[21]

15.5K 870 1
                                    

Lila sedang menunggu Lisa dan Kevin di dalam mobilnya. Lila mengambil kaca di tasnya dan melihat matanya yang sembab karena menangisi perkataan Papinya. Pintu mobil terbuka, Lila menyimpan kacanya dan menyapa kedua anaknya.

"Hallo sweetheart"

"Hallo mama," "Hallo tante"

"Jadi sesuai janji mama, hari ini ke timezone"

Lisa dan Kevin bersorak gembira, hari seperti ini yan biasanya anak-anak sukai.

Lisa dan Kevin yang sedang mengobrol seketika tersadara akan keheningan Lila. Tidak biasanya Lila hanya diam saja ketika menyetir, pasti selalu menanyakan perihal sekolah.

"Mom, are you okay?" Tanya Lisa

Lila menoleh sebentar dan tersenyum, "I am okay"

"Tante habis nangis?" Kini Kevin yang bertanya setelah melihat mata Lila yang sembab.

"Oh enggak, ini tadi tante kelilipan."

"Mama lagi sedih?"

Lila terkekeh, anak-anaknya sangat peka dan perhatian sekali. Anak-anaknya? Ya, sebentar lagi Kevin juga akan menjadi anaknya.

"Tante, kata Papa kalo lagi sedih kita tidak apa-apa kalo menangis. Dengan menangis terkadang rasa sedih kita akan berkurang."

Lila yang mendengar itu tersenyum, bagaimana bisa sifat Leo menurun ke Kevin.

"Oiya tante, kata Papa juga bilang kalo orang nangis itu bukan berarti dia lemah."

"Iya mama, benar kata Kevin"

Lila mengangguk, "Iya sayang kalo mama sedih pasti mama nangis. Sekarang mama lagi gak sedih kok. Makasih ya Kevin"."

"Iya tante"

"Mama mau bertanya ke Kevin dan Lisa boleh?"

"Tentu boleh mama"

"Boleh tante" sambung Kevin

"Kalo Mama sama Papa Kevin menikah bagaimana?"

Kevin dan Lisa saling pandang karena kurang paham maksud dari Lila. Kevin malah bertanya lagi, "Maksudnya tante dan Papa menikah?"

Lila mengangguk, "Iya, apa tante boleh jadi mama kamu?"

"Papa tau?" Tanya Kevin yang dibalas anggukan oleh Lila. Kevin menatap Lisa yang masih bingung dan tersenyum, "Kalo menurut Papa itu yang terbaik, Kevin juga akan senang tante jadi istri Papa"

"Lisa juga senang kalo om Leo jadi Papa Lisa," sambung Lisa dengan senyum sumringahnya.

Lila tersenyum lega, respon yang dia dapat ternyata lebih dari ekspetasinya. Selama ini yang Lila takuti jika Kevin dan Lisa keberatan dengan hal itu, makanya ia selalu diam ketika Leo mengajak nikah.

————————————

Leo baru saja sampai di rumahnya, ia melihat Kevin yang sedang menonton TV bersama mbak Ina, pekerja dirumahnya. Sebelum ada mbak Ina, Kevin selalu ia titipkan di rumah Bundanya saat pulang larut malam seperti sekarang.

"Papa!" Sapa Kevin yang berlari memeluk dirinya. Tidak seperti anak SD pada umumnya, Kevin tetaplah Kevin.

"Gimana kabar kamu? Sudah dua hari kita tidak bertemu."

"Kevin baik dan Papa....." Kevin menatap Leo seksama dari atas sampai bawah, "Dan Papa terlihat baik juga," sambungnya.

"Iya dong, kan sampai rumah Papa lihat kamu jadi semakin baik"

"No.... dulu setiap pulang malam Papa selalu pucat" kata Kevin menyangkal ucapan Leo. Yang dikatakan Kevin memang benar dan sekarang dia berubah karena satu orang yang dapat mengubah hidupnya, Lila.

"Terus kalo sekarang Papa gimana?"

"Lebih hidup"

Leo hanya tersenyum mendengar perkataan anaknya, ia mengajak Kevin duduk di sofa untuk menonton TV. Kevin yang sedari tadi menatapnya seperti ingin mengatakan sesuatu. Leo merangkul anaknya, "Kamu mau ngomong sesuatu?"

Kevin mengangguk sembari mengalihkan pandanganya ke arah TV, "Papa mau nikah sama tante Lila?"

Kevin bertanya, berarti Lila sudah menanyakan ke anaknya seperti perkataan kemarin. Lila ingin memastikan respon anak-anak dulu, setelah itu baru dia beri jawabannya.

"Menurut Kevin gimana? Boleh Papa nikah sama tante Lila?"

Kevin mengangguk, "Kata Papa kalo kita nikah sama seseorang itu berarti kita cinta sama orang itu. Cinta itu akan membuat hidup kita lebih bahagia."

"Iya benar itu kata Papa. Kalo menurut Kevin, tante Lila gimana orangnya?"

"Baik dan selalu perhatian ke Kevin dan perlakuin Kevin seperti Lisa juga"

"Papa izin ke Kevin buat nikahin tante Lila ya?"

Kevin menatap Leo bingung, "Kenapa Papa izin ke Kevin? Kan Kevin anak Papa, apapun keputusan Papa pasti Kevin dukung dan percaya itu yang terbaik buat kita berdua"

Leo tersentuh mendengar perkataan anaknya, ia memeluk erat tubuh Kevin.

"Terima kasih Kevin sudah menjadi anak Papa"

"Terma kasih juga Papa sudah menjadi Papa Kevin"

Leo melepaskan pelukannya, "Besok ikut Papa ya, Papa mau ngajak Kevin ke suatu tempat"

Kevin mengangguk dan mereka melanjutkan obrolannya sebelum tidur. Leo sangat bersyukur mempunyai Kevin sebagai penguatnya selama ini. Leo berharap dengan keputusannya menikahi Lila, Kevin bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu.

Single MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang