Takdir Yang Berbeda

1.8K 269 37
                                    

Wei Wuxian tidak pernah sekesal ini pada seorang wanita sebelumnya. Sudah sepuluh menit dirinya sampai di gerbang dan menemui wanita yang tak lain adalah Qin Su. Saat Wei Wuxian menanyakan nama. Qin Su tidak menjawab dan malah bicara dengan angkuhnya bahwa dia adalah mate Lan Xichen dan ingin bertemu laki-laki itu. Jujur saja Wei Wuxian bukanlah orang yang sabaran. Dia sudah menggenggam kuat chenqingnya dan kalau saja dia tidak lupa bahwa orang di depannya adalah wanita,sudah robek tubuh wanita di depannya ini.

"Baiklah jika kau tidak ingin menjawab siapa namamu. Tetaplah kau berdiri disitu sampai kau mati."geram Wei Wuxian dan hendak berbalik pergi.

"Nona Qin."bisik pelayannya setengah memohon agar nona muda tersebut berhenti keras kepala.

"Namaku Qin Su,aku anak tiri Jin Guangshan dan juga mate dari Zewu-jun. Apa kau sudah puas? Sekarang biarkan aku menemui Zewu-jun."

Wei Wuxian berbalik lagi menghadap kearah Qin Su. "Baiklah,ikut denganku."ucap Wei Wuxian. Qin Su dan juga pelayannya tersenyum senang. Keduanya pun mengikuti Wei Wuxian ke aula pertemuan.

Saat diperjalanan menuju aula,banyak pasang mata yang menatap Qin Su dengan pandangan yang berbeda-beda.

"Halo semua maaf menunggu lama."seru Wei Wuxian dengan cengiran jahilnya.

"Wei Ying."sapa Lan Wangji dan memberi isyarat agar istrinya itu duduk di sampingnya. Namun manik emas Lan Wangji sedikit bergetar saat melihat seorang wanita berdiri di belakang Wei Wuxian.

"Ah iya aku lupa. Ini adalah wanita yang mencari Zewu-jun tadi. Nona Qin Su masuklah."seru Wei Wuxian dan sengaja menyebut nama Qin Su dengan suara yang lantang.

Manik Nie Mingjue dan Jin Zixuan membesar. Lan Xichen menatap lurus kearah Qin Su. Sama sekali tidak tersenyum.

"Kau....apa kau benar adik tiriku?"tanya Jin Zixuan yang entah sejak kapan sudah berdiri di hadapan Qin Su.

Wanita yang ditanya oleh Zixuan itu mengangkat wajahnya dan melipat kedua tangannya di depan dada. Dia menatap Zixuan sombong. "Kalau iya kenapa? Bukan berarti jika aku mengaku kau akan memberikanku setengah harta dari sektemu,kan?"

Wei Wuxian merotasikan matanya. Wanita itu tidak jauh berbeda dengan wanita-wanita diluaran sana. Menginginkan sebuah status dan tahta. Manik bulat Qin Su mencari-cari seseorang dan kemudian dia menemukannya. Matenya yang memiliki feromon wangi cendana."

"Zewu-jun."pekik Qin Su dan dengan segera berlari memeluk leher Lan Xichen yang saat itu sedang duduk.

"Zewu-jun,akhirnya aku bertemu denganmu. Kau adalah mateku."

Tangan Lan Xichen terangkat dan melepaskan kedua tangan yang memeluk lehernya. Qin Su menarik tubuhnya dan menatap bingung pada Xichen.

"Maaf nona Qin,aku sudah memiliki seorang omega."

Tiga puluh hari sudah Jin Guangyao dan juga Jiang Cheng berada di gunung Baifeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga puluh hari sudah Jin Guangyao dan juga Jiang Cheng berada di gunung Baifeng. Mantan pemimpin sekte Jin itu kini kembali pada sosoknya yang lama. Dia bahkan menghapus tanda vermillion pada keningnya. Selama tiga puluh hari bersama Jin Guangyao,sedikit banyak sikap Jiang Cheng padanya berubah.

"A-Cheng,sepertinya dalam tiga hari ke depan kau harus kembali ke Yunmeng atau ke Gusu,atau terserah kemana kau ingin pergi."

"Hah? Apa maksudmu?"bingung Jiang Cheng karena tiba-tiba Jin Guangyao memintanya pergi.

"Aku baru mendapat kabar kalau Zewu-jun menolak Qin Su. Saat ini Qin Su dalam perjalanan menuju kemari."

Jiang Cheng meletakkan cangkir kecilnya. "Dia pasti ingin menemuiku. Biarkan kami bertemu."

"Tidak bisa. Aku tidak bisa menjamin akan keselamatanmu. Lebih baik kau kembali saja ke habitatmu. Lagipula kita sudah tahu jawaban dari Zewu-jun,bukan?"

"Lalu bagaimana dengan kau sendiri? Kau mencintai Chifeng-zun seharusnya kau kembali ke Qinghe."

Jin Guangyao menggelengkan kepalanya. "Aku mencintainya tapi aku tidak ingin menghancurkan nama baiknya lebih banyak lagi. Jika aku sudah bicara dengan A-Su mungkin setelah ini aku akan menjadi kultivator pengelana saja dan membuang namaku."

"Cih,konyol. Jika kau bertindak seperti itu kau sama saja menambah sakit hatinya Chifeng-zun."

Jin Guangyao tersenyum getir. Dia menatap ke arah langit yang malam ini sangat cerah. Banyak bintang yang menghiasi langit. Jiang Cheng berdiri dari kursinya dan mengambil jubah milik Lan Xichen yang dia dapatkan dari kantong qiankunnya. Jiang Cheng tidak tahu sejak kapan jubah milik suaminya itu ada di kantong qiankunnya.

"Kau mau kemana?"tanya Jin Guangyao.

"Cari udara segar."jawab Jiang Cheng dan keluar dari rumah sederhana yang terbuat dari bambu. Setelah kepergian Jiang Cheng, Jin Guangyao menenggelamkan kepalanya pada kedua tangannya. Dia merindukan Nie Mingjue dan juga Lulu. Meskipun bayi cantik itu bukan anak kandungnya dan juga Nie Mingjue namun kehadiran Lulu membuat Jin Guangyao merasakan cinta Nie Mingjue yang besar untuk dia dan Lulu. Jin Guangyao tidak ingin kehilangan cinta itu tapi takdir selalu saja tidak berpihak padanya. Seolah di dunia ini dia tidak diijinkan untuk dicintai dan mencintai.

Sementara itu Jiang Cheng duduk di atas bebatuan di tepi sungai yang tak jauh dari rumah bambu dia dan Jin Guangyao. Semilir angin malam itu menerbangkan helaian rambut Jiang Cheng yang dibiarkan terurai.

"Wanyin."

Deg

Jantung Jiang Cheng berdetak sangat cepat,kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Namun pemilik suara itu tak nampak dimanapun.

"Wanyin,aku merindukanmu."

Jiang Cheng mencengkram jubah putih bermotif awan milik Lan Xichen. Menghirup aroma cendana yang tertinggal disana.

"Aku juga merindukanmu,Lan Huan."

Bersambung,,,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung,,,

Regret//XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang