Ch 27 (Akhir)

2.3K 108 3
                                    

Navasha sudah menengok kesana kemari mencari sosok tunangan Alva yg dimaksud. Namun sedikitpun Navasha tak melihat siapa perempuan yg tampak seperti calon nya itu.

Biasanya sang pemeran utama akan banyak mencuri perhatian. Dengan penampilan yg memukau diantara semua orang. Namun sepanjang Navasha disana, ia tak melihat sosok seperti itu sama sekali.

"Jangan-jangan, emang cewek nya biasa aja. Makanya gue gak bisa bedain dia ama tamu undangan yg lain" gumam Navasha

Ia merasa semakin percaya diri. Karena sejak awal dirinya berhasil mencuri perhatian dengan penampilan nya saat ini.

Calon tunangan Alva itu pasti minder karena Navasha lebih menonjol dari pada dirinya.

Tiba di inti acara, Askara naik ke atas panggung. Mengucap beberapa kata sambutan untuk para tamu yg sudah hadir.

Jantung Navasha berpacu tidak tenang saat detik-detik menuju acara pertunangan Alva semakin dekat. Telapak tangan Navasha berkeringat dingin.

Ya tuhan, semoga ia kuat menghadapi situasi ini.

Ia tidak boleh menangis saat melihat Alva bersanding dengan perempuan lain. Navasha harus tampak tegar. Ia tidak boleh lemah.

Disini Navasha hendak membuktikan jika dirinya baik-baik saja walau Alva sudah meninggalkannya. Membuat cowok itu sadar dan menyesal karena telah menyia-nyiakannya.

Ya, Navasha berusaha meneguhkan hati.

"Kita langsung saja pada inti acara. Dimana malam ini, adik saya Alvaro Attareksa, akan bertunangan dengan seorang gadis cantik. Putri dari rekan kerja saya sendiri"

Mata Navasha terpejam, ia terus merapalkan doa dalam hati. Ya tuhan, kuatkan aku !

"Navasha Audrey Putri"

Mata Navasha terbuka dengan tidak percaya. Kini semua perhatian benar-benar tertuju padanya. Bahkan Alva di atas panggung juga memperhatikan nya.

"Ke atas, sayang !" seru ibu nya

Navasha menatap keluarga nya satu per satu. Tak ada raut wajah kaget sama sekali. Ini sebenarnya ada apa ? Kenapa jadi Navasha yg bertunangan ?

"Sana dek ! Jangan malah bengong disini !" seru Gibran mendorong Navasha ke arah panggung

Dengan keadaan masih dilanda bingung. Navasha melangkah menuju panggung kecil itu. Ia melihat tangan Alva terulur saat Navasha hendak menapaki tangga panggung. Navasha menerima uluran tangannya.

Alva tersenyum geli.
"Jangan cengo gitu ! Ntar bukannya di kasih tepuk tangan, penonton malah pada ngetawain" bisik nya saat Navasha sudah ada di hadapnnya.

Navasha segera menetralkan ekspresinya. Astaga, ia masih bingung. Ia tak mengerti situasi yg sedang terjadi saat ini.

Navasha diam tak bersuara. Hanya mengikuti semua alur yg terjadi. Ia membiarkan saat Alva menyematkan cincin di jari nya. Dan saat Alva menyuruh nya melakukan hal yg sama, Navasha melakukannya. Ia menyematkan cincin serupa di jari cowok itu.

Kedua tangan Navasha di genggam nya. Navasha menaikkan pandangan, mata mereka bersibobok.

"Gue tahu lo pasti bingung dengan semua ini" Alva menghembuskan nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.
"Gue nyesel sia-siain lo, Navasha. Tapi gue gak ngajak lo balikan, yaa .. tahu sendiri lah gimana karakter gue selama ini"

Alva menggaruk belakang kepala nya,
"Bayangin ngajak balikan cewek aja, geli Sha. Sumpah !"

Navasha terkekeh. Tapi maniknya berkaca mendengar kejujuran Alva. Ia paham bagaimana perasaan Alva. Pasti sulit bagi cowok itu saat dirinya ingin kembali pada Navasha.

Alvasha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang