"AL !!"
Navasha memanggil dengan riang. Senyum nya terpancar secerah mentari pagi ini. Namun seberapa cantiknya pun Navasha dengan senyum nya itu, Alva hanya meliriknya sekilas. Lalu kembali melanjutkan langkah nya tak peduli.
Navasha mencebik, menghentakkan kakinya kesal.
"Sayang ! Dipanggil bukannya nyaut kek. Apa kek, kamu kan gak bisu !" omel Navasha. Ia berjalan disisi Alva.
"Males" balas Alva acuh
"Kamu punya mulut buat apa sih kalo gak digunain ?" cibir Navasha jengkel.
Alva tak menanggapinya lagi. Ia terus berjalan tanpa memperdulikan Navasha disisinya.
Navasha semakin kesal. Ternyata perubahan status mereka tidak berdampak banyak pada Alva. Cowok itu tetap aja sedingin kutub es dari utara.
"Kenapa cowok gue sedingin ini sih ya tuhan" Navasha bergumam frustasi
Alva meliriknya sedikit, tersenyum sangat tipis.
Navasha terhenyak, merasakan tangannya di raih Alva disisinya. Menautkan kelima jari mereka.
"Lo tahu kenapa gue dingin ?"
"Emm, emang udah bawaan dari lahir kan ?"
Alva tersenyum geli, ia mengacak rambut Navasha pelan, "Karena anget nya udah abis sama lo"
Navasah termangu. Ia loading, sumpah. Tak paham gombalan Alva yg di dengarnya.
Anget ? Dingin ?
Bola mata Navasha melebar saat ia mengerti kalimat yg diucapkan Alva. Senyumnya terukir sangat lebar. Namun Alva ternyata sudah jauh melangkah di depannya. Meninggalkan Navasha yg semula terbengong.
"Alva bisa gombal juga ternyata" seru Navasha tersipu. Ia berlari mengejar cowok nya itu "Aakh, makin sayang Alva. Sini sayang, aku cium !"
Mendengar perkataannya. Alva melotot, ia bergidik ngeri, lalu melangkah cepat menjauhi Navasha.
"Alva kok malah kabur sih ! SAYANG !!"
Navasha berlari mengejar. Sedangkan Alva semakin lama semakin mengencangkan larinya.
Gila saja, Navasha itu terlalu agresif. Mereka di lingkungan sekolah. Dan Navasha berkata ingin menciumnya ? Alva lebih baik ngumpet di toilet sekolah daripada harus menahan malu dicium Navasha depan umum.
Alva bersandar di toilet cowok setelah menghindari kejaran Navasha.
"Kenapa cewek gue begini amat ya tuhan"
🍀
Johan, Ares, dan Geo duduk di kursi beton dengan senyum geli tersungging di wajah mereka. Sama-sama memperhatikan Alva yg tengah mencebik kesal karena sikap Navasha.
"Diem Al !!" tegas Navasha
Alva berdecak, ia terus mengelak saat Navasha menyentuh wajahnya. Ia tak suka dengan apa yg Navasha lakukan padanya.
Navasha mendengus kesal
"Diem coba ! Apa harus aku cium dulu baru kamu mau diem""Cium-cium mulu anceman lo" cibir Alva jengkel. "Udah abis muka gue lo bejek-bejek kemaren. Ampe abis facial wash gue buat ngilangin bau jigong lo"
Ares dan Geo tertawa mendengarnya. Dicium Navasha bukannya seneng, malah terdengar seperti siksaan bagi Alva.
Navasha memutar bola matanya malas,
"Ya makanya diem, sayang. Aku olesin sunblock dulu bentar""Gak mau, Sha !" tolak Alva. Ia risih dengan benda yg di bawa Navasha saat ia hendak bermain basket. Navasha memaksa nya mengoleskan cream itu di muka nya. "Gue bukan cewek !"
"Yang bilang kamu bencong siapa, hellow ?!" Navasha berujar malas
"Aku kan cuman mau ngolesin sunblock aja. Ini itu buat nyegah sinar matahari, sayang. Bukan buat cewek doang. Cowok juga bisa""Gue gak mau !" tolak Alva tegas
"Ih, Alva bandel ! Cium beneran lho ini !" Navasha berkacak pinggang.
Alva menghela nafas malas. Memutuskan mengalah daripada dicium lagi oleh Navasha. Terlebih di lapangan basket di depan banyak orang.
Alva sudah jadi pusat perhatian sejak tadi. Ia tidak mau semakin jadi tontonan gratis dengan ulah Navasha yg diluar akal.
"Tipis-tipis aja tapi"
"Nah, gitu donk. Kan aku nya seneng" ucap Navasha
Ia mengoleskan sunblock nya dengan telaten. Ia mengolehkan cream itu dengan tipis sesuai permintaan Alva.
Setelah selesai, Navasha mengecup pipi Alva sekilas. Membuat Alva melotot tidak terima.
"Udah bilang jangan cium !"
"Abis gak tahan, pipi kamu gemoy" cetus Navasha dengan senyum geli
Alva menggeram menahan kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvasha (End)
Ficção AdolescenteHari-hari Alvaro tidak bisa setenang biasanya, ketika ia berhadapan dengan Navasha. Saat cewek itu memaksanya untuk berpacaran dengannya. "ALVARO ATTAREKSA, WILL YOU BE MY BOYFRIEND?" "CEWEK GILA!"