Terungkap

3.1K 439 12
                                    

"Huwaaa~~~pernikahan Lianfang-zun dan juga Chifeng-zun benar-benar luar biasa."seru Wei Wuxian saat melihat dekorasi pesta yang dipasang dari pintu gerbang Bujingshi hingga ke ruang acara di warna dengan coklat tua dan kuning emas. Warna yang memadukan dua sekte kedua mempelai.

"Wei Ying,jangan lari-lari."tegur Lan Wangji pada istrinya yang benar-benar tidak bisa diam.

"Wangji,jangan biarkan istrimu itu seperti kelinci lepas dari kandangnya. Aku tidak ingin cucuku kenapa-napa."seru Lan Qiren dan berlalu pergi diikuti oleh dua murid Gusu Lan dibelakangnya. Wangji hanya membalas ucapan pamannya dengan anggukan. Dia beralih kearah Wei Wuxian yang berjalan kearahnya dengan dua makanan penuh ditangannya. Entah darimana istrinya itu mendapatkan makanan sebanyak itu.

"Lan Zhan,kau mau?"tanya Wei Wuxian dan menunjukkan kedua tangannya yang memegang makanan.

"Kau saja yang makan. Aku rasa kau jauh lebih lapar daripada aku."

"Hehehehe~benar sekali. Aku iseng saja menawarimu,kalau tadi kau bilang mau,maka aku akan mengatakan tidak,karena aku lapar. Untungnya Lan Zhan ku ini sangat pengertian. Uh! Makin cinta~"

Mendengar ucapan istrinya,telinga Lan Wangji memerah luar biasa. Wei Wuxian benar-benar tahu cara membuat suaminya itu malu.

"Kalian berdua,bisa-bisanya bermesraan di pernikahan orang lain. Tidak tahu malu!"

"Aih!!! A-Cheng dan Zewu-jun?"

Wei Wuxian kebingungan saat melihat Jiang Cheng datang bersama kakak iparnya.

"Wangji,adik Wei."sapa Lan Xichen. Lan Wangji dan Wei Wuxian memberikan salam mereka kepada Lan Xichen.

"Xiongzhang,paman sudah di dalam."

"Ya,mari kita masuk."ucap Lan Xichen. Mereka pun berjalan bersama menuju kediaman Chifeng-zun.

"Lan Wangji."

"Hm?"

Yang dipanggil menoleh kearah Jiang Cheng.

"A-Cheng,ada apa?"tanya Wei Wuxian.

"Belikan aku tanghulu disana."tunjuk Jiang Cheng yang mengarah keluar Bujingshi. Lan Wangji tak berkata apapun. Lan Xichen menatap adiknya yang sebenarnya sedang bingung.

"Wanyin biar aku saja yang belikan."ucap Lan Xichen.

"Hah? Aku meminta Wangji,bukan kau."

"Aiyooo~kenapa Hanguang-jun harus menurutimu? Biar Zewu-jun saja yang belikan sana."

"Aku tidak mau tahu,pokoknya Lan Wangji harus membelikanku tanghulu atau tidak aku tidak akan masuk ke aula upacara pernikahan."

Wangji menoleh kearah kakaknya yang ditatap menunjukkan ekspresi memelas. Meminta sang adik untuk kali ini menuruti keinginan pemimpin sekte Yunmeng tersebut. Wei Wuxian menghela nafasnya.

"Baiklah,aku dan Lan Zhan akan membelikanmu tanghulu. Tunggulah disini. Ayo Lan Zhan kita pergi."

Pasangan suami-istri itu pergi membeli tanghulu yang diminta oleh Jiang Cheng. Lan Xichen berinisiatif mengajak Jiang Cheng untuk duduk sambil menunggu adiknya dan adik iparnya membeli tanghulu. Ini bukan pertama kalinya Lan Xichen menghadapi permintaan aneh Jiang Cheng. Waktu dirinya di Yunmeng, Jiangg Cheng meminta tangan kanannya mengecat ulang kamarnya dengan warna putih dan langit-langit kamar berwarna biru bermotif awan. Meminta dua murid sektenya memetik biji teratai di jam dua pagi. Bahkan Lan Xichen dan Jin Zixuan tadi pagi diminta Jiang Cheng sit-up lima ratus kali dengan kendi yang diletakkan di atas perut mereka berdua.

"Yahooo,ini tanghulunya."seru Wei Wuxian dan menyerahkan tanghulu yang dia beli dengan suaminya tadi. Jiang Cheng menatap tanghulu yang ada di tangan Wei Wuxian. Bukannya diambil dan langsung dimakan,Jiang Cheng hanya menatapnya saja.

Regret//XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang