore dan hampir gelap. Mereka langsung bersiap makan malam. Suasana hangat keluarga yang harmonis diselingi candaan bahkan pertengkaran kecil kedua anak nakal yang tentu berujung omelan sang Bunda.
"Oppa ? lo kan udah mau lulus. Setelahnya lo mau ngapain ?", tanya Karina tiba-tiba.
Keduanya sedang duduk bersantai di balkon kamar Karina menonton laut malam yang indah dan dua kaleng bir. Jeno mengambil diam-diam dari kulkas. Kali ini hanya ada dua kaleng bir yang jelas tidak cukup membuat mereka mabuk dan kehilangan kewarasan seperti waktu itu.
"Hmmm... bantuin Ayah di kantor, maybe ?"
"Emang lo bisa ? Konsultasi sama dospem aja lo gagap, gimana ketemu client Ayah ?"
"Ck, kan diajarin dulu sama Ayah", Jeno menendang kecil kaki Karina tidak terima diremehkan.
"Semoga Ayah yang sabar ngajarin otak batu kayak lo", ledek Karina lagi.
"Lo cari gara-gara huh ?", kesal Jeno yang mengawali aksi rusuh kejar-kejaran yang berujung omelan sang Bunda. Tidak di rumah tidak liburan mereka sama saja.
Besoknya...
Jeno dan Karina menghilang begitu saja setelah sarapan. Mereka pergi berdua melihat-lihat pantai. Mencoba banyak water sport yang tersedia. Mengambil banyak foto dan video untuk social media maupun untuk disimpan sendiri. Keduanya benar-benar menikmati waktu berdua untuk bermain seharian. Mereka hanya berhenti sejenak untuk makan siang. Itu pun karena diseret Bunda kembali ke vila.
Saat malam tiba, mereka berdua berakhir di sebuah bar yang lumayan jauh dari vila. Sengaja tidak ingin direcoki si Nyonya besar. Memesan beberapa botol bir. Yah, mereka selalu menjaga batas aman sekarang kalau soal alkohol. Takut insiden gila terjadi lagi.
"Gue selalu pengen ajak Mark liburan bareng kayak gini tapi nggak pernah terjadi. Selalu ada saja alasan buat batalin entah itu gue atau Mark"
Jeno tertawa pelan sedikit mengejek mendengar pengakuan Karina baru saja.
"And you know... Mark udah pernah liburan bareng Kang Mina. Gila kan ? gue berasa jadi selingkuhan malah dia yang pacar sungguhan", lanjutnya lagi lalu menegak birnya sangking kesal mengingat kelakuan si mantan pacar. Memang ketika putus keburukan mulai terlihat lebih jelas.
"Anggap aja sekarang lo balas dendam, liburan bareng gue"
"Ck, liburan sama pacar beda kali liburan keluarga", protes Karina.
"Sejak kapan kita jadi keluarga ? gue masih belum terima lo sebagai adik gue tuh !", ucap Jeno membuat Karina mendelik kesal. Dasar pemancing kerusuhan.
"Serah lo deh ! gue lagi malas berantem"
"Cih... ambekan lo ! Segitunya lo mau jadi adik gue ?", tanya Jeno tiba-tiba membuat Karina jadi berpikir sejenak.
"Mau nggak mau tapi harus kan ? gue harus... karena Bunda", jawab Karina seadanya.
Jeno memegang dagu Karina dan menariknya agar mereka bertatapan.
"Sorry I can't... for me... you more then a sister !"
Pengakuan yang terlalu tiba-tiba itu membuat Karina tertegun. Tatapan keduanya masih terkunci satu sama lain. Karina seakan tenggelam dalam kedua obsidian milik Jeno. Perlahan Jeno mendekatkan wajahnya dan tujuannya adalah kedua bibir lembut milik Karina.
"You know... we can't ! ini salah", ucap Karina menghindari ciuman Jeno.
"What's wrong if I love you ? I just follow my heart !"
"Can we ?", tanya Karina penuh keraguan. Tatapannya jelas menyiratkan seberapa besar ketakutannya. Ketakutan ketika dirinya mengambil pilihan egois sekali lagi dan berakhir menoreh luka baru lagi di hatinya.
"Yes, we can if we want. Just follow our heart !"
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepsister | JENOXKARINA (END)
Fiksi PenggemarJeno menerima keputusan Ayahnya menikah lagi. Senang hati menerima kehadiran wanita yang akan mengisi posisi Bundanya yang telah pergi. Tapi ada yang tidak disukainya dari pernikahan itu. Karena Bunda barunya datang sepaket dengan adik baru juga. Si...