Separate 19!

1K 149 16
                                    

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

Hari Taehyung yang sejak awal tidak berjalan baik berkelanjutan hingga ke sekolah. Kesan pertama yang ia dapat saat pertama kali masuk kelas adalah tatapan mengintimidasi dari seisi kelas.

Bisikan yang bahkan bisa ia dengar dengan jelas membuat nya memutar bola mata jengah.Apa apaan mereka, Taehyung tahu dirinya tampan tapi tetap saja ia tak suka di tatap,camkan itu!

Berbanding terbalik dengan Taehyung yang seakan tak ingin memiliki teman. Jungkook si adik justru saat ini tengah duduk di kantin dengan banyak gadis di sekitar nya.

'' Cih, dia tak pernah benar-benar berubah." Taehyung yang duduk di pojok yang lumayan jauh berdecih kesal. Adik nya benar-benar seperti buaya, dekat dengan para gadis memberi harapan lalu menghilang.

Ia sendiri sejujurnya tak suka perilaku Jungkook,tapi selagi Jungkook tak benar-benar mempermainkan para gadis itu, menurut Taehyung  masih normal.

'' Hey! Kau yang waktu itu kan."
Taehyung ingin mengumpat rasa nya kala tepukan keras di bahunya serta teriakan nyaring yang membuat telinga nya sakit.

Ia menoleh menatap tajam si pelaku, siapa yang berani menganggu ketenangan nya.

'' H-hey jangan menatap ku seperti itu, kau menatap ku seperti akan membunuh ku eoh." Pemuda itu berangsur mundur, Taehyung mendengus kesal lalu kembali menatap ke depan.

'' Kau orang itu kan ? Atau aku salah orang." Pemuda itu kembali berbicara, jujur Taehyung jengah mendengarnya.

'' E-eh tapi ku pikir aku benar, kau orang yang berani melawan si brengsek Kyung Sok itu kan? Si anak kelas XI yang sok berkuasa, apa kau mengingat nya?" pemuda itu mencerocos tanpa henti, jika saja tak menjunjung etika Taehyung pastikan ia akan menyumpal mulut pria di depannya ini dengan kertas. Sungguh amat menganggu!

'' Aku tak mengenal mu pergilah."
Pemuda itu terkejut saat Taehyung mengusir nya, sungguh tidak sopan.

''H-heyyy bagaimana bisa kau mengusir senior mu anak baru. Aku datang ke sini ingin mengajak mu kerja sama untuk melawan Kyung Sok. E-eh? Bukan maksud ku aku kesini ingin mengajak mu bergabung di tim basket" Pemuda itu kembali lagi dan lagi berbicara, benar-benar membuat Taehyung kesal.

'' Aku tidak tertarik dan jangan menggangguku." Jengah di hadapkan dengan sosok sok kenal itu membuat nafsu makan Taehyung menguap.

Ia lantas berdiri dan berjalan pergi, di pojok Jungkook terkikik geli menahan tawa. Yeah ini semua rencananya untuk balas dendam pada sang kakak. Dengan mengatakan pada si senior jika sang kakak ingin bergabung di tim basket. Bahkan Jungkook bela-belaan memuji skill basket sang kakak.

' hehehehe sesekali membalas mu tak apa kan kak? Aku tak akan jadi adik durhaka bukan?"

*
*
*

Bibi Ahn nampak panik, raut wajah nya kentara akan khawatir. Ia sudah mencari sosok Jimin di seluruh penjuru rumah. Pemuda itu menghilang ketika bibi Ahn kembali ke dapur untuk membuatkan nya susu. Bukan sejam atau dua jam, tapi sudah lebih dari 3 jam Jimin menghilang. Matahari sudah hampir turun dari singgasana nya .

Bibi Ahn yang panik sudah menelpon Hoseok, dan sebentar lagi pamannya itu akan datang. Tapi tetap saja bibi Ahn merasa tak tenang, Jimin hilang dalam kondisi yang tidak baik. Remaja itu baru saja menangis, bibi Ahn takut Jimin akan berbuat yang tidak-tidak.

Ia juga sudah berusaha menghubungi Jin, selaku sang ayah. Namun sayang telepon milik Seokjin tak dapat di hubungi. Pilihan terakhir bibi Ahn adalah Yoon Gi, dan pemuda itu juga sudah pergi mencari Jimin.

Menghilang nya Jimin membuat para pamannya cemas. Namun si empu seperti tak bersalah, saat ini ia tengah duduk di taman yang cukup jauh dari rumah nya. Duduk termenung melihat orang orang yang berlalu lalang, bermain, ataupun bercanda ria.

Bibir nya tersenyum sebentar, lalu kembali datar kemudian. Ia tak lagi menangis, Jimin itu bukan anak yang cengeng. Papa nya pernah berkata, jadi anak laki-laki itu tidak boleh cengeng. Kalau cengeng maka peri cantik tak akan mengabulkan permintaannya, dan Jimin masih yakin akan itu. Ia berharap jika sang peri akan segera mengabulkan permintaan nya.

Dirasa hari sudah cukup sore, Jimin memutuskan untuk kembali pulang. Ia langkahkan tungkai nya malas, sungguh Jimin tak ingin pulang jika saja ia tak mengingat orang rumah mungkin cemas menunggu nya. Kepala Jimin tertunduk, kaki nya menendang rerumputan atau bebatuan jalan.

Brak

Semua tiba-tiba terjadi, Jimin segera bangkit dan membungkuk meminta maaf. Karena kecerobohan nya, Jimin tak sengaja menabrak seseorang yeah meski ia yang terjatuh tapi tetap saja ia yang salah.

'' Maaf kan aku"

'' Eh kau anak yang waktu itu bukan?"

Jimin segera mengangkat wajahnya, menatap wajah wanita yang tak sengaja ia tabrak.

'' Bibi pemakaman?" Mulutnya spontan memanggil si wanita dengan panggilan cukup aneh yang membuat wanita itu terkekeh kecil sembari tersenyum yang membuat kedua matanya menghilang.

'' Kau lucu sekali, ku pikir kita tak akan bertemu lagi." Wanita itu tetap tersenyum, sesaat Jimin terlena menatap wajah cantik yang tersenyum pada nya itu.

'' Ah sayang sekali bibi tak membawa jas mu, ah atau kau ingin ke rumah bibi sebentar? Tenang saja rumah bibi tak jauh dari sini, hmm?" Wanita itu menawari Jimin dengan ramah, dan sebenarnya Jimin juga menyayangi jas itu sehingga ia mengangguk pelan. Berjalan mengikuti wanita cantik itu dari belakang menuju rumahnya yang ternyata memang tak terlalu jauh dari taman.

Sekitar lima menit berjalan, akhirnya mereka sampai di rumah yang tak terlalu besar namun mewah. Wanita itu terlihat kesusahan membuka pagar yang cukup tinggi sehingga Jimin lansung membantu nya. Untuk yang kesekian kali nya wanita itu berterima kasih sembari tersenyum manis.

'' Duduklah, bibi akan mengambilkan jas mu."

Jimin mengangguk, menatap sekitar rumah itu terasa hangat hingga membuat Jimin tersenyum sendiri tanpa sebab.

'' Silahkan diminum tuan " tak berapa lama kemudian datang seorang wanita yang mungkin umurnya tak beda jauh dari bibi Ahn.

'' Ah terimakasih bi, maaf merepotkan." Jimin kembali membungkuk hormat berterima kasih.

Meneguk minuman menghormati si bibi, lalu kembali duduk menanti. Namun derap langkah kaki membuat Jimin menoleh, seseorang datang dari arah pintu utama. Jimin berbalik menatap seseorang yang baru saja datang, seorang pemuda dengan seragam lengkap.

'' Kau? "











***

Hay Hay maaf ya Hye gak up setelah PTS kemaren soalnya sibuk ngafal koreografi dan bikin koreografi untuk DBL

So update sekarang lebih panjang, semoga gak bosenin 😊

Separate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang