[15]

21K 1.1K 2
                                    

Lila sudah selesai membersihkan kamar Leo yang berantakan. Setelah adegan nangis tadi, Leo tertidur dipundaknya. Lila tidak menanyakan apapun, ia menunggu Leo yang mengatakannya.

Lila menghampiri Leo yang sedang menonton film di ruang keluarga, demam Leo sudah berkurang dan Lila mau permisi pulang malam ini.

"Nonton apa?" Tanya Lila yang sudah duduk disamping Leo.

"Move to heaven"

Lila mengangguk, "Obat sama airnya udah aku letak dimeja kamar kamu. Terus itu aku tadi masak, untuk besok tinggal dipanasin aja lagi"

"Kamu mau pulang?"

"Iya, aku gak enak kelamaan disini"

"Gak enak ya jagain orang sakit"

Lila menghela nafasnya, mulai nih orang bertingkah. Padahal maksudnya bukan itu, tapi selalu nanggepinnya beda. Lila menjitak kening Leo, "Gak enak sama tetangga, ntar kita digrebek"

Leo tertawa, "Yaudah ayok nikah sama aku"

Lila kembali menjitak kening Leo yang membuat Leo meringis, "Sakit Lila"

"Iya makanya kalo ngomong yang benar"

"Emang ada yang salah dari omongan aku ajak nikah kamu?"

Lila tidak menggubris, ia mengambil buah yang sudah dikupasnya dan kembali duduk di sofa. Lila tidak mempedulikan Leo, ia fokus menonton filmnya.

Leo memperhatikan Lila, tidak ada yang berubah dari Lila. Masih cantik seperti dulu.

"Mau buah" kata Leo kepada Lila. Lila menyodorkan garbu yang sudah ada buahnya. Leo tersenyum. Hal seperti ini yang membuat Leo semakin menyukai Lila.

"A-aku...." Leo ragu ingin bercerita soal penyakitnya ini. Leo menatap Lila yang sedang menoleh dan menarik sebeleah alisnya lalu berkata, "Aku apa?"

"Aku mau cerita"

Lila langsung mengecil volume tv nya dan mengubah posisi duduknya berhadapan dengan Leo. Ini yang Lila tunggu, Leo bercerita.

"Kamu gak penasaran kenapa aku begini?". Leo bertanya, Lila tersenyum dan berkata, "Aku sangat penasaran kenapa kamu jadi begini. Tapi itu privasi kamu, gak sopan rasanya kalo aku nanya hal begitu"

Leo menangguk paham. Leo menatap bola mata Lila, ia mencari kekuatan dari sana.

"Aku setiap tahun dan bulan yang sama selalu sakit seperti ini, lebih tepatnya aku nyakitin diri sendiri. Rasa bersalah yang mendalam membuat aku seperti ini, Lila. Aku—". Leo menjeda perkataaannya, ia memalingkan wajahnya dari Lila, "Aku orang jahat, Lila"

Lila hanya diam, ia menunggu hingga Leo benar-benar menyelesaikan ceritanya. Lila dapat melihat rasa sakit di mata Leo.

"Aku jahat dan pantas merasakan hal seperti ini. Aku takut, takut memberi tahu Kevin kenyataan yang sebenarnya. Aku takut Kevin membenci aku karena hal itu. Aku takut, Lila"

Lila mendekap tubuh Leo yang begitu rapuh, ia tidak pernah tau Leo serapuh ini. Mungkin ini kenapa Leo terlihat semakin kurus, ia menyimpan sesuatu yang orang lain tidak tau. Sesuatu yang Lila yakin berhubungan dengan Ibunya Kevin.

Nafas Leo teratur dan ia yakin Leo sekarang sedang tertidur lagi dipelukkannya. Lila menginap disini lagi malam ini.

—————————————

Sorot sinar matahari membuat Leo terbangun dari tidur. Sudah dua hari tidurnya sangat nyenyak tidak seperti biasanya. Leo menyentuh keningnya sendiri dan ia sudah tidak merasakan panas lagi.

Leo mencari keberadaan Lila namun tidak ada tanda-tanda Lila dirumah. Leo membuka pintu depan dan melihat mobil Lila masih terparkir di halaman rumahnya.

"Lila", teriak Leo memanggil Lila.

Pintu kamar mandi terbuka dan Lila keluar dari sana dengan rambut yang masih basah, "Apa?"

"Kamu mandi?"

"Iya, udah satu harian aku gak mandi"

"Yaudah sini", Leo menarik lengan Lila dan membawanya masuk ke kamar tidurnya.

"Mau ngapain?"

Leo membuka lemarinya, mengambil kaos dan handuk untuk Lila. "Ini ganti baju kamu"

"Gak usah, aku mau pulang juga ini"

Leo tetap memaksa Lila ganti baju dan akhirnya Lila mengganti bajunya di kamar mandi. Setelah melihat kaca, Lila tau kenapa Leo memaksanya ganti baju. Baju yang ia kenakan basah dan pakaian dalamnya terlihat.

Lila merutuk dirinya, "Ahh malu banget"

Lila mengganti bajunya dengan kaos milik Leo yang saat dipakai sangat besar. Setelah itu, Lila menghampiri Leo yang menunggunya di meja makan.

"Besar banget" kata Lila sembari melebarkan tangannya dan memperlihatkan baju Leo yang sangat kebesaran dibadan Lila.

Leo tertawa melihat tingkah Lila, "Cantik, sini makan sebelum pulang"

Lila mengangguk dan duduk di seberang Leo.

"Masakan kamu selalu enak" kata Leo saat mereka sudah mulai makan. Lila tersenyum bahagaia, "Makasih pujiannya"

"Aku pasti bakal kangen masakan kamu"

"Kangen? Emang kamu mau kemana?"

"Kan aku udah gak sakit lagi, jadinya kamu gak bakal masakin aku lagi"

Lila terkekeh, "Kirainn kenapa"

"Kalo aku kangen masakan kamu, aku boleh kerumah kamu kan?"

"Yahhh mulai modusnya". Lila berdiri dan membersihkan meja makan, ia menoleh ke arah Leo yang masih menatapnya. "Ada syaratnya"

Leo yang mendengar itu sangat antusias, Leo tersenyum lebar seperti anak kecil yang dibolehkan makan eskrim.

"Bawa Kevin"

"Itu aja syaratnya?"

Lila mengangguk mengiyakana, syaratnya hanya itu.
Setelah dari rumah Kia empat hari yang lalu, Lisa dan Kevin semakin akrab. Mereka juga memiliki hobi dan kesukaan yang sama. Disetiap perjalanan pulang dari sekolahnya hal yang diceritain Lisa adalah Kevin. Kevin yang selalu melindungi Lisa seperti seorang kakak yang melindungi adeknya.

Single MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang