SLOWLY EDITING.
A Wattpad Fantasy Story
#1 in Werewolf
#1 in Vampire
#1 in Supernatural
#1 in beloved
#1 in Romansa
#2 in Manusia
#11 in romance
DON'T PLAGIARISM! I DON'T HAVE ANY RESPECT FOR SOMEONE WHO COPY MY WORK!
Di saat dunia telah dikuasai o...
langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁
Vote comment share
Follow recommend
Love, DyahUtamixx
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aeris POV
Mataku bergerak dengan bergantian menatap keempat pria yang hadir di dalam ruangan. Aku sama sekali tidak mengerti kenapa membutuhkan sebuah upacara pengangkatan jika semua ini hanya bersifat sementara. Lagipula aku akan kembali melayani Kaisar Killian sebagai pelayan pribadi pria itu setelah malam blood moon berakhir. Jadi untuk apa pengambilan sumpah ini? Kenapa repot melakukan semua ini? Lalu seolah mengerti akan kebingungan yang diriku rasakan, Tuan Kayne mendekat seraya menepuk bahuku pelan.
Dia memintaku menatap lurus ke arah dua bola matanya dan mau tidak mau aku menuruti ucapan Tuan Kayne. Walaupun dia bukanlah seorang vampire, kedudukannya masih tetap tinggi di kekaisaran Vympre karena statusnya yang merupakan penasehat kaisar. “Aeris dengarkan perkataanku.” Dia berkata dengan nada tegas. Sekilas aku melirik ke arah Kaisar Killian dan melihat pria itu sedang berdiskusi serius dengan konselir Sean beserta Lord Jonathan.
“Tuan Kayne, ada apa ini? Bukankah pertukaran tempat ini hanyalah sebuah tipu muslihat agar aku tidak menarik perhatian Lilith karena berdiri di sisi Yang mulia nanti?” tanyaku dengan ekspresi yang sedikit terlihat bingung bercampur panik.
Tuan kayne menoleh sekilas ke arah Sang Kaisar yang terlihat masih sibuk berbicara, sebelum menarik diriku ke sudut lain ruangan, kemudian dia menjentikan jarinya, menciptakan sebuah bubble transparan yang mengelilingi kami. Bubble transparan tersebut kutebak digunakan sebagai tembok agar ketiga vampire berkedudukan tinggi yang berada satu ruangan dengan kami agar tidak dapat mendengar perkataan Tuan Kayne pada diriku. Aku bergumam takjub dalam hati, karena sejak memasuki istana kekaisaran, aku tidak sedikitpun memiliki ruang privasi, dan ini adalah trik sihir yang bagus untukku, sayang sekali aku bukanlah seorang Mage atau penyihir yang bisa menggunakan sihir.
Tuan Kayne menatap ketiga Vampire selama beberapa detik sebelum dia kembali memusatkan perhatiannya kepadaku. Manik hitam pekatnya mengamatiku sesaat sebelum menjawab, “Kau adalah manusia pertama yang telah menarik perhatian Baginda Kaisar, kau tahu itu bukan?” Tentu saja aku tahu itu. Kuanggukkan kepala pelan sebagai respon. Kalimat itu sudah aku dengar berulang kali dari Calantha maupun Lord Jonathan—walaupun dengan kalimat yang ambigu, tapi apapun itu aku masih tidak mengerti alasan dari semua ini. Aku pun masuk ke dalam istana ini belum lama, dan alasan kehadiranku disini hanya karena Kaisar Killian menyukai darahku yang 'katanya' berbeda dari yang lain, sedangkan aku sendiri untuk melindungi teman beserta keluargaku di Bridge Town. “Baginda Kaisar ingin menjadikanmu Imperial Concubine.”
Mataku membulat penuh mendengar ucapan Tuan Kayne. Kemudian aku tertawa pelan, merasa kalau aku salah dengar akan ucapannya. Tuan Kayne memberikan tatapan peringatan padaku dan seketika aku menutup mulut rapat. “Tapi pertukaran tempat dan Lilith bukanlah alasan yang kuat untuk kedudukan itu,” sahutku masih dengan kebingungan yang nyata terlihat. Aku sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran Kaisar Killian, apa tujuannya dengan menjadikanku Imperial Concubine?