Ch 23

1.3K 105 0
                                    

"Pak, itu bukannya adek ipar nya pak Askara, ya ?!"

Askara menoleh, mengikuti arah yg di tunjuk asisten nya. Di sebuah halte, ia melihat sosok gadis SMA yg tengah berteduh di bawah guyuran hujan yg tengah turun dengan derasnya.

"Stop di situ, Lan" titah Askara

"Baik, pak"

Wulan mengikuti perintah Askara, memberhentikan mobil mereka tepat di depan halte itu.

Askara membuka kaca mobilnya. Navasha tampaknya terkejut melihat Askara di mobil itu.

"Navasha ngapain disitu ?"

"Nunggu hujan reda, bang" jawab Navasha

Mereka berdua harus bicara setengah berteriak karena derasnya hujan menyamarkan suara mereka.

Askara turun dari mobilnya. Menghampiri Navasha di halte itu.

"Hujan nya bakal lama. Kamu abang anterin aja ya ?" tawar Askara

Ia tidak bisa membiarkan Navasha berdiam diri di halte sendirian. Apalagi di tengah hujan deras seperti ini. Di tambah hari sudah semakin gelap.

Posisi Navasha di tempat itu dalam keadaan basah begini hanya akan mengundang bahaya. Askara tidak mungkin membiarkan sesuatu terjadi pada adik ipar nya itu.

"Tapi pakaian aku basah, bang. Ntar mobil bang Askara ikut basah"

Askara berdecak, "Kamu gak usah pikirin itu. Yang penting itu diri kamu sendiri. Sekarang ikut abang. Bahaya cewek sendirian disini, apalagi ini udah mulai gelap"

"Iya deh"

Navasha akhirnya mengikuti Askara. Ia masuk ke mobil Askara dengan di payungi jas cowok itu sebelumnya untuk menghalau siraman air hujan.

Kini mereka berada di mobil. Askara berpindah duduk di bangku belakang. Menemani Navasha. Jas yg semula ia pakai sebagai payung kini basah kuyup. Askara menyimpan benda itu di bawah kakinya. Tubuhnya jadi sedikit menggigil akibat terkena cuaca di luar.

"Jalan, Lan !" seru Askara pada asisten nya

"Baik pak"

🍀

Tak butuh waktu lama, Askara akhirnya sampai di rumahnya. Navasha mengekor dibelakang. Askara mengambil sebuah handuk yg kebetulan ada di dapur, menyampirkannya di tubuh Navasha.

"Dingin, Nav ?"

"Sedikit, bang"

Askara tahu Navasha berbohong, karena tubuh gadis itu terlihat menggigil, dengan mulut bergetar saat ia bicara.

"Maaf ya malah bawa kamu ke sini. Abis, hujannya makin deres. Pakaian kamu juga basah. Kamu mending mandi, ganti baju, abang gak mau kamu sakit"

Askara menuntun Navasha untuk mengikutinya. Tiba di depan pintu kamar, yg sudah Navasha sangat hafal, Navasha mulai gelisah.

Apalagi saat Askara mengetuk pintu itu.

"Bang, Aska-"

"AL !!" Askara berseru, memanggil seseorang di balik pintu itu.

Jantung Navasha bertalu, kenapa Askara malah membawa nya menemui Alva. Apa tidak bisa membawa nya ke ruangan lain dimana ia tidak perlu menemui cowok itu.

Tepat setelah pintu terbuka, tubuh Navasha terhuyung ke depan akibat dorongan Askara.

Menubruk seseorang di depannya.

Navasha mendongkak, dan langsung bertemu dengan wajah Alva yg juga tengah menatapnya. Wajah Navasha seketika memanas.

"Gue nemu cewek lo di perjalanan pulang. Kasih dia baju ganti, kalo gak mau dia sakit" setelah mengatakan itu, Askara menutup pintu kamar Alva, pergi meninggalkan Navasha bersama adiknya yg masih memandangnya datar.

Alvasha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang