Episode 10

28.4K 509 23
                                    

🍁Happy reading🍁

JANGAN LUPA GUYS, AKU BUTUH VOTE AND KOMEN KALIAN, KARENA MEMBERI SEMANGAT UNTUK MENULIS, BISAKAN???

TOLONG HARGAI KARYA ORANG!!
KALAU KALIAN GAK SUKA SAMA CERITANYA SILAHKAN TINGGALKAN JANGAN MENGHINA, OKE!! 😁

*****

Drrrrrt... Drrrrrt...

"Iya hallo... Siapa ini?" Dengan mata terpejam mencoba mengakat handphone yang berada di atas nakas, tangannya meraba-raba nakas mencari suara getaran handphone yang dimaksud.

"...."

"Ahkkk.. mas Dimas!! Kok telpon pagi banget sih?? Ada apa emangnya? Aku masih ngantuk tau mas." Jawab Chintya ketus setengah malas.

"...."

"Duhh.. pagi-pagi udah gombal deh, kebiasaan banget sih, cepetan mas ada apa? Kalau enggak aku tutup yah!!"

"...."

"Oh.. kirain apaan? Ya udah nanti aku kirim ya di WA (WhatsApp). Tapi agak siangan boleh ya mas? Pas aku di bengkel, laporan kan ada di bengkel, pagi ini aku ada jam pagi kuliahnya, enggak apa-apa kan?" Jawab Chintya yang mulai tersadar dari tidurnya.

"...."

"Oke, mas!!"

"...."

"Enggak mau ah, mas inget ya tujuan aku pindah ke Jogja itu untuk menjauhi mas Dimas, aku enggak mau di cap sebagai perusak rumah tangga orang lain, apalagi ini kakak kandungku sendiri mas. Soal yang di kos aku, aku harap itu yang terakhir, aku mohon mas, kita kaya dulu lagi yah? Aku sebagai adik ipar mas Dimas dan mas Dimas sebagai kakak iparku, oke?"

"...."

"Mas, please.. aku enggak bisa jawab soal itu."

"...."

"Terus kenapa emangnya? Cinta itu gak salah, yang salah itu waktu. Jadi, mas aku mohon."

"...."

POV Chintya
Entahlah siapa yang egois disini, tapi aku berusaha untuk tidak menjadi duri dalam daging, aku memang mencintai mas Dimas sejak lama, aku pikir cintaku hanya khayalan adik ipar pada sang kakak iparnya yang tak mungkin terjadi, ternyata aku salah.. waktu dan keadaan berpihak pada hubungan terlarang kami, entah kenapa aku tidak bisa menolak setiap sentuhan mas Dimas di tubuhku, meskipun mulutku mengatakan "tidak" tapi hati dan tubuh ini tidak bisa menolaknya. Aku telah bermain api, dan sulit sekali memadamkan api ini.

Pagi ini, untuk sarapan pagi aku hanya membuat omlet telur, cari gampang sebelum pak Pras menjemputku. Setelah itu aku akan mempersiapkan diri lalu sarapan, tepat setelah aku menghabiskan omlet, Dering handphone berbunyi, betul saja itu dari pak Pras.

"Iya pak."

"...."

"Oke pak, saya turun ya!"

"...."

Semalam setelah makan malam pak Pras tidak mengantarku pulang ke bengkel untuk mengambil mobil yang aku tinggalkan disana, pak Pras langsung mengantarkan ku pulang ke tempat kos dan berjanji akan menjemputku bersama dengan putri esok paginya. Dan pada siang hari tentunya ia berjanji untuk mengantarkan ku ke bengkel untuk mengambil mobilku yang aku tinggal disana.

pregnant My Brother In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang