[19]

15.7K 957 0
                                    

"Maaf" kata itu yang pertama kali Lila dengar saat terbangun dari tidurnya. Leo meminta maaf atas kesalahan yang Lila tidak ketahui.

"Maaf kemarin aku sensian, selah paham sama ucapan kamu lagi"

Leo memiringkan badannya, dan menatap Lila yang sedang menatapnya juga. Tidak ada suara, hanya deruan nafas Leo yang terdengar di telinga Lila. Lila melihat jam dinding di kamarnya yang masih menunjukkan pukul tiga pagi.

"Kamu belum tidur?"

Leo mengelengkan kepalanya, "Aku gak bisa tidur."

Lilla menggeser badannya agar lebih dekat dengan Leo, ia meletakkan sebelah tanganya di pipi Leo dan mengelusnya. Leo hanya diam menatapnya.

"Kamu terlalu sering minta maaf Leo"

"Karena aku salah," ucap Leo sembari memegang tangan Lila yang ada di pipinya. Leo masih merasakannya, rasa nyaman saat Lila menyentuhnya.

"Gak heran kenapa Kevin selalu minta maaf. Di mobil hampir lima kali Kevin minta maaf terus katanya ngerepotin aku, padahal aku senang Lisa ada temannya."

"Kevin?"

Lila tersenyum, "Iya, Kevin anak kamu dan tingkahnya sama seperti kamu. Peduli ke orang sekitarnya, sukanya mendam perasaan, takut nyakitin orang lain. Ya just like you"

"Oh iya, dia sepertinya suka menggambar," lanjut Lila saat menginggat kebiasaan Kevin saat menunggu jemputan. Ia selalu menggambar benda-benda yang ada di sekelilingnya.

Leo hanya menatap Lila yang sedang bercerita tentang anaknya, tidak mengubris sama sekali. Tangannya masih setia menggenggam tangan Lila.

"Aku gak tau apa yang terjadi sama kamu selama ini,  aku percaya kamu bakal membaik kedepannya."

Senyuman Lila membuat dada Leo berdetak lebih kencang, Lila benar Leo seperti remaja jatuh cinta.

Leo menghela nafasnya, "Hanya satu hal yang gak bisa aku lupain dan setiap melihat Kevin aku selalu mengingat wajah Rara"

Bisa dipastikan bahwa Rara yang disebut Leo adalah Ibu kandung dari Kevin. Lila hanya bisa menatap mata Leo dan ia bisa merasakan sakit yang dirasa Leo. Lila menunggu hingga Leo berbicara kembali.

"Kevin bukan anak kandung aku, Lila." Leo megenggam erat tangan Lila yang masih dipipiya. Ia akan membuka kisah lama yang tidak pernah ia lupain dan tidak pernah dicertikan kepada siapapun.

"Rara sahabat aku waktu di panti asuhan dulu. Enam tahun lalu dia minta tolong sama aku untuk ke rumah dia, tapi aku lupa. Aku melupakannya."

Air mata Leo menetes, "Aku padahal udah janji setelah kerja langsung kerumahnya, tapi aku lupa. Malamnya saat aku kesana, semuanya berubah termasuk duniaku berubah saat aku masuk dia tergantung—"

Air mata Leo semakin deras dan genggamannya juga semakin kuat, "Aku liat Kevin duduk di lantai dengan mata tertutup, hati aku sakit sekali Lila. Aku merasa bersalah, harusnya aku langsung datang saat dia minta. Tapi apa? Apa yang aku lakuin, semuanya karena aku."

Lila mendekatkan posisi tidurnya dan merengkuh tubuh Leo yang sudah gemetar, Lila mengelus punggung Leo. Ia membiarkan Leo menangis di pelukannya lagi.

Kesalahan yang bahkan tidak pernah di perbuat, tapi selalu ia tanggung dan selaluu menghantui kepalanya. Leo menutup matanya dan semakin menangis menngingat kejadian yang begitu menyakitkan baginya.

Leo menyembunyikan wajahnya tepat di leher Lila, yang ia perlukan hanyalah seorang pendengar dan sebuah pelukan.

"Terima kasih Lila sudah kembali kehidupan aku", ucap Leo pelan yang mungkin tidak dapat di dengar oleh Lila.

Lila masih mengelus punggungn Leo yang tidak lagi gemetar, ia pikir Leo mungkin sudah tidur. Karena tidak ingin membangunkannya, Lila membiarkan Leo tidur dipelukanmnya.

"Ternyata kamu sangat menderita selama ini, aku harap kamu bisa lebih membaik dengan adanya aku di sisi kamu," Lila mengelus rambut Leo, "Makasih Leo kamu sudah bertahan selama ini."

Leo yang masih sadar dapat mendengar perkataan Lila.

Single MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang