Side Story-1

2.7K 288 12
                                    

"Xiongzhang! Selamat datang kembali."ucap Lan Wangji.

"Selamat datang kakak ipar."sapa Wei Wuxian.

"Aku pulang Wangji,adik Wei. Terima kasih sudah menjemputku di bandara."

"Hehehehe~sebenarnya Huanran juga ingin ikut tapi karena hari ini jadwal latihan tim basket mereka, ya dia skip. Tapi dia akan pulang lebih awal."jelas Wei Wuxian.

Lan Xichen mengangguk mengerti. Lagipula dia tak masalah Huanran tidak datang. Toh,dirumah nanti mereka juga akan bertemu. Lan Wangji mengangkat koper Xichen ke dalam bagasi mobilnya. Ketiganya masuk ke dalam mobil dan menuju mansion keluarga Lan.

Sudah sepuluh tahun lebih Lan Xichen meninggalkan Cina. Hal ini dia lakukan agar orang-orang yang mengenalnya selama di Cina tidak curiga padanya yang tetap awet muda sedangkan orang yang dikenalnya sudah menua.

"Jadi kapan persalinan adik Wei?"

"Mungkin bulan depan sudah harus stay di rumah sakit."

Lan Xichen menganggukkan kepalanya. Tak terasa adiknya sekarang akan memiliki anak kedua. Dulu juga adik dan adik iparnya ini memiliki dua anak. Tapi keduanya tidak mendapatkan keabadian seperti Lan Jiang.

"Aiyaaa~kenapa di jalan tol malah macet?"

"Ada apa?"tanya Lan Xichen yang duduk di belakang.

"Kecelakaan."jawab Lan Wangji singkat.

"Kau tahu darimana ada kecelakaan?"bingung Wei Wuxian.

"Insting."

"Oh oke."balas Wei Wuxian dan tak lagi bicara. Dia percaya dengan insting tajam suaminya ini.

Lan Xichen menghela nafasnya,dia menyamankan punggungnya di kursi. Mobil akhirnya kembali jalan meskipun pelan. Manik abu-abu Lan Xichen perlahan mulai menutup. Jujur saja Lan Xichen sebenarnya masih belum terbiasa naik pesawat. Suara mesin dan juga tekanan dari ketinggian pesawat membuatnya mual dan pusing. Jika saja di dunia ini terbang dengan pedang masih dianggap hal biasa,mungkin dia sudah menggunakan pedangnya. Kadang Lan Xichen bingung dengan adik,paman juga putranya Lan Jiang yang dengan mudahnya beradaptasi dengan kecanggihan teknologi zaman.

Lan Xichen bukan gaptek,dia termasuk melek teknologi tapi dia tidak ketergantungan dengan benda-benda tersebut. Dia hanya menggunakan kecuali di keadaan penting. Seperti pekerjaan atau menghubungi kolega,karyawan ataupun keluarga. Lan Xichen sama sekali tidak kecanduan gadget seperti Lan Jiang dan Wei Wuxian.

Ugh! Jika mengingat putranya Lan Xichen merasa kepalanya berdenyut-denyut. Putranya itu duplikat Lan Xichen,yang membedakan adalah warna mata,tinggi badan,rambut dan juga sifatnya. Lan Jiang memiliki warna mata yang sama dengan Jiang Cheng yaitu ungu, tinggi badan Lan Jiang saat ini 187,satu senti lagi maka tingginya dan Lan Xichen juga Lan Wangji akan sama. Tapi sejak ratusan tahun yang lalu,tinggi badan Lan Jiang tetap berada di angka 187,tidak pernah berubah. Rambut Lan Jiang itu bergelombang seperti ibunya. Dan putranya itu memiliki hobi gonta ganti warna rambut.

Oke,itu adalah gambaran fisik Lan Jiang.

Jika berbicara tentang sifat. Lan Jiang adalah Jiang Cheng kedua. Sifatnya keras,tidak sabaran, mulut isinya kebun binatang. Tsundere stadium akhir,dan memiliki jiwa kompetitif. Lan Qiren menyerah dengan sifat Lan Jiang. Benar-benar sangat jauh dari sifat keluarga Lan. Tapi Lan Qiren sangat bangga dengan Lan Jiang. Sejak ratusan tahun yang lalu hingga zaman berganti, Lan Jiang tidak pernah sekalipun mengecewakan Lan Qiren. 

Lan Jiang selalu menjadi juara dalam bidang apapun. Di mansion keluarga Lan,empat ruangan diisi oleh berbagai macam sertifikat,piala,piagam dan segala macam penghargaan yang di dapat dari seorang Lan Jiang. Semua itu Lan Qiren kumpulkan dari ratusan tahun yang lalu hingga zaman berganti menjadi modern seperti sekarang.

Mobil berhenti di depan pintu utama mansion. Tiga orang maid membukakan pintu dan mengeluarkan koper Lan Xichen.

"Selamat datang tuan pertama Lan."sapa kepala pelayan.

"Xichen."

"Paman."

Lan Xichen memberikan salamnya kemudian memeluk sang paman yang sudah sepuluh tahun ini tidak bertemu. "Syukurlah kau baik-baik saja."

"PAPA!!!"

"Huanran jangan berte___"

BUGH

"Awww~~~A-Ran kau ingin membunuh papa?"ucap Lan Xichen sembari memegang perutnya yang terkena pukulan tiba-tiba dari Lan Jiang.

"Cih! Papa tidak akan mati hanya karena satu tinju tanpa energi."sahut Lan Jiang.

Lan Qiren menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan. Dia menggelengkan kepalanya. Sepertinya mansion ini akan bertambah ramai.

"Tuan besar Lan,apa anda ingin duduk di kursi pijat keluaran terbaru yang baru anda beli tadi malam?"tanya kepala pelayan.

"Boleh juga."

Lan Qiren pergi bersama kepala pelayan. Tertinggal Lan Wangji,Lan Xichen,Wei Wuxian,dan Lan Jiang di ruang keluarga. Lan Xue masih belum pulang dari tempat les pianonya. Putra pertama Lan Wangji itu berusia lima tahun dan bersekolah di taman kanak-kanak. Lan Xue sangat suka bermain piano sehingga dia ikut les piano. Selain piano,Lan Xue juga les biola. Putra pertama Lan Wangji itu memang suka memainkan berbagai macam alat musik. Lan Xue benar-benar mewarasi darah Lan sesunggunya.

"Tunggu,kau mengecat rambutmu lagi?"seru Lan Xichen saat melihat rambut putranya kini berwarna biru terang.

"Yup! Menurut ramalan zodiakku warna biru adalah warna keberuntunganku pagi ini. Aku ingat sudah tiga bulan tidak mengganti warna rambutku,jadi pagi tadi aku minta bibi Yun mengecat rambutku."

"Hah? Sejak kapan kau percaya ramalan seperti itu,A-Ran?"

"Sejak dia menonton acara horoskop."jawab Wei Wuxian. Lan Xichen menggelengkan kepalanya. Dia mengacak-acak surai putranya itu dengan gemas. Bisa-bisanya putranya percaya dengan ramalan.

 Bisa-bisanya putranya percaya dengan ramalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Regret//XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang