Part 9. The Emperor Little Human ✔️

5.7K 847 21
                                    

UPDATE!

Ayo semua merapat kesini sekarang juga! maaf ya udh lama aku ga update, sepertinya dunia manhwa lebih menyita waktuku 😅

abisnya mau gimana, para pria manhwa lebih menarik uwuwuwu 😝

Oke deh, langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁😁

Vote, comment, share

Follow recommend

love,

DyahUtamixx



DyahUtamixx

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aeris POV

Kemudian, aku kembali sadar dari dalam kegelapan dan membuka mata ketika matahari berada di atas langit, yang setia melakukan tugasnya untuk menyinari serta menghangatkan bumi. Erangan pelan lolos dari bibirku karena merasakan kepalaku yang berdentam kuat. Semula aku begitu linglung dan tidak tahu apa yang terjadi hingga aku merasakan rasa nyeri dan lelah, tapi perlahan demi perlahan ingatan mulai kembali membanjiri otakku. Wajahku seketika berubah pucat dan spontanitas aku bangun, memeriksa keadaan sekitar dan memastikan bahwa diriku tidak sedang berada di dalam kamar Kaisar Killian.

Helaan napas lega meluncur dari bibirku saat menyadari bahwa aku berada di dalam kamar tidurku sendiri, namun wajahku langsung memucat saat menyadari bahwa pakaian yang kukenakan sudah berubah menjadi kemeja putih kebesaran, tanda kalau ini adalah milik seorang pria. Napasku tercekat. Apa Kaisar Killian yang telah mengganti pakaianku? Apa aku—tidak! Itu tidak mungkin! Jika dia melakukan hal itu padaku, itu tandanya dia melakukan hal itu tanpa izin dariku, walaupun memang bukan hakku untuk menolak keinginan kaisar, dan jika itu memang benar terjadi, maka aku akan merasakannya, dan sekarang aku tidak merasakan apapun yang berbeda pada tubuhku.

Jangan berpikiran buruk, Aeris! Kaisar Killian tidak akan mungkin melakukan hal tersebut tanpa izin darinya. Dia tidak sejahat itu, benar bukan? Tanganku terangkat dan menjambak kepalaku sendiri, kenapa juga aku berusaha membelanya? Apa aku sudah lupa kalau dia sudah membunuh seorang wanita belum lama ini? Dengan tarikan napas panjang, kutepis semua pemikiran yang berkecamuk di dalam benakku. Lalu kulirik jam yang ada di dinding dan kali ini kepanikan melandaku.

Waktu makan siang sebentar lagi tiba, aku sebagai pelayan pribadi dari Kaisar Killian diharuskan untuk melayaninya di aula makan, membawa dan menyiapkan makanannya. Dengan gerakan cepat, aku beranjak turun dari atas kasur, berjalan lebar ke walk-in closet untuk mengambil seragam cadangan yang memang tersedia di dalam lemari, memakainya, sebelum berlari keluar ruangan menuju dapur. Apa aku akan kena marah oleh kepala pelayan istana atas keterlambatan di hari pertamaku?

Aku tidak bisa memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi, yang pertama harus aku lakukan adalah sampai di dapur tepat waktu. Aku tidak mau mendapat hukuman di hari pertamaku bekerja di tempat ini. Bagaimana jika aku tidak kompeten dan akhirnya para vampire itu memilih untuk membunuhku? Menjadi pelayan pribadi kaisar bukan berarti aku akan terlepas dari akhir yang mengerikan. Sesampainya di persimpangan lorong menuju dapur, aku berhenti melangkah, memastikan penampilanku tidak berantakan, mengatur degup jantung serta napasku agar kembali normal dan teratur, lalu berjalan dengan langkah tenang dengan kepala tertunduk.

AN RÍ FÍOR BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang