Mereka sudah sampai di halaman depan rumah Kia. Jantung Lila berdegup kencang, ia tidak pernah segugup ini. Apa yang harus ia katakan? Gimana ia harus bersikap bertemu orang yang sudah tidak ia jumpai selama 8 tahun?
"Ayok tante masuk" ajak Kevin yang sudah menarik pelan pergelangan tangan Lila dan Lisa.
Lila mengikuti Kevin yang berlari masuk ke dalam rumah. Rumah yang masih sama yang berbeda hanya tanaman yang tambah banyak dan rimbang di depan rumah.
"OMAA KEVIN BAWA TEMAN" teriak Kevin dari dalam rumah. Lila menunggu di ruang tamu bersama Lisa. Ia melihat pajangan foto yang tidak terlalu banyak berubah.
"Mama, ini mama ya?" Kata Lisa menunjukkan foto yang terpampang di meja. Lila mengambil foto itu dan kenangan lama kembali muncul, dimana ada kenangan bahagia pasti ada kenangan yang menyakitkan. Lila menunjuk gambar dirinya dengan baju pengantin, "Iya ini mama"
"Always beautiful" kagum Lisa dengan senyum yang merekah.
"Cucu oma juga cantik" kata Kia yang baru saja datang dan mengelus lembut puncak kepala Lisa.
Deg
"Cucu oma kan ganteng" gerutu Kevin
"Iya cucu Oma yang ini ganteng", Kia mengelus kepala Kevin dan gantian mengelus kepala Lisa, "Cucu Oma yang ini cantik"
"Jadi Lisa cucu Oma juga?" Tanya Kevin polos. Kia mengangguk menatap Lila sembari berkata, "Kevin itu cucu Oma yang pertama dan Lisa cucu Oma yang kedua. Jadi Kevin itu seperti abangnya Lisa"
"Kevin ajak Lisa ke ruang makan ya, nanti Oma sama tante Lila nyusul" perintah Kia. Kevin mengangguk dan menarik lengan Lisa menuju meja makan.
Kia memeluk Lila yang diam mematung, tanpa sadar air mata Lila menetes. Ia rindu maminya dan Bunda.......
"Welcome home, Lila" kata Kia tepat di telinga Lila. Air matanya mengalir deras. Ia merasa bersalah karena selama ini mengabaikan pesan dari Kia.
"Maaf Bunda"
Kia melepaskan pelukan mereka dan terkekeh melihat Lila yang sedang menangis, "Gak ada yang perlu dimaafin Lila"
"Maaf Lila gak pernah balas pesan Bunda"
Kia mengangguk mengerti keadaan Lila, mungkin bisa saja dengan membaca pesan darinya membuat Lila teringat masa lalu yang menyakitkan.
"Bunda gak marah dan Bunda juga ngertiin kamu. Itu pilihan kamu. Pilihan yang tepat juga menurut Bunda"
Kia mendekap kembali tubuh Lila, "Bunda sangat bersyukur kamu kembali lagi kesini, ke Rumah kamu"
——————————————
Mereka sudah selesai makan malam dan kini sedang duduk mengobrol di taman rumah Kia. Lisa dan Kevin masih sibuk dengan per-Kpopan mereka.
"Mas Ardhan gimana kabarnya Bunda?"
Ya. Walaupun Ardhan sudah menyakitinya, tetapi dia tetaplah ayah dari anaknya. Lila sudah ikhlas dan memaafkan semua orang yang menyakitinya.
"Bunda juga gak tau sayang, sudah hampir satu tahun Bunda gak dengar kabar Ardhan"
"Satu tahun Bun?", tanya Lila kaget. Berarti bukan hanya keluarganya yang menghilang tidak ada kabar, tetapi Ardhan juga.
"Iya, semenjak Papi kamu bangkrut. Ardhan dan keluarga kamu tidak ada kabar sama sekali, bahkan Bunda juga sudah hubungi teman-teman Ardhan tapi mereka juga tidak tau"
Lila mengangguk paham, tujuh tahun lalu Lila menarik semua saham investasinya diperusahan Papinya karean ia sangat amat sakit hati pada saat itu. Ketika mendengar kabar bangkrutnya perusahaan Papinya, Lila juga awalnya merasa bersalah namun setelahh tau kenyatanya ia tidak menyesal telah menarik semuanya.
"Leo gimana kabarnya Bunda?" Tanya Lila lagi. Walaupun ia sudah bertemu dengan Leo kemarin, namun Lila ingin dengar sesuatu tentang Leo dari Kia.
Kia mendesah, "Hm... Menurut kamu Leo gimana kabarnya setelah ketemu kemarin?"
Lila berdeham dan berkata, "Menurut Lila, keadaan Leo sekarang antara baik dan tidak. Tapi itu hanya sepenglihatan Lila kemarin aja Bunda"
"Kamu bakal tau setelah sering bertemu dengan Leo kedepannya"
"Maksudnya Bunda?"
Kia terkekeh, "Kamu pasti bakal paham dengan sendirinya".
Lila tidak menjawab karena ia bingung maksud perkataan Kia, ia tidak mengerti.
"Kamu pasti juga penasaran tentang Ibunya Kevin kan?"
Yap. Tepat sasaran. Lila memang penasaran, namun ia tidak ingin menanyakan hal yang bersifat privasi seperti itu. Hal seperti itu mengingatkannya pada Lisa, ia sangat takut jika ada yang bertanya ke Lisa tentang ayahnya.
"Kamu juga bakal tau kedepannya, Lila. Bunda gak bisa cerita banyak tentang Leo ke kamu, karena Bunda juga tidak pernah bertanya tentang kehidupan Leo. Bunda hanya menunggu Leo menceritakannya"
Lila mengangguk, ia sangat tau kepribadian Leo.
"Sekarang tanggal berapa?". Tiba-tiba saja Kia bertanya tanggal, Lila menatap bingung Kia yang sedang memeriksa ponselnya. Raut wajah Kia berubah, "Astaga besok waktunya"
Lila tidak mengerti maksud Kia, namun raut wajah Kia berubah setelah melihat ponselnya. Seperti sedih mungkin.
Kia menatap Lila dan mengenggam lengannya, "Lila, Bunda boleh minta tolong?"
Lila mengangguk. "Boleh Bunda"
"Tiga hari lagi kamu bisa ke rumah Leo?"
"Ha? Gimana Bunda?"
"Bunda minta tolong ke kamu, tiga hari lagi ke rumah Leo. Nanti Bunda shareloc rumahnya"
"Tapi Lila ngapain kesana?"
Kia mempererat genggaman tangannya, "Kamu lihat sendiri saja besok. Tolong ya Lila, hanya kamu yang bisa kesana"
Lila semakin mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud perkataan Kia. Kenapa hanya dirinya yang bisa kesana?
"Kenapa gak Bunda sama Kevin aja yang kesana?"
Kia menggeleng, ia tau Lila pasti sangat penasaran kenapa ia disuruh kesana. Tapi hanya Lila lah satu-satunya harapan Kia, karena setiap tahunnya Kia, Kevin dan pekerja rumah selalu dilarang kesana selama seminggu ditanggal dan bulan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mom
Short StoryLila seorang ibu muda yang sudah menjadi single mom di usia 21 tahun.