Sudah satu minggu Leo tidak menghubungi Lila, ia harus menahannya. Leo sadar, Lila bukanlah miliknya.
Leo yang baru selesai memeriksa pasiennya dan sedang berjalan menuju ruangannya. Leo merupakan dokter anak yang baru bekerja satu tahun di rumah sakit ini.
Sebuah tepukan dipundaknya membuat Leo menoleh ke samping dan ia tersenyum melihat orang itu.
"Hai Leo" sapa Lila yang berada disampingnya.
"Kamu ngapain disini?"
"Itu nemanin Hans." Kata Lila menunjuk ke arah Hans yang sedang duduk menunggu obat. Lila kembali menatap Leo yang masih melihat Hans. "Sepertinya aku cocok jadi spesialis nemani orang sakit," Kekeh Lila
Leo mengubah arah pandangnya dan menatap Lila yang sedang tersenyum. Sangat cantik.
"Asal jangan kamu yang sakit"
"Tenang, aku gak bakal ngerepotin kamu kalo sakit"
Leo mengubah tatapannya, "Maaf aku ngerepotin kamu kemarin"
Lila menghela nafas, Leo salah memahami ucapannya. Lila mengelengkan kepalanya, "Bukan itu maksud aku"
Leo tersenyum tipis, "Maaf ya Lila." Leo menunjuk ke sembarang arah lalu berkata, "Aku kesana dulu ya"
"Oh iya, sampai jumpa Leo," ucap Lila yang hanya dibalas anggukann oleh Loe. Leo berjalan ke arah yang ia tunjuk, Leo merutuki dirinya sendiri.
"Bodoh" gumamnya
"Lo bodoh Leo," kata Leo merutuki diri sendiri. Ia jadi merasa bersalah ke Lila. Leo memutar kembali ke tempat ia bertemu Lila, namun Lila sudah tidak ada disana. Dasar Leo bodoh.
—————————————
Leo sedang berisitirahat diruangannya, hari ini pasiennya tidak terlalu banyak. Ia hanya perlu mengecek pasian yang dirawat saja.
Leo beberapa kali membuka dan menutup nomor Lila. Leo kembali mengetik pesan, namun di hapusnya lagi.
Suara ketukan pintu membuat Leo meletakkan ponselnya, ia berjalan dan membuka kunci pintunya.
"Dok, ini ada titipan" kata security itu sembari memberikan bungkusan yang ia bawa. Leo tidak memesan apapun, "Bukan punya saya, Pak"
"Loh ini tadi yang nitip katanya untuk Dokter Leo spesialis anak"
"Siapa yang nitip Pak?" Tanya Leo bingung karena ia belum pernah mendapat titipan seperti ini sebelumnya.
"Ada tadi mbak-mbak cantik"
Leo tidak tau dari siapa, mau tidak mau Leo mengambil bungkusan itu. "Oh yaudah Pak, makasih ya Pak"
Leo meletakkan bungkusan itu di mejanya. Ia mengeluarkan isinya. Kotak nasi dan ada sebuah note di atasnya. Leo membuka dan membaca kertas note itu.
"Gak perlu minta maaf, kamu gak salah. Kamu gak ngerepotin aku sama sekali. Dah itu doang yang mau aku bilang haha. Selamat makan siang/sore Pak Dokter:)"
Leo tersenyum setelah membaca note itu, ia membuka kotak makan dan mulai memakannya. Di sela makannya ia masih tersenyum.
"Huaaa ingin jadiin Lila istri" ucapnya
Sinta yang baru saja masuk mengelengkan kepalanya melihat tingkah temannya itu.
"Emang dia mau sama lo?," tanya Sinta yang baru saja duduk dikursi. Leo menatap sinis Sinta, "Diam lo, doain kek biar gue ada pendamping"
"Ogah"
Leo melemparkan bungkus kerupuk ke arah Sinta.
"ANJING!" Teriak Sinta yang membuat Leo tertawa. Sinta melempar kerupuk itu, namun tidak mengenai Leo karena Leo menangkapnya.
"Lo sana cari pacar"
"Ogah"
"Ogah-ogah tapi Riana di dempet terus"
Sinta melotot, ia terkejut karena Leo tau dia pelangi.
"Sejak kapan lo tau?"
Leo menggangkat bahunya, "Setelah lo di selingkuhin mantan lo". Leo melihat jam di tangannya dan kembali menatap Sinta yang masih bengong di tempat. "Aman, gue gak ember"
Leo menyandang tasnya dan menepuk pundak Sinta pelan, "Gue duluan, mau jemput Kevin"
Leo meninggalkan ruangannya, ia memeriksa ponselnya yang bergetar. Nama Lila tertera dilayarnya, Loe segera menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu.
"Halo Papa"
Itu suara Kevin, anaknya.
"Halo Kevin"
"Papa, aku pulang sama tante Lila boleh?"
"Boleh"
"Tapi Papa—" Kevin berhenti berbicara. Biasanya jika begini, Kevin berarti merasa tidak enak mengatakan sesuatu takut merepotkan orang lain.
"Kevin masih ingat Papa bilang apa?"
"Masih, Papa bilang kalau takut merepotkan orang lain bilang tolong, maaf dan terima kasih"
"Anak Papa pintar. Kevin mau ngomong apa?"
"Maaf kalo Kevin buat Papa repot. Kevin mau minta tolong nanti Papa jemput Kevin dirumah Tante Lila, boleh Papa?"
Leo tersenyum mendengar anaknya berbicara, "Siap Boss nanti saya jemput di rumah Tante Lila. Kalo saya telat, tidak apa kan Boss?"
Leo dapat mendengar tawa Kevin dari seberang sana.
"Yang penting Papa selamat sampai tujuan. Bawa mobilnya jangan kencang, santai saja. Nanti tante Lila kirim alamatnya ya Pa"
"Iya sayang"
Leo menutup penggilannya dan membuka pesan masuk dari Lila. Tanpa kata pengatar dan penutup hanya peta lokasi yang dikirim Lila. Dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mom
Cerita PendekLila seorang ibu muda yang sudah menjadi single mom di usia 21 tahun.