SLOWLY EDITING.
A Wattpad Fantasy Story
#1 in Werewolf
#1 in Vampire
#1 in Supernatural
#1 in beloved
#1 in Romansa
#2 in Manusia
#11 in romance
DON'T PLAGIARISM! I DON'T HAVE ANY RESPECT FOR SOMEONE WHO COPY MY WORK!
Di saat dunia telah dikuasai o...
Ayo semua merapat! siapa yang menunggu chapter ini? mana suaranya?
Oke, langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁😁😁
Vote comment share
Follow recommend
Love,
DyahUtamixx
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aeris POV
Apa sekarang adalah waktu yang tepat bagiku untuk merasa takut?
Itu adalah pertanyaan pertama yang terlintas di dalam benakku karena melihat perlakuan serta sikap Kaisar Killian yang begitu berbeda. Dia bertindak seperti aku adalah sebuah boneka porcelain yang mudah hancur jika tidak dijaga dengan baik, dan setiap kali aku membuka mulut untuk mengatakan kalau aku baik-baik saja, dia akan langsung menunduk lalu menatap diriku dengan tajam penuh akan ancaman. Tentu saja itu adalah cara yang efektif karena langsung membuatku kembali bungkam dan menutup mulut rapat-rapat.
Bahkan yang membuatku semakin merasa seperti sedang berhadapan dengan orang yang berbeda adalah ketika Kaisar Killian tidak membawaku ke kamar tidurku, melainkan ke Chamber pribadinya yang memang diperuntukkan khusus untuk kaisar dan terletak di bagian terdalam istana utama. Dia berjalan melewati pintu chamber yang megah dan memasuki foyer chamber, melewati area duduk dan terus berjalan hingga akhirnya tiba di kamar tidur. Kemudian tanpa merasa ragu membaringkan tubuhku di atas ranjangnya yang mewah dengan begitu hati-hati. Aku mengerjap bingung, lalu menghela pelan. Kaisar Killian memang satu-satunya makhluk yang sangat sulit untuk ditebak. Dia memperlakukanku begitu baik dibandingkan dengan manusia lainnya. Kemana rasa bencinya itu terhadap manusia? Apa dia lupa akan fakta kalau aku adalah manusia? Lagipula tidakkah ini terlalu berlebihan? Maksudku, untuk apa aku, yang hanya seorang manusia dan pelayan, berbaring di atas ranjang mewahnya?
Kaisar Killian mengedarkan manik birunya ke seluruh tubuhku sebelum menarik selimut tebal yang terlipat rapih di kaki ranjang untuk menyelimuti serta menutupiku dari angin yang berhembus melalui jendela, tidak lupa dia juga melepas sepatuku dan memaksa diriku untuk tidak bergerak bangkit, memintaku untuk rileks dan tidak memikirkan sedikitpun konsekuensi dari apa yang terjadi saat ini. Tangannya terangkat dan punggung tangannya ditempelkan di keningku, memeriksa suhu tubuhku yang tinggi. "Kau seorang vampire, bagaimana bisa membedakan suhu tubuhku tinggi atau tidak?" komentarku dengan spontanitas.
Bibir Kaisar Killian membentuk garis tipis saat mendengar ucapanku, dia berdecak pelan lantas menjawab, "tentu saja aku tahu. Walaupun suhu tubuhku bukan seperti manusia biasa, tapi aku masih bisa merasakan perbedaannya." Dia beranjak dari sisi ranjang dan melipat kedua tangannya di atas dada, manik birunya menatapku dengan sangat intens dan tajam hingga membuat diriku gugup bukan main karena mendapatkan tatapan itu. "Lagipula wajahmu terlalu pucat untuk dikategorikan sebagai manusia yang sehat."