~o0o~
Tawa lembut menghiasi padang rumput berisi puluhan atau bahkan ratusan domba itu.
Jimin yang beberapa waktu lalu berwajah kecewa telah hilang. Yang tinggal hanyalah Jimin dengan tawa lepas dan senyum semanis rembulan. Bergelut dengan dua ekor anak domba yang baru saja pandai berlari.
''Jack ayo kemari, tangkap aku jika kau bisa." Ia berlari menjauh layak nya bocah kecil, menggoda salah satu anak domba yang tengah menyusu.
Mendengar teriakan lembut itu, jack yang tengah menyusu lantas menoleh. Mulai mengejar Jimin yang terkikik geli dengan seekor lagi anak domba dalam gendongan nya.
''Jimin jangan berlarian, ingat tidak boleh lelah jika ingin tetap bermain."
Dari luar pagar Hoseok berteriak, mengingatkan keponakan tersayang nya akan sebuah batasan. Akan tetapi Jimin yang tengah dilanda bahagia tak terlalu mendengarkan teriakan sang paman. Ia tetap berlari hingga tersandung dan jatuh di atas jerami. Hitungan detik Jack lansung meloncat menimpa tubuh buntal itu.
''Hahaha kau membuat ku geli Jack" domba kecil itu mulai menelusup kan kepalanya pada lengan Jimin. Kembaran nya kety juga tak mau kalah, domba kecil berjenis kelamin betina itu ikut menjilati pipi Jimin layaknya seekor anjing kendati ia domba.
''Hey kenapa kalian begitu menggemaskan hmm" Jimin usap bulu lembut kedua domba itu hingga menimbulkan suara manja.
''Jika lelah masuklah kedalam Jim, Uncle dan Paman mu menunggu di dalam eoh. Kasihan Paman mu sudah tua jadi tak bisa berdiri lama-lama."
Jimin terkekeh geli mendengar perkataan Husain yang justru membuat Hoseok kesal.
Mengangguk sebagai jawaban lalu kembali fokus pada dua anak domba tadi. Sedangkan dua orang dewasa itu telah berjalan masuk menjauhi kawasan domba.*
*
*Jika Jimin bisa tersenyum bahagia, di lain tempat Taehyung tengah menggerutu. Yeah seperti biasa Jungkook adalah sumber dari kekesalannya.
''Berhenti menatap ku, atau ku lempar kau dengan sepatu."
Ia menatap jengah sang adik, hari ini keduanya ditinggal berdua saja di rumah baru mereka di Korea.Sang ayah telah pergi ke Jepang, dan sang ibu tengah berada entah dimana.
''Kau yang memecahkan barang ku, lalu kenapa kau juga yang marah. Harusnya aku yang marah pada mu, dasar egois."
Jungkook menggerutu kesal,tangan nya sibuk mengumpulkan sebuah figuran wanita cantik yang pecah.
''Kau bilang aku apa?" Taehyung menatap Jungkook penuh amarah, entah kenapa ia jadi seemosi ini. Yang jelas kata-kata Jungkook membuat nya sangat marah dan tersindir.
''EGOIS" Taehyung bahkan tersentak kaget kala Jungkook berteriak.
''Kau sangat egois, apapun yang kau lakukan selalu benar. Kau anggap semua orang salah, di mata Mama kau juga selalu benar. Kenapa kau seperti ini hah. Apa aku bukan adik mu, aku ingin memiliki kakak seperti orang orang yg selalu mendukung adiknya. Bukan kakak yang overprotektif, egois dan arghhhh seperti mu pokoknya."teriak Jungkook.
Taehyung masih terdiam, ia bahkan tak sadar Jungkook telah pergi menuju kamarnya. Bagaimana bisa Jungkook yang selalu merengek membentak nya, bahkan tak lagi memanggil nya kakak.
''JUNGKOOK, JUNGKOOK-AH !" tersadar dari lamunannya nya, Taehyung memanggil sang adik.
''Apa aku bukan kakak yang baik? Kenapa selalu saja semua orang menjauhi ku. Pertama Tae Hyun pergi meninggalkan ku untuk selamanya, dan sekarang Jungkook marah pada ku." Taehyung berkata lirih.
Ia memandang sebuah foto anak laki-laki usia 5 tahun yang terpajang besar di ruang keluarga.
''Aku bukan kakak yang baik kan Hyun-ah?"
*
*
*
*''Jimin-ah ayo masuk, udara sudah mulai dingin." Hoseok berdiri di balik pagar, berteriak memanggil keponakannya yang masih sibuk dengan dua anak domba itu.
''Iya Paman." Balas Jimin berteriak, setelah nya ia berdiri dan membersihkan sisa jerami pada baju nya yang menempel.
''Selamat malam Jack, kety. Pergilah ke kandang, daa"
Jimin melambaikan tangannya pada dua ekor anak domba yang telah berlari masuk kedalam kandang nya. Terlalu lugu untuk remaja di usia nya,yang masih berbicara pada hewan kendati tak akan ada jawaban.
Setelah memastikan kedua anak domba itu masuk ke kandang,Jimin segera berlari pelan masuk ke rumah Husain.Sore telah berlalu, senja mulai menjamah.Udara malam di sekitar pegunungan menjadi lebih dingin jika malam hari.
''Huh dingin"
Husain dan Hoseok terkekeh mendengar ucapan Jimin yang baru saja masuk. Pemuda 18 tahun itu segera berlari menuju perapian dan duduk berjongkok dengan gemas di depannya.
''Jim, ingin secangkir coklat panas untuk teman nya?" Tanya Husain yang tengah sibuk di dapur bersama Hoseok.
''dengan banyak marshmellow"
Jimin mengangguk dan mengacungkan dua jempolnya membuat baik Husain maupun Hoseok tertawa.''Wuahh hewan apa ini." Suara kagum Jimin kembali terdengar. Seekor serangga bercahaya terbang mendekati nya. Membuat Jimin terpesona hingga mulutnya terbuka tanpa ada tanda-tanda akan terkatup.
''Serangga nya bisa masuk ke mulut mu jika terus terbuka Jim." Husain yang datang mengantarkan susu terkekeh geli melihat tingkah Jimin.
''Serangga apa ini Uncle?" Jimin menengok dengan muka berkerut yang membuat semua orang bisa stress karena gemas.
''Ini nama nya kunang-kunang, mereka sering berkunjung." Tangan tan milik pemuda Afganistan itu mengelus lembut kepala Jimin, layaknya mengelus kepala anak nya.
'' Ahhh mereka sangat lucu."
''Kau lebih lucu Jim, sangat lucu." Husain yang terlalu gemas mencubit pipi Jimin hingga si empu menggerutu kesal.
''Uncleee'"
''Ayo makan"
''Kau terlalu imut Jim.
Senyum nya bagai bulan di langit badai, meski tertutup awan tapi cahayanya tetap terang setia menemani malam
~S.P~**
Selamat HUT RI ke 76 Indonesia 😆🇮🇩
Up spesial HUT RI 🤭Semoga suka yah 😉
Buat yang nanya Blood Sweat and Tears gak ada niat up? Aku sedang berusaha mencari alurnya karena sebentar lagi bakal Tamat.
Buat yang belum follow aku yuk di follow,mau follback DM aja yah
So
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Separate
Fantasy[ follow sebelum baca] Brothership✓ VMIN✓ Sebuah dinding besar telah terbangun di kehidupannya sejak awal. Bukan tanpa dasar, keberadaannya yang diragukan menimbulkan sebuah keretakan. Tidak ada keharmonisan dalam kisahnya, ia hanya remaja penyakit...