Ch 21

1.3K 111 2
                                    

Alva menyukai saat Navasha duduk di sampingnya. Aroma cewek itu yg tercium di indra penciumannya membuat Alva sadar jika ia merindukan Navasha.

Navasha terkesiap saat merasakan seseorang menggenggam tangannya di bawah meja. Ia melirik Alva, cowok itu tak menatapnya, hanya diam memandang lurus kedepan sambil menikmati minuman nya.

Tidak, Ini salah. Navasha berusaha melepas tangannya dari Alva. Tapi genggaman Alva pada tangannya malah mengerat.

Hal itu membuat Navasha bingung sekaligus senang. Akhirnya ia membiarkannya, membalas pegangan tangan Alva sama eratnya.

"I still love u, Al" Navasha bergumam lirih

Ia berkata demikian hanya pada dirinya sendiri. Tapi Alva mampu mendengarnya, ia manyahut.

"I know, and that's what i want"

Navasha menoleh kaget ke arahnya. Tak menduga jika Alva akan membalas ucapannya. Cowok itu meliriknya sekilas, dengan pandangan yg cukup menyejukkan.

Navasha terpaku pada sikapnya saat ini. Tapi ia berusaha menyadarkan diri. Mereka sedang tidak berdua saja saat ini. Ada teman-teman mereka disana yg sibuk mengobrol ria menimbulkan suara bising, sedangkan Navasha dan Alva disini tenggelam dalam dunia mereka.

Navasha tidak mau jatuh lagi. Ia mencari alasan agar bisa menjauh dari Alva.

"Guys, gue ke toilet dulu" pamit Navasha

Mendengar hal itu, tentu saja mau tidak mau Alva melepaskan genggaman tangannya dari Navasha. Daripada membuat teman-teman nya sadar tentang apa yg ia lakukan. Dan berakhir jadi bahan olokan.

Navasha bangkit dan berjalan pergi dari sana.

Sinta dan Dania memandangi kepergiaannya tanpa membalas ucapan teman mereka itu.

Alva menghembuskan nafas kasar, ia ikut bangkit dari duduknya,
"Gue cabut duluan"

Ia pergi meninggalkan tempat itu. Ketiadaan Navasha membuat Alva malas bertahan sedikit lebih lama disana.

"Kayaknya emang gak nyaman ya duduk berdua sama mantan" cetus Sinta

Setelah Alva benar-benar menghilang dari pandangan mereka.

"Meski berusaha bersikap biasa-biasa, tapi perasaan yg masih ada itu bikin resah" timpal Ares

"Si Al nyesel gak sih menurut lo pada ?" tanya Geo penasaran

"Pasti nyesel lah" sinis Dania "Tapi sorry aja, gue gak bakal biarin tuh anak balikan lagi ama Navasha"

"Lo udah kayak emaknya aja" cibir Johan jengkel "Kalo mereka masih saling suka ya biarin aja mereka balikan. Jangan lo halang-halangin"

"Gak bakal" balas Dania mantap, ia menunjuk Jo dengan tangannya "Kasih tahu temen lo itu, kalo mau Navasha, langkahin dulu mayat gue"

Johan berdecih, "Gaya lo"

🍀

"Al !"

Navasha menghentikan langkah Alva di tengah koridor. Cowok itu menoleh pada Navasha yg bersandar di pilar sekolah.

"Gue mau ngomong sama lo"

Tanpa mengatakan apapun lagi, dua orang itu pergi ke bagian koridor yg sedikit sepi, yg jarang di kunjungi murid-murid lainnya. Karena posisinya yg berada di ujung, dengan batas gudang sekolah yg cukup seram.

"Lo bawa gue kesini kayak ngajak yg iya-iya aja" celetuk Alva

"Lo mau ?" Navasha memegang kancing teratasnya. Berlagak seperti hendak membuka nya.

Alvasha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang