Navasha melangkah masuk ke dalam rumah Alva. Ia melihat Askara dengan asisten nya di ruang tamu. Navasha menghampiri mereka.
"Pagi bang Askara !" sapa Navasha tersenyum manis
"Eh !" Askara terkesiap. Terlalu serius dengan pekerjaannya sampai tak menyadari kedatangan Navasha.
"Pagi, cantik ! Mau ketemu Alva ya ?!" balas Askara"Iya bang" jawab Navasha. Iya pun tersenyum pada wanita di samping Askara, menyapa nya.
"Yaudah, langsung aja ke atas. Al nya lagi tidur. Tolong bangunin sekalian ya ! Abang mau balik ke kantor lagi. Kamu kalo laper di kulkas ada makanan, tinggal kamu hangetin" Askara menjelaskan panjang lebar.
"Iya, bang. Aku ke atas dulu kalo gitu ya ! Abang lanjutin aja lagi kerja nya. Maaf aku udah ganggu tadi" Navasha mengukir senyum canggung.
Tapi Askara membalas dengan senyum hangat. "Santai. Buat adik ipar mah apapun gak masalah"
Askara sangat baik. Navasha cukup bersyukur ia di terima oleh kakak dari pacarnya itu. Meski hubungan Alva dan Askara kelihatannya kurang baik, tapi Navasha tetap harus mendapat restu darinya.
Navasha sampai di kamar Alva. Ia menutup pintu lagi setelah masuk kedalam sana. Dilihatnya, Alva tidur tengkurap di atas ranjang. Di bawah selimut yg menutupi tubuhnya hingga sebatas dada. Kepalanya menghadap ke kiri. Navasha mengambil posisi berbaring di sisi nya. Memandangi wajah cowok itu yg masih terlelap.
Tangannya menghalau helaian rambut Alva yg menghalangi mata terpejam cowok itu.
Cowok ini, lagi tidur pun ganteng nya gak luntur. Gak ada mangap-mangap ala tidur orang normal. Atau dengkuran yg biasa nya jadi aib seseorang.
Alva tidur dengan tenang. Kedua matanya terpejam sempurna. Mulutnya mengatup. Hanya dadanya yg naik turun dengan teratur yg menandakan kehidupan nya.
Navasha tersenyum. Ia tidak bohong, Navasha sangat mencintai cowok itu. Perasaan nya membuncah setiap kali mengingat Alva adalah pacarnya sekarang. Jangan salahkan Navasha jika ia bertingkah agresif, karena perasaan nya pada Alva terlalu meluap tak mampu ia bendung.
"I love you my boyfriend" bisik Navasha. Ia mengecup mata Alva yg tertutup.
Ia lalu menelungsup kan kepalanya di dada Alva. Melingkarkan tangannya memeluk cowok itu. Tanpa sadar, ikut terlelap bersama nya.
🍀
"ASTAGFIRULLAH AL !!"
Alva terjaga, mendengar suara Ares yg cukup keras. Matanya menyipit melihat tiga temannya di ambang pintu kamarnya. Tiga manusia itu memasang ekspresi terkejut dengan mulut terbuka.
Alva berdecak, "Apa sih ?! Teriak-teriak aja kayak tarzan" ketusnya
"Heh bocah ! Itu lo ngapain tidur berdua begitu. Gak takut lo di seret ke KUA hah ?!" seru Geo
Alva mengernyit bingung. Tidak paham apa yg dibicarakan teman-teman nya. Saat Alva hendak bangun. Tangannya tertahan sesuatu yg menindihnya. Alva menoleh, bola matanya langsung melebar.
"Navasha ?!"Navasha melengguh pelan. Bola matanya mengintip melihat Alva yg menatapnya kaget. "Pagi, sayang !" sapa nya
Tangannya kembali melingkar memeluk perut Alva. Membuat tiga teman Alva semakin menggelengkan kepala nya tak habis pikir. Sedangkan Alva masih tercenung tidak paham dengan situasi ini.
"Gak nyangka gue, Al. Lo berdua udah sejauh ini ?" cetus Johan
"Ngaku lo ama kita !" Geo menunjuk Al dan Navasha yg masih berada di tempat tidur.
"Udah berapa kali lo kayak gini ? Apa udah ada benih yg tumbuh di antara kalian ?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvasha (End)
Roman pour AdolescentsHari-hari Alvaro tidak bisa setenang biasanya, ketika ia berhadapan dengan Navasha. Saat cewek itu memaksanya untuk berpacaran dengannya. "ALVARO ATTAREKSA, WILL YOU BE MY BOYFRIEND?" "CEWEK GILA!"