Part 31. Amarah Lilith

3.6K 631 8
                                    

UPDATE!!

Ayo merapat semuanya! Update surprise untuk kalian! penyemangat di malam senin yang bikin kita semua bete wkwk

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

PS : Lagu pas Aeris dan Tuan Kayne dansa, udh aku cantumin di atas. Judul lagunya adalah Lindsey Stirling - The Arena

BELUM DI EDIT





Aeris POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aeris POV

"Aeris." Aku berbalik dan menatap Tuan Kayne yang berdiri tidak jauh dariku. Sama seperti Carden yang memakai pakaian resmi Rajanya, Tuan Kayne juga mengenakan pakaian yang melambangkan bahwa dia memiliki kedudukan di kerajaan, yaitu penasehat raja. Pria itu memberikanku senyum sebelum mengulurkan tangannya padaku. "Aku belum memiliki kesempatan untuk berbicara dengan bintang pesta malam ini dan boleh kukatakan. Kau sangat cantik sekali dengan gaun pilihan Yang Mulia Raja. Jadi nona, maukah kau berdansa denganku? Kau tahu, berdansa dengan wanita Yang Mulia adalah hal yang paling kutunggu sejak berpuluh-puluh tahun."

Kekehan pelan lolos dari bibirku. Aku melirik ke arah Carden yang kembali duduk di kursi tahtanya dan sibuk berbicara dengan Lord Jonathan, tapi walaupun begitu manik matanya yang telah kembali berubah biru setelah berdansa denganku, mengawasi keberlangsungan pesta dengan tatapan malas. Setelah memastikan dia tidak terfokus padaku, aku mengalihkan tatapan mata sebelum mengangguk singkat. Carden bilang padaku untuk menikmati pestanya dan boleh melakukan apapun yang aku inginkan, tapi apa ini boleh? "Jika kau takut pada Yang Mulia, tidak apa. Dia tidak akan marah jika kau berdansa dennganku. Lebih baik bersamaku daripada dengan pria lain yang belum tentu memiliki niat baik bukan?" ucapan Tuan Kayne benar, apalagi setelah pengumuman yang Carden lakukan, aku yakin banyak orang ingin menyakiti dan menghancurkanku. Lagipula ini Tuan Kayne, salah satu orang terpercaya Carden, jadi tidak masalah bukan?

"Baiklah." Aku menerima tawarannya dan kami berjalan ke lantai dansa. "Tapi bukankah kau memiliki banyak wanita yang mengantri untuk mendapat kesempatan berdansa denganmu?"

"Jangan hiraukan mereka. Para wanita itu hanya senang melihat ketampananku."

Aku terkekeh pelan mendengar ucapannya. Tuan Kayne terlalu percaya diri, tapi yang pria itu katakan memang benar adanya. "Jadi, selama ini Yang Mulia tidak pernah datang bersama wanita?"

"Ya. Yang Mulia tidak pernah membawa wanita, tidak dengan koleksi wanitanya. Ah ngomong-ngomong soal itu, apa kau tahu kalau red palace sudah kosong?"

AN RÍ FÍOR BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang