Part 26 (II). The Great Mage

3.6K 663 13
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat!! Siapa yang nunggu chapter ini? Mana suaranya??

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx


BELUM DI EDIT


BELUM DI EDIT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carden POV

Helaan pelan meluncur dari bibirku secara tidak sadar. Kepalaku  menoleh ke arah pintu yang tertutup. Setidaknya dengan adanya Jonathan di sisi Aeris, aku tidak akan merasa khawatir. Wanita lemah itu akan aman disaat aku memburu hari ini, karena ada perasaan mengganjal pada diriku jika sesuatu terjadi padanya, dan sudah cukup aku melibatkannya di misi ini. Keegoisanku tidak aan berakhir baik dan sebaiknya Aeris berada di tempat yang aman hingga aku tidak pusing memikirkan keselamatannya. Semua perasaan ini semakin bertambah ketika aku teringat akan apa yang kulihat beberapa waktu lalu.

Beruntung Aeris lebih terfokus pada kejadian di kota saat satu keluarga manusia bodoh yang melakukan kejahatan dengan berusaha melarikan diri dari acara pemilihan budak yang sudah menjadi kesepakatan bersama antara pihak perwakilan kota dengan diriku agar kota ini mendapat sedikit kedamaian, dan keluarga itu mendapatkan hukuman karena keputusan mereka, tapi itu lebih baik dibandingkan dengan apa yang aku lihat.

Tanganku mengepal dengan kuat. Mengingat akan apa yang aku lihat sungguh membuat kobaran api amarah muncul di tiap jengkal tubuhku. Senyum arogan mereka, kehadiran mereka, tatapan remeh mereka, rasanya aku ingin meraih mereka dan melihat mereka berlutut di kakiku meminta pengampunan. Apa mereka sengaja menampakkan diri untuk mengejekku yang tidak kunjung menemukan lokasi persembunyian mereka? Jika saja bukan karena sihir yang mengelilingi dan melindungi mereka, pasti aku sudah dapat melacak dan mengejar tiga manusia berjubah itu. Mereka bukan apa-apa tanpa sihir dan aku akan pastikan mereka menyadarinya.

Aku yakin betul mereka salah satu bagian dari penduduk kota yang selama ini kucari, dan keraguan yang sempat hadir di dalam diriku mengenai eksistensi mereka, sirna begitu saja saat melihat tiga manusia itu. Gigiku saling bergemeletuk menahan amarah. Taringku gatal ingin merobek tubuh mereka. Aku tidak sabar ingin menghancurkan mereka, membunuh mereka satu persatu karena sudah berani memberikan harapan pada para manusia untuk melawan diriku, dan jika benar mereka sedang menyusun rencana pemberontakan padaku, aku akan pastikan mereka-lah yang akan kalah dan mati dalam keadaan sangat mengenaskan di depanku.

kemudian pikiranku yang penuh akan darah dan amarah beralih pada kalimat Aeris untukku, dan sejujurnya aku tidak peduli apa yang para prajuritku lakukan untuk keluarga tersebut pada saat itu, karena para manusia bodoh itu yang telah memilih untuk melawan peraturan dan berusaha lari, lagipula ini bukan kali pertama prajuritku melakukan hal seperti itu tanpa sepengetahuanku, karena aku tidak ingin mengurus masalah kecil yang hanya akan membuang waktu serta menguras tenagaku, tapi entah kenapa saat mendengar kalimat yang dikatakan oleh Aeris, sukses membuatku bertanya-tanya apakah selama ini keputusanku untuk tidak ikut ampur adalah benar? dan jika dipikirkan lagi, para prajurit yang tidak langsung berada di bawah arahanku bisa saja melakukan hal yang sangat tidak aku inginkan, yaitu berpikir dapat meremehkanku dan melawan otoritas pihak istana.

AN RÍ FÍOR BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang