Ch 16

1.1K 102 3
                                    

"Nav ! Nav !"

Navasha berdecak kesal saat Zia menepuki pundak nya dengan heboh. Mengganggu kegiatan Navasha yg tengah menyalin tugas Sinta.

"Apaan sih, Zi !" tanya Navasha ketus.

"Cowok lo !"

"Cowok gue apa ? Emang Alva kenapa ?" sahut Navasha malas

"Cowok lo ada yg ganjenin"

"HAH ?!" Navasha sontak bangun dari duduknya. Ia menatap Zia tak percaya.
"Yang bener lo ?!"

"Sumpeh, Nav. Gue serius. Tuh, di lapangan cowok lo lagi di pepetin si Carissa, anak kelas XI-3" jelas Zia dengan mantap

Navasha menggeram emosi. Ia melangkah menuju pintu, namun sebelum ia keluar, Navasha berbalik menatap tajam pada Zia.
"Awas lo kalo bohong, gue tusuk dada lo ampe kempes !" ancam nya

Zia seketika memeluk dada nya sendiri. Ancaman Navasha terlalu mengerikan. Ia menggeleng menatap kepergian Navasha.
"Gak waras tuh anak"

🍀

Navasha melihat ke arah lapangan. Tangannya mengepal saat melihat apa yg Zia katakan. Alva memang di sana, bersama seorang cewek yg terlihat terus mencuri perhatian Alva.

Wajah Navasha menggelap. Dengan langkah mantap ia mendekati mereka.

Saat Carissa menempelkan bahunya dengan Alva. Navasha menarik baju nya dan langsung menyerangnya dengan beringas.

"Dasar centil !"

"AKH !" Pekik Carissa kaget

Adu jambak pun tak terelakkan. Carissa yg tidak terima dengan tindakan Navasha membalas cewek itu tidak mau kalah. Tatapan mereka sama-sama penuh emosi. Di selingi cercaan makian saling menghina kan.

Alva dan yg lainnya berusaha melerai. Tentu saja Alva berada di pihak Navasha. Menarik cewek itu agar menjauh dari Carissa.

Alva tidak akan mengijinkan cowok lain melakukan hal itu. Ia tidak suka saat ada orang lain yg menyentuh milik nya. Apalagi disaat Navasha beringas begini. Butuh kerja keras untuk memisahkannya, yg membuat Alva memilih untuk mengukung tubuh gadis itu dalam pelukannya sebelum menariknya menjauh.

"Lepasin gue !!" Teriak Navasha. Tak sadar jika yg memeluknya kini adalah Alva. Tatapan Navasha masih fokus pada Carissa yg sudah sama kacau nya dengan dirinya. Pakaian mereka acak-acakan dengan rambut berantakan. Navasha dan Carissa juga mendapatkan luka ringan di wajah mereka akibat aksi saling cakar. "Gue mau bunuh tuh cewek"

"Masalah lo apa sih ama gue hah ?!" tanya Carissa emosi

"Loh udah ganjen ma cowok gue. Dasar centil ! Gatel ! Kalo gak laku gak usah ngerebut cowok orang" tukas Navasha sengit

"Jangan asal bicara lo, ya ?! Elo tuh yg gak tahu malu. Cewek murahan yg nembak cowok depan umum" Carissa menyunggingkan senyum sinis
"Emangnya gue gak tahu, lo tuh maksa buat bikin Alva jadi cowok lo. Dia gak ada rasa sama lo"

"Bacot lo anj*ng !" teriak Navasha. Ucapan Carissa bagai belati yg menancap tepat di jantungnya. Navasha tidak bohong, ia sakit mendengar penuturan Carissa yg ia anggap benar. Namun tak mau Navasha akui. "Kenyataannya Alva tuh cowok gue. Lo gak bisa seenaknya deketin dia !"

"Gak tahu malu. Lo maksa cowok yg gak suka ama lo, buat jadi pacar lo. Dasar egois" cibir Carissa. "Nyadar diri, Navasha ! Gue yakin Alva aja sebenarnya ilfeel sama lo. Apalagi sikap lo itu murahan. Emang pantes Alva panggil lo cabe. Karena lo emang cabe-cabean"

"ARGH !!" Navasha menghentakkan kedua tangannya. Melepaskan diri dengan sekali gerakan. Matanya menyalang dengan berkaca-kaca. Ia menatap Carissa penuh emosi. "Gue bakal bikin perhitungan sama lo. Just wait !"

Navasha melangkah pergi dari sana. Meninggalkan kerumunan yg semula heboh karena pertengkaran yg ia timbulkan.

Alva terdiam di tengah lapangan. Ia menyorot Carissa yg masih berdiri di tempatnya. Seringai di wajahnya luntur saat mendapati Alva di hadapannya. Raut wajah gugup yg kini tampak jelas di wajahnya.

"Al, maksud aku-"

Alva tak mendengar. Ia melangkah pergi dari sana. Mengabaikan Carissa yg terus memanggilnya.

Carissa menghembuskan nafas resah. Matanya mengembun. Perasaannya mulai gelisah. Takut jika Alva akan semakin menjauh dari jangkauan nya.

Kenapa juga ia bisa lupa, jika disana ada Alva. Harusnya Carissa diam saja tadi, saat Navasha menyerangnya. Berpura-pura jadi cewek lemah agar mendapat rasa simpatik Alva.

"Sekarang gimana ?" Carissa bergumam resah pada dirinya sendiri

🍀

Alva menyusuri koridor. Mencari di setiap sudut sekolah mencari sosok Navasha yg mendadak menghilang setelah bertengkar dengan Carissa.

Alva tahu Navasha itu agresif, tapi Alva juga sedikit tidak menyangka jika Navasha bisa seberingas itu menyerang Carissa.

Alva merasa kesal karena Navaaha melakukan hal itu tanpa pikir panjang. Ada banyak konsekuensi tentu nya. Dan Navasha akan kena getahnya dari tindakannya itu.

"Kemana sih tuh cewek ?!" Alva menggerutu.

Sudah hampir semua sudut sekolah ia datangi, tapi ia tetap tak menemukan Navasha.

Alva hampir saja menyerah. Ia berbalik hendak kembali ke kelasnya. Tapi di perjalanan, Alva menemukannya.

Navasha mengangkat kepalanya. Langkahnya langsung berhenti saat menatap sosok Alva di depannya.

Alva mendekat, dan berhenti di depannya. Ia melirik ruangan yg baru menjadi tempat keluar nya Navasha.

"Di panggil BK ?"

Navasha mengangguk lesu

"Makanya jangan suka ngelakuin sesuatu tanpa pikir lebih dulu. Lo bukan bocah, Navasha !" Alva mengomel.

Tapi Navasha tampaknya malas menanggapi nya. Cewek itu menundukkan kepalanya. Seakan tak memiliki gairah. Alva terdiam sejenak, merasa asing dengan sosok pacarnya saat ini.

"Dikasih hukuman apa ?"

"Bersihin toilet, sama jabatan ketua osis gue di cabut"

Ucapan Navasha membuat dahi Alva mengernyit. Ada kata yg terselip yg jarang sekali Navasha ucapkan padanya. Gue !? Sejak kapan Navasha menggunakan kata gue-elo pada Alva ?

Alva menggendik, berusaha acuh. Meski hatinya merasa sedikit terganggu dengan perubahan Navasha.
"Yaudah, terima aja. Itu juga gara-gara kesalahan lo sendiri"

"Aku ke kelas ya Al" Navasha berpamitan. Ia berlalu pergi dari hadapan Alva. Membuat Alva mematung karena sifat acuh cewek itu.

"Navasha !"

Alva memanggil, sebelum Navasha benar-benar menghilang dari pandangannya. Cewek itu berbalik, menatap Alva, menunggu nya bicara.

Diam beberapa detik, Alva berkata,
"Pulang sekolah, gue tunggu !"

"Aku harus bersihin toilet dulu, Al. Kamu pulang aja duluan"

Navasha kembali berjalan pergi. Dan kali ini, Alva tak menahannya. Tangan Alva terkepal. Ada sesuatu dalam dirinya yg merasa tidak terima dengan perubahan Navasha.

Ia benci saat Navasha tak memandangnya lagi dengan mata berbinar. Ia benci saat Navasha tak berkata lembut lagi padanya. Ia benci pada Navasha yg acuh tak acuh.

"Sialan lo Carissa !" rutuk Alva

Jika saja dia bukan cewek. Alva tak akan segan memukul cewek itu demi menumpahkan kekesalannya.

Alvasha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang