Episode 25

14.9K 377 20
                                    

🍁 Happy Reading 🍁

Terima kasih untuk setiap vote dan komen klean, Cici seneng deh klean antusias sama cerita yang Cici buat.

Jangan lupa follow guys!!!
Ayo, udah follow belum..

*****

"Ras, Chintya dimana?" Tanya Dimas pada Laras. Dimas ke kantor lagi setelah menjemput anaknya sekolah.

"Di ruangannya mungkin pak." Jawab Laras sopan.

Dimas pun langsung menuju ruangan Chintya. Dilihatnya sang bidadari dari kejauhan. Setelah beberapa menit memandangi Chintya, Dimas pun langsung mengetok pintu ruangan Chintya, dan masuk kedalam.

"Bagaimana kamu suka sama ruangannya?" Tanya Dimas langsung.

"Mm.. iya pak, suka kok! Bagus ruangannya. Pak Dimas ada perlu apa?" Kata Chintya yang masih kikuk bila berhadapan dengan Dimas.

"Aku agak risih kamu panggil aku dengan sebutan bapak, panggil mas aja gimana?" Saran Dimas.

"Mmm.. bagaimana yah pak? Saya enggak enak sama karyawan yang lain, nanti mereka.." jawab Chintya terpotong.

"Nanti mereka kenapa? Toh kamu ini kan adik ipar saya, pokoknya mas mau kamu mulai sekarang panggil mas lagi ke mas Dimas, mas rindu panggilan itu keluar dari bibir kamu Chintya, bisa kan? Ini perintah atasan kamu Chin." Tegas Dimas.

"Mm.. iya mas." Jawab Chintya pelan.

"Iya mas apa?" Seru Dimas.

"Iya mas Di-mas." Jawab Chintya terbata karena kikuk.

"Nah gitu dong, oh ya.. kamu udah makan siang?" Tanya Dimas.

"Belum pak! Ehh.. mas." Chintya salah panggil.

"Ya udah sekarang kita makan siang sama-sama, yuk!!" Ajak Dimas.

"Enggak usahlah mas, nanti biar aku makan siang sama Laras aja berdua." Tolak Chintya.

"Chintya Adisty!! Kamu itu sekarang sekretaris saya, jadi kamu belajar mendengar perintah atasanmu, kita makan siang bareng sekalian bahas bahan untuk meeting besok yang tadi sempat tertunda." Terang Dimas ada udang dibalik batu.

"Iya mas, baik." Jawab Chintya pasrah.

"Nah gitu dong, ya udah ayo!" Ajak Dimas.

Mereka berdua pun makan siang bersama disebuah cafe yang tidak jauh dari kantor. Chintya dan Dimas memesan menu yang sama. Sementara mereka makan Pras menelpon Chintya.

Kring.. kring..kring..

Mas Pras telpon.. kebetulan banget nih, aku manfaatkan momen ini untuk mas Dimas, agar aku terlihat sebagai keluarga yang bahagia.

"Hallo sayang.. ada apa telpon aku?"
Kata Chintya yang membuat Dimas mengalihkan pandangannya dan menatap Chintya tajam.

"Chintya?? Kamu sakit? Tumben banget kamu manggil aku sayang, ada apa sih?"
Jawab Pras di ujung telpon.

"Iya sayang, kenapa?" rahang Dimas mengeras dan kedua tangannya mengepal kuat mendengar Chintya mengatakan ini untuk suaminya.

"Mas hanya mau bilang tadi yoga diantar oleh orang tua murid, dan ternyata mereka adalah tetangga baru kita Green Andara, anaknya satu kelas dengan anak kita Chin." Jelas Pras.

pregnant My Brother In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang