Navasha mendatangi Alva yg tengah bersama teman-temannya di kelas nya. Alva tampaknya terkejut saat Navasha sudah berdiri di depannya. Apalagi melihat ekspresi marah gadis itu.
"Gue mau ngomong sama lo !" tegas Navasha
Ia langsung keluar begitu saja. Meninggalkan teman-teman Alva yg melongo menatap kepergian nya.
Alva bangkit dari duduknya. Lalu menyusul Navasha yg sudah meninggalkan nya lebih dulu.
"Mampus tuh si Al !" cetus Ares
Geo bergidik ngeri "Gila, cewek cakep kalo marah tetep aja nyeremin"
"Kayaknya si Navasha marah karena berita pertunangan si Al" ucap Johan dengan senyum miring. Ares dan Geo saling bertukar pandang. Lalu sama-sama menggelengkan kepalanya.
"Hubungan mereka rumit gak sih ?" cetus Ares
"Gue kira mereka bakal balikan. Diliat dari sikap si Al yg kayak nyesel gitu abis putus dari Navasha. Eh, tahu nya malah melencemg jauh dari dugaan" Geo menggeleng dramatis, "Tuh anak tau-tau malah mau tunangan. Gila !"
🍀
Navasha membawa Alva ke tempat sepi. Tatapan tajam kembali ia layangkan. Sementara Alva di depannya tampak tenang dengan wajah datar seperti biasa.
"Kenapa ?" tanya Alva
"Kamu beneran mau tunangan ?" suara Navasha tertahan emosi. Ia menahan mati-matian gejolak amarah yg dirasanya saat ini.
"Iya"
Tangan Navasha mengepal di kedua sisi. Alva menyadari hal itu. Tapi tak ada niatan sedikitpun bagi nya menjawab pertanyaan Navasha dengan kebohongan.
"Kenapa ?" tanya Navasha lirih
"Kenapa apa nya ?" alis Alva terangkat sebelah.
"Kenapa kamu tunangan abis ciuman sama aku ?!" pekik Navasha marah
"Aku kira ... aku kira kamu punya perasaan sama aku"Suara Navasha semakin memelan. Rasanya sangat sakit mengetahui cowok di depannya saat ini telah melangkah sejauh itu, melangkah jauh dari jangkauannya yg tak bisa ia gapai.
"Lo yg masuk ke kamar gue, Navasha" ucap Alva tenang
Navasha kembali memandang ke arahnya. Senyum sinis tersungging di wajah Alva. Senyum yg seakan merendahkan bagi Navasha. Semakin menyisakan perasaan luka yg menganga.
"Lo harusnya bersyukur, gue masih bisa nahan diri waktu itu. Kalo nggak, lo udah gak virgin lagi sekarang"
Navasha tercengang mendengar perkataan Alva. Seakan harga dirinya di rendahkan sejatuh-jatuhnya. Kenapa Alva bisa setega ini mengatakan hal seperti itu padanya.
"BRENGSEK !! JAGA MULUT LO, SIALAN !"
Navasha mencengkram kerah kemeja Alva. Menubrukkan tubuh cowok itu ke tembok."Navasha" panggilan Alva terdengar lembut, namun membuat manik Navasha berkaca menahan tangis yg ingin membuncah. Apalagi saat matanya menangkap seringai yg Alva tunjukkan.
"Cinta dan Nafsu itu beda tipis. Lo harus bisa bedain itu"Air mata Navasha luruh seketika. Hati nya mencelos. Martabat nya sebagai seorang perempuan berhasil cowok itu jatuhkan.
Astaga, ya tuhan ... ini sakit sekali.
Navasha menjauhkan tubuhnya. Memandang Alva penuh kebencian.
"Gue benci sama lo, Al"
Navasha melangkah pergi, namun suara Alva memanggilnya kembali membuatnya berhenti.
"Vasha !"
Navasha menunggu, hingga Alva bersuara.
"Jangan lupa dateng ke acara pertunangan gue !"
Hati Navasha semakin hancur mendengar ucapannya. Ia berlari dari sana tanpa membalas Alva. Air mata Navasha mengalir dengan derasnya.
Kenapa Alva setega ini padanya. Navasha mencintainya dengan tulus. Navasha menerima semua kekurangannya. Navasha melepasnya demi kebahagiaan cowok itu. Navasha masih mau berteman dengannya meski sakit sadar dirinya dan cowok itu sudah tidak memiliki hubungan spesial. Navasha masih mau saat Alva menciumnya. Navasha masih menerima saat Alva memeluk nya.
Sial ! Sepertinya Navasha salah mengartikan semua tindakan Alva. Harusnya ia bisa membedakan. Dirinya diperlakukan seperti itu karena Alva menganggapnya murahan. Sikap agresif nya membuat dirinya dianggap gampangan oleh Alva. Mengingat hal itu hati Navasha semakin sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvasha (End)
Teen FictionHari-hari Alvaro tidak bisa setenang biasanya, ketika ia berhadapan dengan Navasha. Saat cewek itu memaksanya untuk berpacaran dengannya. "ALVARO ATTAREKSA, WILL YOU BE MY BOYFRIEND?" "CEWEK GILA!"