Malam ini Lila pulang ke rumah mereka untuk mengambil beberapa barang miliknya. Ia berniat pergi sendiri, tapi Kina sahabatnya memaksa untuk pergi bersama karena setelah ini mereka akan mengerjakan tugas bersama.
"Lo tunggu di mobil aja ya, gue masuk sebentar ngambil baju doang", kata Lila yang sudah keluar mobil.
"Awas lo lama ya, gue tinggalin"
"Emang berani?", Lila terkekeh dan masuk ke dalam rumahnya yang begitu gelap.
Lila membuka pintu, namun tidak ada satu lampu pun yang menyala. Ia mencari skaler lampu agar ia dapat melihat jalan.
"Mas Ardhan gak tidur dirumah ya?" Gumamnya
Lila berjalan menuju kamar tidur mereka, ia membuka pintunya dan melihat sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan. Di remang-remang gelap dan cahaya dari luar jendela. Ia seperti melihat dua orang sedanng bercumbu di kasur mereka.
Lila menghidupkan lampunya yang membuat , "Mas Ardhan.... Bella"
Lila menjatuhkan tas yang sedang ia genggam, air matanya mengalir deras. Ia berlari sekuat tenaga keluar rumah dan terduduk di dekat pagar rumahnya.
Kina yang melihat Lila terduduk didepan pagar menghampirinya. "Kalila, lo kenapa?"
Tidak ada respon, Kina pun mengangkat wajah Lila yang sudah bercucuran air mata. Ia nangis tanpa bersuara.
"Astaga Lila" Kina langsung memeluk tubuh Lila yang sudah bergetar hebat. Leo dan Kafka yang baru datang juga terkejut melihat pemandang tersebut.
"Kal-" Ardhan yang memanggil Lila berhenti tepat di depan pintu rumahnya bersama Bella. Sontak membuat ketiga orang tersebut heran. Leo yang sudah paham tidak bisa menahan amarahnya.
Leo berlari dan melayangkan tinjunya tepat di wajah Ardhan, "Brengsek"
Bella menjerit terkejut. Namun tidak Leo hiraukan. Leo kembali melayangkan tinjunya, dan tidak ada perlawanan dari Ardhan.
"Brengsek lo anjing", Leo berteriak dan kembali meninju Ardhan. Bella mencoba menghentikan Leo namun tidak berhasil. Kafka berlari mencoba menjauhkan Leo. "Yo, tenang"
"Brengsek bangsat lo tai anjing", teriak Leo yang sudah ditarik sedikit menjauh dari Ardhan.
"Lo udah nolak di jodohin sama dia" Leo menunjuk Bella, "Tapi lo jadiin selingkuhan lo"
"Lo kira gue selingkuh karena apa?" Ardhan berbicara dan mendekat ke arah Leo, "Karena mantan lo itu gak bisa punya anak"
Leo menggertakan giginya, ia mendorong Ardhan dan melayangkan tinjunya. Ardhan sampai terjatuh ke lantai.
BUGHHHH
BUGHHH
Leo memukul Ardhan tanpa henti, hanya suara rapuh Lila yang dapat menghentikannya. "Leo, udah berhenti"
"Lo udah nyakitin dua orang wanita yang gue sayang. Bunda... dan Lila" Leo melihat Lila yang berada dibelakangnya. Muka Lila semakin membuat Leo merasakan sakit di dadanya.
"Lo nyakitin Lila aja Bunda udah kecewa. Ini Lo malah selingkuh sama adek tirinya Lila. DIMANA HATI LO BANGSAT"
Kina dan Kafka yang baru tau juga terkejut mendengarnya.
"LO BILANG LILA APA? LILA GAK BISA HAMIL? ASAL LO TAU SEKARANG DIA LAGI HAMIL ANAK LO BANGSAT"
Ardhan malah tertawa dan berkata, "Mungkin itu anak lo"
Mendengar perkataan Ardhan, membuat Leo semakin murka. Sebelum Leo meninju Ardhan, Kina sudah melakukannya terlebih dahulu dan berteriak, "LO BRENGSEK"
Kina menatap Bella dengan tatapan jijik, "Dan lo gak tau diri, mau aja jadi selingkuhan cowok sok kegantengan muka kek beruk". Kina memberi jeda ucapannya, "Oops, mungkin lo nya juga cewe kegatalan yang gak laku sampe suami kakak sendiri dihembat"
Kina membawa Lila menuju mobilnya, ia tidak tega melihat Lila yang mendengar semua perkataan brengsek dari mulut suami Lila.
———————————————————
Kina mengantarkan Lila kerumah Ratu sesuai permintaan Lila. Lila tidak bicara selama di perjalanan selain memberitahukan tujuannya.
"Halo?" Kina mengangkat ponselnya yang sedari tadi bergetar
"Kerumah Oma Ratu"
Kina mengangguk dan mematikan teleponnya. Ia melihat Lila yang masih menatap keluar jalanan kompleks. Hening. Selama ini Lila tidak banyak cerita tentang keluarganya, yang Lila tau Kina sudah menikah. Tentang siapa keluarganya, siapa orang tuanya dan sebagainya Lila tidak pernah cerita karena itu termasuk privasinya.
Lila turun dari mobil Kina tanpa berkata apapun. Kina menyusul Lila yang sudah masuk ke dalam rumah.
"Oma, Lila naik ke kamar ya"
Kina yang bingung harus bagaimana hanya menyalam Oma Lila yang juga sedang kebingungan.
"Kamu temannya Lila ya?"
Kina mengangguk, "Iya Om-". Kata-kata Kina terputus ketika ia sadar siapa orang yang sedang berdiri di depannya.
"Ibu Ratu Cassanova"
Ratu tertawa melihat wajah Kina yang terkejut, "Saya Omanya Lila, panggil aja Oma Ratu"
Kina masih menganga tidak percaya, ia sangat menyukai karya-karya seni Ratu dan melihat idolanya di hadapannya membuatnya bingung ingin melakukan apa.
"Ayo duduk", ajak Ratu untuk duduk di ruang tamu
"Kalo boleh saya tau Lila kenapa seperti itu?"
Kina menceritakan semua kejadian yang dialami Lila tadi. Mengingatnya saja Kina sudah merasakan emosi yang membara. Lila pasti merasakan lebih dari yang ia rasakan.
"Assalamualaikum" salam Leo dan Kafka
Leo duduk, "Oma, Lila gimana?"
Oma tersenyum, "Lila mau sendiri dulu"
"Leo mau ketemu Lila boleh Oma?"
"Boleh, tapi jangan sekarang sayang. Lila butuh waktu untuk menerima semuanya", kata Ratu menepuk bahu Leo.
Ratu sangat tau sekhawatir apa Leo sekarang. Ia tersenyum. Lila di penuhi oleh orang-orag yang menyayanginya.
"Karena sudah malam, kalian nginap disini aja"
"Tapi nanti ngerepotin Oma" kata Kina
Ratu mengeleng, "Tidak sama sekali, malah Oma senang ada orang yang berada disis Lila saat di sepertiini"
Ratu menyuruh Atik dan Yanto untuk membersihkan kamar mereka.
"Leo sama Kafka nanti tidur di kamar bawah ya. Kalo Kina tidur sama Oma aja, soalnya Opa lagi di luar negeri"
Kina yang mendengar itu sangat kesenangan, ia tersenyum sumringah. Kapan lagitidur sama idola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mom
ContoLila seorang ibu muda yang sudah menjadi single mom di usia 21 tahun.