[18]

16.6K 937 6
                                    

Setelah dua jam kejebak macet, Leo akhirnya sampai ditempat tujuannya yaitu rumah Lila. Leo memarkirkan mobilnya dan turun untuk menekam bell.

Tidak lama pagar terbuka dan memunculkan Lila bersama Hans. Leo menatap sinis kearah Hans dan Lila menyadari itu.

"Hai Bro" sapa Hans yang hanya dibalas deheman oleh Leo. Hans hanya tersenyum dan membisikan sesuatu di telinga Lila, "Ngeri uy, buat panas aja kali ya"

Lila memukul pelan lengan Hans dan terkekeh, "Yakin mau pulang, Hans? Gak nginap disini lagi?"

"Nginap enak juga ya," kata Hans memacing kejengkelan Leo. Lila dan Hans bertatapan dan menahan tawa melihat wajah Leo yang menahan kekeselannya.

"Aku masuk duluan," ucap Leo yang sudah berjalan masuk ke dalam rumah Lila padahal belum ada yang menyuruhnya masuk.

Mereka tertawa.

"Hahaha dia naskir banget sama kamu ya? Cemburuan sekali"

"Sepertinya"

"Yaudah aku pulang dulu, takut yang di dalam makin ngamuk," kekeh Hans sembari memeluk Lila. "Thanks, Kal"

Lila mengangguk dan tersenyum, "Hati-hati"

Setelah Hans pulang, Lila menutup pagar dan masuk ke dalam rumah. Baru saja ia sampai di depan pintu rumahnya, ia sudah merasakan hawa-hawa panas. Lila menyusul Leo yang sedang duduk di meja makan memperhatikan Kevin dan Lisa bermain playstation.

"Mana teman kamu?" Tanya Leo ketus saat Lila baru saja duduk di kursinya. Lila mengambillkan makan untuk Leo dan tidak menjawab pertanyaannya.

"Tapi dia mau nginap? Kok gak jadi nginap?" Leo kembali memberi pertanyaan namun sengaja Lila abaikan.

"Nginap disini lagi?"

Lila menahan tawanya, Leo cemburu. Lila meletakkan piring yang sudah berisi nasi dan lauk di depan Leo. "Ini makan dulu, isi tenaga jangan cemburu terus"

"S-s-siapa yang cemburu," Leo kelagapan, ia langsung memakan nasi yang sudah Lila ambilkan.

Lila terkekeh, "Aku bersihin kamar dulu, aku tinggal ya"

Lila meninggalkan Leo dan berjalan ke kamar tamu yang sudah lama tidak di tempati. Rumahnya tidak terlalu besar, rumah satu lantai dengan tiga kamar. Ia membawa satu kasur kecil dari kamar Lisa dan memasangkan alas kasurnya.

Dari umur Lisa enak tahun, Lisa sudah tidur sendiri. Bahkan ketika Lila memaksa untuk tidur berdua saja harus ada sogokkannya.

Setelah selesai membereskannya, Lila kembali ke meja makam dan Leo sudah selesai makan.

"Kamu duduk dengan anak-anak aja, aku mau beresin ini dulu," ucap Lila. Namun Leo tidak mendengarkannya, ia malah mengangkat piring kotor dan membantu Lila.

"Aku bantu"

"Ih duduk aja Leo, kamu pasti capek"

Leo mengeleng, "Enggak"

"Leo, biar aku aja"

"LEO!" Teriak Lila tepat ditelinga Leo. Leo refleks menarik lengan Lila yang membuat mereka berpelukan. Bagaimana bisa?

Bukannya melepaskan, Leo semakin mendekap tubuh Lila. Leo menghirup bau rose yang tidak pernah berubah.

"Leo," panggil Lila

"Satu menit aja"

Lila membiarkannya, ia bisa merasakn degup jantung Leo karena posisi kepalanya tepat di dada Leo. Mereka tidak ada yang berbicara, hanya diam dengan pikiran masing-masing. Leo melepaskan pelukannya, kini mereka hanya bertatapan tanpa suara sebentar dan kembali beres-beres.

"Mau nginap?" Tanya Lila saat sudah selesai dengan pekerjaannya. Leo yang mendengar itu membalikkan badannya lalu tersenyum.

"Aku pulang aja"

"Udah terlalu malam, rumah kamu juga jauh"

"Iya gak masalah, aku pulang aja"

Lila mengangguk, "Okay"

"Kalo kamu maksa aku nginap deh," kekeh Leo. Emang sedari awal ditawari Leo sudah mau, tapi sok jual mahal.

"Aku gak maksa, cuma nawarin doang. Kalo mau pulang, ya gak masalah"

"Aku yang maksa sekarang mau nginap."

"Terserah kamu aja"

Leo memberitahu Kevin bahwa mereka nnginap dan Kevin terlihat sangat senang, begitupun dengan Lisa yang senang karena ada temannya,

Terkadang Leo sangat ingin Kevin juga merasakan kasih sayang seorang Ibu, dengan adanya Lila setidaknya Kevin bisa merasakannya walaupun belum sepenuhnya.

"Kevin yang ada selimut barbie punya Lisa," kata Lila memberikan selimut Lisa. Kevin tersenyum dan mengambil selimut itu, "Gapapa tante, makasih ya tante Lila"

"Iya, tante matiin lampu ya. Good night"

Lila menutup pintu kamar Kevin dan menuju kamar Lisa melakukan hal yang sama. Itu sudah menjadi kebiasaan Lila.

Lila masuk ke kamarnya dan terkejut melihat Leo disana, padahal dia yang menyuruh Leo menunggu di kamarnya.

"Aku tidur dimana?" Tanya Leo saat melihat hanya ada satu kasur di kamarnya. Tidak ada sofa atau tempat untuk tidur lainnya.

Lila duduk di kasur, "Ayo tidur bersama"

Leo menatap Lila panik, tidur bersama? Apa Leo tidak salah dengar. Lila tertawa melihat muka panik Leo, ia merebahkan badannya di atas kasur.

"Hanya tidur, Aku disini dan kamu di sebelah sini."

Lila menepuk kasur kosong di sebelahnya, "Sini"

"Aku tidur disini?"

"Iya"

"Aku tidur disini ya?"

Leo sangat menggemaskan ketika bingung, ia mengulang pertanyaan yang sama.

"Iya Leo"

Leo merebahkan badannya di kasur itu, rasanya jantungnya berdegup kencang. Leo belum pernah diajak tidur sekasur seperti ini.

"Santai Leo, aku gak gigit kok" kekeh Lila yang merasakan ketegang Leo. Leo menatap ke samping, Lila sedang menatap tempelan bintang di atas.

"Aku belum pernah tidur sekasur sama perempuan selain Bunda," kata Leo dengan sangat Jujur. Leo dapat melihat senyum Lila dari samping. Lila hanyalah Lila. Dari dulu hal yang membuatnya jatuh cinta ke Lila yaitu senyumannya yang begitu indah.

"Aku merasa tersanjung sudah ngajak dokter yang sudah punya anak tidur seranjang"

Hening. Tidak ada yang berbicara. Lila menoleh kesamping karena ia pikir Leo mungkin sudah tidur. Namun salah, Leo masih menatapnya dengan tatapan yang tidak ia pahami.

"Aku kira kamu tidur"

Leo hanya diam, ia membalikkan badannya membelakangi Lila dan berkata. "Aku tidur ya, selamat malam"

Lila merasa ada yang tidur beres, namun ia tidak mau memperkeruh keadaan. Lila tidur dengan posisi membelakangi Leo.

Single MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang