Sebelum berangkat kuliah, Lila mebereskan segala kekacauaan tadi malam. Pintu kamar terbuka membuat Lila mempercepat mengambil pecahan kacanya.
Ardhan memanggilnya, "Lila"
Lila berlari agar cepat keluar dari rumah, namun langkahnya kalah cepat dengan Ardhan yang sudah memegang lengannya, "Lila, aku mau bicara"
Namun Lila menyingkirkan tangan Ardhan, "Gue udah terlambat"
Lila melajukan langkahnya dan masuk kedalam taksi yang sudah ia pesan. Tujuannya pagi ini bukan ke kampus. Ia memejamkan matanya.
Flashback on
2 tahun yang lalu"Leo, kita putus aja ya"
Leo melepaskan rangkulannya, dan menatap Lila tajam. "Apa? Kamu bercandakan?"
"Aku serius, kita putus aja ya", ulang Lila yang tidak berani menatap Leo. Leo menangkup pipi Lila, ia ingin Lila berbicara sambil melihat matanya.
"Kenapa? Beri aku alasan"
"Aku di jodohin,", Lila menatap Leo dan melanjutkan perkataannya, "Sama abang kamu".
Leo terkejut, bahkan disaat seperti ini ia tidak bisa melakukan apapun untuk orang yang dia sayangi. Leo hanya memeluk erat tubuh Lila, dan menahan segala sesak di dadanya.
Flashback off
Lila memandang nisan di depannya, ia mengelus batu nisan yang terukir nama Kharissa Dewantoro.
"Lama tidak bertemu, Mi", gumam Lila
"Lila kangen mami, kangen curhat sama mami, kangen disuapin mami, kangen tidur bareng mami, kangen nyanyi bareng dimobil bareng mami", Lila meneteskan air matanya, "Lila capek mi, dari dulu maunya Lila ikut mami aja ya. Kenapa sih mami malah nyelamatin Lila? Kenapa Mi?"
"Lila capek jadi orang bodoh yang pura-pura gak tau apapun, Lila capek jadi mesin atm buat papi, kapan Lila bisa lakuin yang Lila mau? Bahkan Lila gak bisa bersama dengan orang yang Lila cintai. Lila tau papi benci Lila karena buat mami meninggal, tapi Lila juga gak mau mami meninggal. Emang harusnya Lila yang kebawa arus Mi", Tangis Lila semakin deras, ia ingin mencurahkan segala isi hatinya. Lila mengelus perutnya.
"Mami sebentar lagi punya cucu. Lila senang disaat seperti ini ada harapan dan alasan untuk Lila tetap hidup Mi. Lila janji bakal jaga anak Lila sebaik mami mengaja Lila".
Lila mengelus nisan itu, "Lila pamit pulang mi"
———————————————————
Lila menunggu Kina di restoran dekat kampusnya. Dari pagi ponselnya di penuhi notif dari Kina yang menanyakan keberadaannya.
"Kalila", panggilan Kina yang membuat Lila menoleh kebelakang. Kina tidak sendirian.
"Gayaan lo pakai kacamata hitam", kekeh Kina yang sudah duduk di sampingnya. "Btw, Leo sama Kafka minta ikut jadinya gue ajak aja. Gapapakan?"
Lila mengangguk, ia hanya menundukkan pandangannya. "Pesan aja, gue udah pesan"
"Kal, kita ada tugas bareng. Minggu depan sih, cuma lo bisa ngerjainnya kapan? Kabari gue ya", kata Kafka
Lila mengangkat kepalanya dan menatap Kafka dengan kacamata hitamnya, "Kapan aja bisa. Tapi jaga-jaga, lo cari orang lain juga ya Kaf. Takutnya gue gak bisa masuk minggu depan".
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mom
Short StoryLila seorang ibu muda yang sudah menjadi single mom di usia 21 tahun.