Penantian Yang Panjang

3.5K 346 41
                                    

Dia terlihat keras di luar namun rapuh di dalam. Tak terhitung berapa banyak airmata yang keluar di setiap malamnya. Paginya dia akan kembali menjadi sosok yang mengerikan.

Lu Xingchen sudah mengenal sosok Jiang Cheng sejak kecil. Jauh sebelum Wei Wuxian di adopsi. Setajam apapun mulut Jiang Cheng,dia tidak pernah benar-benar membenci Wei Wuxian. Dia selalu mengalah. Selalu dan selalu mengalah. Merelakan peliharaannya agar Wei Wuxian tidak takut, dan juga merelakan kasih sayang ayahnya.

Membunuh Wei Wuxian dengan tangannya sendiri mengakibatkan mimpi buruk panjang selama sepuluh tahun lebih. Berusaha tegar namun penyesalan selalu menghantuinya. Lu Xingchen menjadi tempat Jiang Cheng bersandar.

Tidak.

Dia yang menginginkan laki-laki itu bersandar padanya. Jiang Cheng tidaklah sekuat yang mereka lihat.

Dia rapuh.

Dan kesepian.

Lu Xingchen mengerti,Jiang Cheng bersembunyi dibalik mulut pedasnya agar tidak ada yang tahu kelemahannya. 

Lu Xingchen selalu mendapatkan penglihatan tentang kematian Jiang Cheng. Namun ketika kematian itu menghampiri,Jiang Cheng dengan mudah selamat.

Dan pertemuan terakhirnya bersama Jiang Cheng setelah tertidur selama setahun. Lu Xingchen menyadari bahwa jiwa Jiang Cheng tidak utuh. Dan hilang ingatannya karena jiwa yang dipaksa menyatu.

Sedih,marah dan kecewa menjadi satu. Karena dirinya tidak mampu menolong Jiang Cheng.

Dia berterima kasih pada Lan Xichen karena sudah mengikat jiwa Jiang Cheng. Namun jiwa yang terhindar dari kematian,akan terus-terusan berada dalam bahaya. Anggaplah Jiang Cheng saat ini sedang bermain petak umpet dengan dewa kematian. Berkali-kali dirinya lolos dari maut,berkali-kali lipat juga dewa kematian mengirimkan bahaya pada Jiang Cheng.

Lu Xingchen sudah tak tahan lagi. Dia tahu apa yang akan dilakukannya berakibat fatal. Tapi dia sudah tidak ingin melihat si rapuh itu terus-terusan dikejar oleh kematian. Dia tahu konsekuensinya adalah kematiannya juga.

Dia sangat tahu akan hal itu.

Tapi,persetan dengan semua itu. Daripada dia harus mendapatkan penglihatan kematian Jiang Cheng,lebih baik dia putuskan tali kehidupan yang sudah tak tahu bentuknya seperti apa karena berkali-kali tali kehidupan itu disambung paksa.

"L...lu....Xing....cheennn..."

Suara yang memanggil namanya dengan putus-putus itu begitu menyayat hati Xingchen. Jiang Cheng yang selalu menemuinya kapan pun dia punya waktu,harus mati ditangannya sendiri.

Jiang Cheng memegang ujung pedang spiritual milik Lu Xingchen. "Te...ri...ma...ka...sih..."

Air mata Lu Xingchen mengalir dengan derasnya. Entah menangis karena sudah membunuh sahabatnya atau karena shouyue yang menembus dadanya. Lu Xingchen tidak tahu airmata apa yang keluar.

Namun,Lu Xingchen lega,pada akhirnya Jiang Cheng sudah terbebas dari kejaran dewa kematian.

Kau tak perlu berterima kasih,karena aku akan melakukan apapun untukmu.

Kau tak perlu berterima kasih,karena aku akan melakukan apapun untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Regret//XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang