Hilang Ingatan

2.3K 301 23
                                    

Lan Qiren dan Lan Wangji berjalan bersama menuju rumah tahanan dimana Lan Xichen dikurung disana selama setahun ini. Lan Qiren dengan susah payah membuju Wangji untuk ikut dengannya menjenguk sang kakak. Sangat sulit membujuk Wangji yang hanya mau keluar jika sudah waktunya berkunjung ke Yunmeng.

Pintu kayu berlambang awan tersebut dibuka,Lan Qiren masuk ke dalam bersama Wangji yang mengikuti dari belakang.

"Xichen."panggil Qiren.

"Paman ah Wangji."sapa sang kakak dengan senyumannya saat melihat wajah sang adik.

"Xiongzhang,apa kabar."

Lan Xichen terkekeh. "Kau benar-benar buruk dalam berbasa-basi. Duduklah paman,Wangji."ucap Lan Xichen,mempersilahkan paman dan adiknya untuk duduk. Manik emas Lan Wangji menatap sosok sang kakak yang sedang menyeduh teh hijau untuk mereka. Lan Xichen terlihat lebih kurus dan mata itu,mata itu menyimpan sebuah kerinduan dan beban yang tidak bisa dia ungkapkan.

Lan Qiren menarik nafasnya,dia membelai janggutnya. "Pemimpin Jiang sudah bangun dua hari yang lalu."

"Syukurlah."gumam Lan Xichen dan meletakkan gelas kecilnya diatas meja. Qiren dan Wangji menatap Xichen yang tidak menunjukkan ekspresi yang bahagia.

"Apa kau melakukan sesuatu padanya?"

"Apa maksud paman?"tanya Xichen. Lan Qiren tahu bahwa keponakan pertamanya ini menyembunyikan sesuatu. Melihat Huanran yang memiliki rambut alami berwarna putih saja sudah menjadi pertanyaan besar bagi dirinya. Apa yang terjadi pada cucu pertamanya. Bertanya pada Xichen pun percuma karena keponakannya hanya tersenyum dan tetap bungkam.

"Bukankah sudah waktunya kau jujur padaku apa yang kau lakukan pada pemimpin Jiang dan bayi kalian? Xichen,aku ini pamanmu,meskipun aku tidak suka dengan kultivasi gelap,tapi aku tahu kau terpaksa melakukannya demi melindungi orang yang berharga untukmu. Satu tahun ini aku menyimpannya,menunggu kau jujur dan bercerita apa yang telah terjadi."

"Maaf paman."

"Xichen,aku tidak ingin mendengar kata maafmu. Aku ingin penjelasanmu. Saat ini pemimpin Jiang mungkin telah bangun namun dia melupakan semuanya,dia tidak tahu siapa dirinya dan orang-orang terdekatnya pun dia tidak mengenalinya. Aku bisa menganggap kelainan fisik Huanran karena dia adalah bayi spesial dan terlalu banyak menyerap energi kau dan pemimpin Jiang. Tapi dengan ingatan pemimpin Jiang yang hilang seperti ini,membuatku berpikir bahwa kau yang paling tahu penyebabnya."

Lan Xichen memejamkan matanya. Dia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Luka cambuk di punggungnya tak seberapa sakitnya dengan rasa sakit hati dan kekecawaan atas dirinya yang tidak bisa menjaga dan melindungi Jiang Cheng dan putra mereka.

"Xiongzhang,apakah Jiang Wanyin sebenarnya sudah meninggal saat itu?"

"..."

Melihat sang kakak yang diam,adalah sebuah jawaban yang membenarkan pertanyaan Lan Wangji.

"Dia belum mati tapi sebagian jiwanya sudah rusak. Array perlindungan jiwa hanya menahan jiwanya tapi tidak menahan jiwa manusia itu rusak. Jika aku terlambat beberapa menit saja jiwa Wanyin akan terpecah. Karena itu aku memperbaiki jiwanya dengan mengikat jiwa Wanyin dan Huanran. Aku tahu tindakanku sangat salah tapi...tapi aku tidak ingin Wanyin meninggalkanku sendirian. Aku...aku...mencintai Wanyin sejak dia dan adik ipar belajar di Gusu,aku mencintainya,aku tidak ingin kehilangan. Aku...aku..."

"Xiongzhang~"

Qiren mengalihkan pandangannya,dia tidak ingin melihat keponakannya menangis. Wangji menggenggam tangan kakaknya yang bergetar hebat. Dia tidak menyangka kakaknya akan berbuat sejauh itu karena cintanya pada pemimpin Jiang yang begitu besar.

Regret//XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang