Ch 19

1.2K 88 5
                                    

Nada tunggu terdengar dari benda persegi yg menempel di telinga nya. Navasha menunggu hingga suara orang di seberang sana terdengar.

"Hallo"

"Kamu dimana ?"

"Diluar"

"Sama siapa ?"

"Jo"

"Sama siapa lagi ?"

"Ck, apaan sih Sha ?! Lo nelpon gue cuman mau nginterogasi doang ?"

"Bukan gitu ak-"

"Kalo gak penting, gue tutup !"

Tut .. Tut ...

Pandangan Navasha berubah nanar. Perlahan air mata nya menggenang dan air nya tumpah mengalir di wajahnya. Tangannya yg memegang ponsel jatuh ke sisi tubuhnya dengan tak bertenaga. Tatapannya tetap memandang lurus ke depan. Ke sebuah jendela besar Coffee Shop di seberang nya berdiri saat ini. Memandangi dua insan yg tengah menikmati makanan mereka, sambil bercanda riang.

"Al .." Navasha berucap lirih "Aku disini"

"Kenapa kamu nyakitin aku kayak gini, Al ?"

"Kenapa kamu bohongin aku ?"

Mata Navasha terpejam erat. Tangisnya semakin lama semakin deras. Dan semakin terasa menyesakkan.

Akhir-akhir ini bukan hanya dirinya yg menjaga jarak. Alva pun semakin tak peduli pada nya. Jarak diantara mereka semakin hari semakin jauh. Mungkin hanya Navasha yg merindukan Alva. Karena cowoknya itu sepertinya tak merasakan hal yg sama.

Alva malah terlihat lebih bebas dan bahagia saat Navasha tidak bersama nya.

"Ya tuhan, aku gak kuat" Navasha berucap lirih. Disertai tangisan pilu yg mengiris hati.

Ia memutar tubuhnya. Memutuskan melangkah dari tempat itu. Sebelum ia bisa bener-bener hancur melihat pemandangan pacarnya bersama perempuan lain.

🍀

Alva berjalan tergesa menuju tempat dimana motornya di parkirkan. Namun langkahnya berhenti saat ada seseorang yg memanggilnya.

"Al !"

Alva membalikan badan. Melihat Navasha berjalan mendekat.

"Aku mau bicara sama kamu"

"Nanti aja. Gue lagi sibuk"

Alva kembali melangkah, namun Navasha menahan lengannya. Membuat Alva mengurungkan niatnya. Ia menyorot Navasha dengan kesal.

"Sebentar aja !" pinta Navasha

Alva berdecak, "Lewat chat kan bisa ? Gue lagi buru-buru, Sha"

Alva menyentak tangannya. Kembali melanjutkan langkahnya yg tertunda.

Navasha menghembuskan nafas panjang. Menahan mati-matian rasa sesak di dadanya. Ia memantapkan hati sebelum berucap dengan nada yg cukup keras.

"Al aku minta putus !"

Kalimat itu membuat tubuh Alva mematung. Ia termangu di tempatnya berusaha mencerna perkataan Navasha yg baru di dengarnya.

Alva menggeleng samar. Berusaha menampik, tidak mungkin Navasha mengatakan itu. Alva pasti salah dengar.

"Aku cuman mau bilang itu. Udah gitu aja. Maaf udah ganggu waktu kamu" Navasha berjalan pergi dari sana.

Alva berbalik dengan cepat mencekal tangannya. Menahan Navasha tetap di tempatnya.

Alvasha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang