Setelah meminum susu jahe dan memakan jagung bakarnya, Dimas dan Chintya pergi untuk melihat pemandangan. Benar saja, pemandangan sepanjang mata memandang hanya warna hijau dari berhektar-hektar daun teh yang segar, bahkan aromanya sangat harum dan menyegarkan mata bila memandangnya.
Dimas pun tidak melewatkan kesempatan untuk berselfie bersama Chintya, dari pose saling berpelukan hingga pose berciuman pun mereka lakukan.
Setelah itu, Dimas duduk di bawah sebuah pohon, Chintya yang menghampirinya pun di tariknya dan duduk di atas pangkuan Dimas, saat itu Dimas memeluknya sangat erat dari belakang, tiba-tiba saja ke dua tangan Dimas dimasukkan ke dalam kaos yang Chintya kenakan.
Di dapatinya dan diremasnya dua gundukan gunung kembar milik Chintya yang masih di bungkus oleh b**a. Di tembusnya b**a milik Chintya, dan di pelintir ujung p****g milik Chintya, sehingga yang empunya mendesah.
"Mas, jangan di sini.. nanti ada liat gimana?"
"Enggak kok, mas Dimas cuma gemes aja, boleh kan sayang mas Dimas mainin p*****a kamu" tanya Dimas dengan wajah mupengnya.
"Iya boleh sayang, kamu mainin aja sesuka kamu ya?" Kata Chintya sambil menahan keenakan yang di buat oleh Dimas.
"Sayang, aku minum s**u kamu boleh? Aku haus sayang, aku gak tahan lagi pengen i**p t**e kamu ya?" Sebelum Chintya menjawab, Dimas langsung mengangkat baju Chintya dan di i**p nya p*****a milik Chintya dengan rakusnya.
"Mas, udah mau gelap, nanti kita kemaleman pulang ke Jakartanya, terusin nanti lagi ya n***nnya.." kata Chintya sambil mengelus lembut rambut mas Dimas yang masih menempel di d**a milik Chintya.
"Oke deh, tapi bener ya nanti di lanjutin, aku udah ketagihan abisnya sama n***n kamu, kayanya s**u kamu cocok deh sama aku" terang mas Dimas sambil membetulkan T-shirt dan b**a chintya.
"Apaan sih kamu mas, aku kan jadi malu, ya udah yuk kita ke atas, terus ke mobil, mumpung gak macet, jangan lupa bayar susu jahe mas" Chintya sambil berjalan ke atas bergandengan tangan dengan Dimas.
Sesampainya di atas, Chintya langsung masuk ke dalam mobil sedangkan Dimas membayar makanan dan minuman yang mereka pesan. Tak berapa lama kemudian Dimas pun berjalan dan memasuki mobilnya yang sudah di nyalakan oleh Chintya.
Mereka pun memulai perjalanan kembali untuk pulang ke Jakarta, di perjalanan sudah tidak macet, gelapnya malam di terangi oleh lampu jalan dan lampu kendaraan, dan ternyata Chintya sudah tidur dengan pulasnya. Muncul lah keisengan Dimas, Dimas merekam Chintya yang sedang tidur, menaruh handphone di sudut kaca depan mengarah pada Chintya, terkadang Dimas pun mencuri kesempatan untuk menciumi bibir Chintya dan meremas p******a nya.
Muncul kegilan Dimas, mengangkat ke atas T-shirt yang Chintya kenakan serta b**a hitam yang Chintya pakai pun ia angkat ke atas sehingga terpampang jelas p******a Chintya. Dimas pun sesekali memelintir ujung p****g nya, saat antrian tol, Dimas pun mulai mengi**p nya dengan kuat dan rakusnya sehingga yang empunya bangun dari tidur lelapnya.
"Ya ampun mas, kamu lagi ngapain sih? Kenapa aku begini?" Tanya heran Chintya.
"Abis aku kangen, ngeliat kamu tidur mas jadi pengen" kata Dimas tersenyum malu pada Chintya dan cepat-cepat mengambil handphone yang ia letakkan di ujung depan kaca mobilnya. Tak lama handphonenya berdering panggilan masuk dari istinya Chaca.
"Siapa mas yang telpon kamu?" Tanya Chintya yang sedang merapihkan bajunya.
Dimas pun mengangkat panggilan masuk Chaca pas setelah ia keluar tol.
"Halo Cha.. ada apa? Tumben kamu telfon mas? Apa ada yang penting?" Tanya Dimas datar.
"Mas, besok kamu temenin Cincin ya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/261945664-288-k522483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
pregnant My Brother In Law
RomanceChintya Adisty, diam-diam mencintai kakak iparnya Dimas Prayoga Sudrajat sejak Chintya kelas dua SMA, Chintya menyimpan perasaannya tanpa diketahui oleh siapapun termasuk kakaknya sendiri Gisca Tamara. "Aghhhh..." "Oughhhhh.." Lepas bersamaan. 21+ B...