Ch 11

1.2K 115 5
                                    

Baru melangkah keluar dari kamarnya. Alva langsung berteriak kesakitan saat telinganya di jewer dari samping.

"Aakhh !!" Alva menoleh, melihat siapa yg melakukan kekerasan ini padanya. Ia melihat Askara menyunggingkan senyum datar yg mengintimidasi.
"Bang, apaan sih ini ! Sakit kuping gue !"

Alva meronta berusaha melepaskan jeweran di telinga nya.

"Lo bawa anak siapa ke rumah, Al ?!" tanya Askara, mulai mengintrogasi

"Lepasin dulu kuping gue, bang !! Sebelum gue jadi Smurf !" pekik Alva, menahan sakit di telinganya

Askara mengalah, ia melepaskan jewerannya. Hembusan nafas berat keluar dari mulutnya. Ia menatap sang adik yg tengah mengusap-usap telinganya yg memerah.

Tatapan Alva tertuju pada Askara dengan sengit. Askara dapat membaca raut wajah adiknya yg pasti tengah mengutuknya dalam hati. Tersirat jelas ia mengatakan Abang sialan ! Namun tak berani mengatakannya. Hanya tatapannya yg menjelaskan. Tapi Askara mampu menangkap maksudnya.

"Jelasin ama gue, boy ! Siapa cewek yg masih molor di kamar lo"

"Cewek gue" jawab Alva jujur

Askara berdecak, ia melipat kedua tangannya di dada.
"Kencing masih belum lurus aja lo pake acara pacar-pacaran segala. Lo masih bolon, bocah !"

"Serah lo deh bang" Alva tak pernah mau membalas ucapan Askara yg tidak mau kalah. Yang ada abang nya itu akan terus memojokkan Alva. Dan Alva malas memperpanjang obrolan mereka.

"Abis berapa ronde semalem ?"

Pertanyaan frontal Askara tak begitu berpengaruh untuk Alva. Ia mendelik jengkel pada laki-laki itu.

"Gue gempur dia ampe subuh !" tukas nya sengit. Lalu berlalu pergi dari hadapan Askara.

Giliran Askara yg melongo di tempat. Tubuhnya mematung dengan mulut terbuka. Ia memegang dahi nya sendiri.

Apa iya Alva melakukan itu ?

Askara menggelengkan kepala nya tak habis pikir. Gila ! Dia merasa kalah oleh adiknya sendiri.

"Gue aja kuatnya cuman dua jam"

🍀

Navasha menuruni tangga dengan langkah pelan. Ia melihat dua laki-laki beda usia dusuk di meja makan. Alva menatapnya datar, sementara laki-laki yg berdiri di sampingnya melempar senyum hangat pada Navasha.

"Morning, baby !" sapa Askara

Sontak, Alva menyorot abang nya itu dengan tatapan tidak terima. Ia menendang tungkai kakinya kesal. Askara langsung meringis mengusap kakinya sendiri.

"Adik durhaka lo !" ucap Askara pada Alva

"Dia cewek gue !" tegas Alva

Navasha sudah sampai di bawah. Ia duduk di samping Alva setelah Askara menyuruhnya bergabung. Rasanya agak canggung. Navasha tidak tahu jika di rumah itu Alva tidak sendirian. Karena setahu Navasha saat datang malam tadi, tidak ada siapapun di rumah Alva kecuali cowok itu. Dan bi Sari tentu nya, yg sudah Navasha sogok sebelumnya demi bisa pergi ke kamar sang pacar.

"Makan, sayang" Askara berucap manis, menggeser piring berisi toast untuk Navasha. Navasha membalas nya dengan senyum kikuk.

Alva menyentak sontak dan garpu nya di meja. Menghempaskan punggungnya sembari membuang nafas kasar.
"Lo mancing amarah gue banget sih bang ?!"

"Apaan sih, Al. Abang emang begini kalo ama perempuan" kilah Askara. Ia menatap Navasha yg duduk di depannya.
"Bagi abang, semua perempuan harus di perlakukan lembut"

Alvasha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang