Part 15. My Rosé ✔️

5.8K 774 28
                                    

UPDATE!

Kuy merapat!

Oke, langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx


Aeris POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aeris POV

Kepalaku menggeleng dengan cepat, namun mataku sesekali melirik takut ke pakaian Kaisar Killian yang terkena cipratan darah, karena bagaimanapun pemandangan darah adalah hal baru untuk diriku. Selama ini aku tidak pernah melihat kekerasan apalagi pembunuhan di depan mata, namun sekarang setelah berada di istana ini, yang aku lihat selalu saja hal-hal yang berkaitan dengan darah. Jadi tentu saja aku merasakan perasaan takut. Aku menarik napas panjang dan menahan diri untuk tidak gemetar, tapi Kaisar Killian adalah pria yang tidak bisa dibodohi. Pria itu pasti melihat gelagatku dengan begitu jelas.

Kaisar Killian menghela napas panjang dan dengan santai bahkan terkesan malas, dia menarik dasi dan membuka kancing kemejanya satu persatu, yang kali ini sukses membuatku dilanda kepanikan. "Tunggu! Apa yang sedang kau lakukan?" Pekikku terkejut. Kaisar Killian menaikkan satu alis matanya dengan sempurna saat melihat responku yang baginya berlebihan. Lalu tanpa menjawab pertanyaanku, dia melepas kemeja penuh darah yang melekat di tubuh kekarnya. Seketika jantungku berdegup dengan begitu cepat saat melihat badan seorang Kaisar yang bagi manusia sepertiku adalah hal terlarang. Namun yang membuatku lebih gugup adalah fakta bahwa pria seperti Kaisar Killian yang tidak tertutup sehelai pakaian terlihat lebih indah dan menggoda bagaikan patung Dewa Yunani.

Aku mengerang frustasi di dalam hati. Sudah berapa kali mataku melihat pemandangan ini? Kenapa aku tidak mimisan seperti di kartun yang sering kutonton? Membayangkan hal itu, membuatku secara tidak sadar tersenyum dan terkekeh kecil, tidak kusangka pikiranku yang terkadang suka asal dapat mengalihkan diriku dari hal yang mengganggu. Adegan yang berputar di dalam kepalaku langsung buyar dengan seketika karena mendengar suara desisan pelan namun penuh akan amarah. Aku menarik napas saat rahangku diraih oleh tangan besar milik Kaisar Killian dengan cukup kasar, lalu memaksaku untuk mendongakkan kepala menatapnya. Manik merahnya yang telah kembali menjadi manik biru, sedang menatapku dengan tatapan terhibur, walaupun aku dapat menangkap emosi kekesalan dibalik itu sebelum menghilang tak berbekas. "Kenapa kau tertawa my rose? Apakah ada sesuatu yang lucu? Sampai kau tersenyum dan tertawa sendiri dihadapanku."

"Umm ... aku ..."

Kaisar Killian mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung kami saling bersentuhan, dan karena itulah aku kembali terhipnotis oleh kedua manik biru yang begitu indah tersebut. Mataku tidak dapat berkedip sedikitpun. Kemudian aku mendengarnya berbisik lembut, "kau harus jelaskan, atau aku bisa berburuk sangka kalau kau sedang menertawakanku." Aku tahu kalau pria itu sedang menggoda diriku, karena untuk seorang vampire seperti Kaisar Killian, membaca pikiran manusia adalah hal yang sangat mudah.

AN RÍ FÍOR BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang