Setelah mendengarkan penjelasan Caca, Lila langsung menghubungin Leo namun tidak ada jawaban. Lila memilih pulang ke rumah Ratu dan menceritakan semuanya. Ratu menyuruh Lila unntuk menenagkan pikirannya, Leo pasti akan menghubunginya nanti.
Ratu mengajak Lila dan Lisa untuk makan malam di restaurant agar pikiran Lila sedikit tenang. Namun Ratu juga sudah menyiapkan baju yang akan mereka gunakan.
"Oma, kenapa rapi sekali? Bukannya kita mau pergi makan malam?" Tanya Lila heran karena mereka sekarang sedang memakai baju yang senada. Lila memakai mid-lenght dress warna hitam.
"Iya, biar lebih special," kata Ratu saat mereka sudah di jalan menuju tempat tujuan. Lila mengecek ponselnya namun tidak ada pesan masuk atau pun panggilan telepon dari Leo. Leo marah?
Mereka sudah sampai di restaurant yang di tuju namun dari luar restaurant itu tampak sepi tidak seperti biasanya. Mungkin sebentar lagi ramai, pikir Lila. Lila berjalan masuk mengikuti Ratu yang menggandeng lengan Lisa. Lila masih mengecek ponselnya siapa tau ada pesan dari Leo namun tetap tidak ada.
Suasana hati Lila yang awalnya tidak senang berubah ketika melihat orang-orang yang berada di depannya sekarang. Di sana ada Hans, Caca, Rangga, Orang tua Leo, Kevin, dan Leo. Lila berlari menghampiri Leo dan memeluknya. Lila menangis.
"Kamu kemana aja?" Tanya Lila yang menangis tersendu. Leo terkekeh dan mengelus punggung Lila, "Aku di sini aja."
"Kenapa pesan sama telepon aku gak di angkat?" Seperti biasa, Lila kalau sudah marah dan khwatir pasti menanyakan beribu alasan.
"Aku nyiapin ini. Kamu jangan nangis terus yang lainnya nungguin kamu." Kata Leo agar Lila berhenti menangis. Lila melepaskan pelukannya dan melihat sekumpulan orang yang sedang menatap mereka, Lila tersenyum dan menarik lengan Leo.
"Sudah bermesraannya?" Kekeh Oma saat mereka duduk dan yang lainnya tertawa.
Leo mengelap air mata Lila yang masih keluar, "Cucu Oma cengeng." Lila memukul paha Leo yang membuat Leo meringis, "Cucu Oma main kekerasan."
"Kata Papa kita boleh main kekerasan apalagi sama perempuan. Kita harus jaga perempuan seperti kita menjaga keluarga kita," kini Kevin ikut nimbrung. Ajaran Leo memang tidak perlu di ragukan lagi. Leo tersenyum ke anaknya, "Good boy."
"Sebelum memulai obrolan, ada baiknya kita makan dulu. Sepertinya perut Oma sudah keroncongan." Kata Oma dan yang lainnya setuju.
Leo semakin deg-degan saat semua orang hampir menyelesaikan makannya. Ia sudah mempersiapkannya, namun masih saja merasakan jantungnya berdebar kencang. Leo menautkan jarinya dengan Lila, ia tersenym menantap Lila. Mungkin Lila bisa merasakan tangannya yang dingin karena deg-degan.
Caca berdiri dari duduknya, "Sebelum Leo memulai acaranya, aku disini mau meminta maaf kepada semua keluarga Leo dan Lila soal beberapa hari yang lalu. Aku ingin tegaskan sekali lagi, Leo tidak pernah tidur bersama aku dan ini bukan anak Leo. Sekali lagi, aku mohon maaf atas kegaduhan beberapa hari yang lalu."
"Caca, kami semua sudah memaafkan kamu. Kamu memang salah, tapi kamu mengakui kesalahan kamu. Tidak banyak orang yang bisa melakukannya seperti kamu. You are the strongest women, Ca." Kata Bunda yang mewakili mereka semua. Bahkan Lila pun sudah memaafkan Caca sejak ia menceritakan semuanya.
Suasana berubah menjadi hening, mereka menunggu Leo mengatakan sesuatu namun Leo masih diam karena jantungnya seperti akan meledak. Lila menatap Leo bingung, "Kamu kenapa? Sakit?"
"Hm, eh enggak," jawab Leo gugup.
"Papa, cepat berikan yang kita beli tadi." Ucap Lisa. Lisa memanggil Leo Papa? Ia tidak bermimpi? Lisa anak Lila memanggilnya Papa.
"Kalian beli apa?" Tanya Lila penasaran, namun Kevin menutup mulut Lila agar tidak memberitahunya, "Sesuatu untuk mama," ucap Kevin.
Mama? Senyum Lila melebar mendengarnya.
Leo berlutut di hadapan Lila dan mengluarkan kotak yang berisi cincin itu dari sakunya. Lila menutup mulutnya kaget dengan perlakuan Leo.
"Kalila, maukah kau menikah denganku?" Leo melamar Lila malam ini.
Mata Lila berkaca-kaca, ia tersenyum lalu berkata, "Ya, aku mau Leo."
Leo mengambil tangan Lila dan menyematkan cincinya di jari Lila. Leo berdiri dan memeluk erat Lila. Ini malam terbahagia dalam hidupnya. Leo menyium kening Lila dan kembali memeluknya erat penuh bahagia.
Semua yang ada disana bertepuk tangan bahagia melihat dua orang yang memiliki begitu banyak rintangan akhirnya di persatukan.
"Cincinnya Kevin dan Lisa yang pilih," bisik Leo tepat di telinga Lila. Lila mengecup bibir Leo dan berlari menghampiri kedua anaknya.
Leo membeku ditempatnya, biasanya ia yang selalu mencium Lila. Rasanya dunia memang sedang berpihak kepada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mom
Short StoryLila seorang ibu muda yang sudah menjadi single mom di usia 21 tahun.