Episode 41

10.5K 286 36
                                    

🍁 Happy Reading 🍁

Senengnya Cici dapat respon positif dari pencinta dimchin..
Terima kasih sudah cinta sama dimchin.. setia selalu menunggu update'an Cici yang banyak kurang ini.
Lope.. lope.. lope.. pokoknya buat klean. Terima kasih buat klean yang berdoa agar Cici sehat selalu. Semoga klean juga sehat selalu.

*****

"Ini cewe siapa San? Jangan bilang gebetan Lo lagi?" Tanya dokter yang menangani Chintya yang ternyata itu adalah sahabatnya Sandy, dokter Michael Wijaya.

"Namanya Chintya, dia sekretarisnya klien gue Mic, gak sengaja pas janjian mau ketemuan untuk meeting kakinya terkilir menurut si Robbi dan ia maksa banget tetep mau meeting padahal gue tau pasti kakinya sakit banget, tapi dia paksa demi loyalitas, gila gak tuh? Jarang banget cewe kaya dia."

"Jangan bilang Lo mulai tertarik? Inget San, Lo mo nikah.. "

"Iya gue tau!! Gue hanya salut ajalah sama tu cewe, jarang banget orang kaya dia gitu."

"Ya udah, sana Lo bawa pasien Lo!"

"Udah selesai? Jadi bagaimana kakinya?"

"Gue udah jelasin si tadi ke dia, kakinya baik-baik kok, santai."

"Oke, thanks atas bantuan Lo Mic."

"Sama-sama San, Lo kan sohib terbaik gua."

"Ya udah kalau gitu gue balik dulu mau antar tu cewe."

Mereka pun berpisah, Sandy mengantar Chintya ke rumahnya. Saat diperjalanan.

"Hmm.. Mmmm.. terima kasih pak Sandy, untung ada pak sandy Sama pak Robbi kalau enggak, saya gak tau deh mo jadi apa nantinya."

"Iya sama-sama Chintya, lain kali hati-hati."

"Iya pak.. dan masalah meeting kita bagaimana pak?"

"Nanti saya akan hubungi kamu Chintya, kita atur jadwalnya lagi, soalnya kalau besok atau pun lusa saya gak bisa janji, nanti saya tanya sekretaris saya dulu hari atau jam yang kosong."

"Baik pak."

"Rumah kamu dimana?"

"Hmm.. pak Sandy antarkan saya di depan sana aja."

"Kamu yakin?"

"Iya pak, saya ada keperluan pribadi soalnya."

"Oke kalau begitu, Rob! Kamu pinggirin mobilnya yah?"

"Baik pak!"

Setelah turun dari mobil Sandy, Chintya melanjutkan perjalanan dengan taxi menuju apartemen Dimas. Dan sebelumnya ia telah menghubungi pak Agus supir mereka untuk mengambil bibi pulang kerumah.

Ting.. tong..

"Sayang kok kamu baru sampe? Mas kangen tau sama kamu!"

"Mana Adis mas? Dia sudah sembuh?"

"Adis? Hmmm.. Adis disekolah Chin." Dimas Cengngangas-cengngenges.

pregnant My Brother In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang