[28]

14.7K 772 3
                                    

Satu tahun kemudian.......

Leo baru saja pulang dari tugasnya, ia melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Leo masuk ke kamar dan Lila sedang tertidur pulas.

Leo membersihkan dirinya dan kembali ke kamar untuk tidur. Baru saja ia berbaring, tangisan anaknya membuat Leo berdiri secepat mungkin menggendong anaknya.

Kania, anak ketiga mereka yang baru berusia dua bulan itu menangis. Leo tidak mencoba mendiamkan Kania namun tidak berhasil, Kania haus. Leo tidak tega membangunkan Lila yang terlihat kecapekan.

"Nina bobo, oh nina bobo. Kalau tidak bobo, digigit nyamuk," Leo menyanyikan segala lagu yang ia tau namun tidak membuat Kania berhenti menangis. Lila terbangun dari tidurnya dan melihat Leo menggendong Kania yang menangis.

"Hai sini, gantian," ucap Lila mengambil Kania dari Leo. Lila tersenyum dan mencium pipi Leo, "Kamu istirahat aja."

Lila duduk di kasur mereka dan mulai menyusui Kania yang haus. Leo juga duduk dan mendekatkan punggung mereka berdua agar Lila bisa bersandar di punggungnya.

"Kamu pasti capek," ucap Lila yang bersandar di punggung Leo. Leo tersenyum walaupun tidak bisa dilihat Lila, "Capek aku hilang kalau udah lihat kamu."

"Gimana kerjaan kamu?"

"Seperti biasa, banyak anak-anak yang udah lama dirawat akhirnya keluar rumah sakit. Aku senang mereka bisa sembuh dan keluar. Setiap aku melihat anak-anak yang sakit itu aku teringat anak kita."

"Pasti anak-anak kita bangga punya Papa seperti kamu, Leo. You are an amazing daddy." Ucap Lila tersenyum lebar, "Setiap ada tugas tentang menceritakan orang tua, mereka selalu dengan bangga menceritakan kamu."

"Aku tidak sebaik kamu yang selalu ada buat untuk anak-anak. Kamu pasti sama berartinya bagi mereka."

Lila menangguk setuju, "Iya sayang, kamu juga berarti bagi aku."

Leo merasakan pipinya memanas karena panggilan sayang Lila, walaupun mereka sudah menikah selama setahun namun Lila jarang sekali memanggilnya seperti itu.

"Leo? Kamu tidur?" Tanya Lila karena Leo tidak merespon ucapannya. Leo berdehem lalu berkata, "Aku tidak tidur. Bisa tidak kamu manggil aku sayang untuj seterusnya?"

"A-apa?" tanya Lila terkejut. Leo terkekeh dan memanggil Lila, "Sayang"

"Leo!"

Karena suara Lila yang lumayan keras, Kania kembali menangis. Semuanya karena Leo yang menggodanya. Sayang? Hahaha Lila tidak bisa memanggil Leo seperti itu.

"Sayang, aku juga haus," rengek Leo seperti anak kecil. Lila menahan suaranya, ia tidak mau Kania bangun lagi namun Leo terus menggodanya. Setelah memastikan Kania tidur, Lila meletakkannya di tempat tidurnya. Ia meninggalkan Leo dan keluar dari kamar.

Leo yang sedang berbaring melihat Lila membawa gelas yang berisi air ke kamar, "Ini," kata Lila menyodorkan gelas itu ke Leo. Leo terkekeh dan mengambil gelas itu dan meminum airnya.

Leo menarik Lila yang mau mengambil gelas di meja, kini Lila duduk di pangkuan Leo. Leo mencium leher Lila lalu membisikkan sesuatu di telinga Lila, "Aku haus."

Lila baru paham maksud perkataan Leo, ia tersenyum menahan malu. Lila pikir Leo ingin minum ternyata Leo mengingkan yang lainnya.

——————————————

Pagi ini Lila merasakan badannya sangat pegal, karena Leo tentu saja. Ia melihat Leo yang masih tertidur pulas di sampingnya. Hari ini Leo mengambil cuti dan mengajak kami jalan-jalan.

Setelah membersihkan rumah, Lila memasak untuk sarapan mereka. Lila membuat telur orak-orik yang dicampur dengan beberapa sayuran. Ia juga membuat makanan kesukaan Lisa, pancake.

Lila menyiapkan makanan mereka di piring dan menatanya di meja makan. Setelah itu ia kembali ke kamar dan melihat Leo sedang menggendong Kania. Leo tersenyum ke arahnya, "Kamu mandi duluan, biar aku jaga Kania."

Leo membawa Kania berjalan kelaur dari kamar untuk membangunakn kedua anaknya. Leo membawa Kania ke kamar Kevin.

"Abang Kevin, bangun. Kania udah bangun loh," ucap Leo mengubah suaranya seperti anak kecil. Kevin menggeliat dari tidurnya namun langsung duduk ketika melihat Kania begitupun dengan Lisa. Leo menyuruh anaknya mandi dan bersiap-siap untuk sarapan.

"Kita mau kemana? Aku bingung mau pakai baju apa" Tanya Lila saat Leo kembali ke kamar. Leo mendekat dan mencium istrinya itu, "Kamu pakai baju apa aja tetap cantik."

"Aku pakai ini aja ya," kata Lila yang sedang memakai puff sleeve blouse dan denim skirt. Leo mengangguk, "Kamu terlihat cantik seperti biasanya."

Leo kembali mencium Lila tanpa henti dan Kania di tengah-tengah meraka. Leo melepaskan ciumannya dan tersenyum, "I love you, Lila."

"Love you too."

Leo merasa seperti orang yang paling beruntung di muka bumi ini, memiliki istri seperti Lila dan anak-anak yang begitu manis. Tidak ada yang bisa memisahkan mereka, kecuali maut.

Single MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang