🍂 Chapter_22 :: Kekosongan

324 51 0
                                    

||The Servant Devil 2||

KEPALA terasa amat berat saat mata terbuka perlahan, Haechan membuka kelopak mata perlahan sat bayangan buram masih menguasai mata. Di sudut ruangan dapat ia lihat sosok yang tengah berdiri tegap menatap ke arahnya. Wajahnya dialihkan, kini menatap empat tiang yang menyangga tirai tipis yang tutupi ranjang tempat ia membaringkan tubuh sekarang. Aroma samar dari rasa hangat tercium memasuki rongga hidungnya.

"Tuan Grey?" ucapnya dengan mata masih sendu menyesuaikan cahaya yang terpa matanya yang sudah terbuka lebar sesekali menyipit karena silau yang ada.

Langkah terdengar bersamaan dengan aroma yang menenangkan.

"Ya. Teh pagi ini adalah Mariage Freres Tuan Grey Imperial." sang pelayan berjalan dengan satu cangkir the yang berada di tangan, kepalanya ia tundukkan menatap Haechan yang sudah dudukkan diri bersandar pada kepala ranjang, "ini adalah teh termahal karena terbuat dari daun teh terbaik. Ini pasti akan cocok denganmu." Changbin. Pelayan yang sekarang menemani Haechan berlutut dihadapan sang tuan, tangannya denga pelan membuka pita yang mengikat pada baju tidur yang dikenakan Haechan.

Tangannya dengan lihai membasuh tubuh telanjang Haechan dengan air hangat yang sudah dia siapkan. Setiap incinya dia usap dengan perlahan, memperhatikan bagaimana kilauan kulit tan dari sang majikan baru. Atau lebih tepatnya mengambil majikan dari pelayan yang lain.

"Bagaimana dengan keadaan Lee Felix?" tanya Haechan disela-sela Changbin mengenakan pakaian untuknya.

"Dia sudah mati tuan, bukankah kau sendiri yang menusukknya menggunakan pedang waktu itu? Kalian melakukan duel kalua kau lupa tuan." Changbin menaikkan kaki Haechan ditaruhnya di atas paha yang berlutut untuk dikenakannya kaus kaki tipis Panjang sebatas lutut, "jangan menatapku seperti itu. Aku tak berbohong. Kau sendiri yang menusuknya menggunakan pedang tuan, saat kalian berdua melakukan duel." Changbin menundukkan kepala, tangannya di ambang udara hampa turun untuk raih pergelangan kaki Haechan sebelum sebuah kecupan ringan mendarat di sana.

Mata Haechan membulat sempurna, pada akhirnya satu tendangan mendatar di wajah tampan sang pelayan. Amarah Haechan meluap melihat tingkah sang pelayan yang begitu tak pantas menurutnya. Changbin tersungkur ke atas lantai namun tak pedulikan itu. Satu senyum merekah pada tubuhnya, perlakuan yang didapatkan Haechan semakin membuat dirinya bergairah untuk hisap jiwa dari seorang Pantomhhive.

"Jangan lakukan hal yang tidak wajar! Dasar menjijikkan!" Haechan mengepalkan telapak tangan, ia memejamkan matanya erat saat di luar mansion tempat ia tinggal terdengar suara bising yang amat membuat dirinya terganggu, mengusik ketenangan dan menusuk telinga. Haechan menatap ke balik punggung, menatap pepohonan yang tiba-tiba tumbang diantara pepohonan lainnya, "apa itu? Kebodohan macam apa lagi ini? Changbin kau lihat di luar sana. Lihatlah siapa yang telah berani mengusik ketenanganku."

Changbin yang mendapatkan perintah dari sang tuan bangun dari tubuhnya yang awalnya terlentang, kilatan matanya berubah dengan kepala tertunduk dan satu lutut bertumpu pada lantai, "aku dan Hana aka memeriksanya tuan. Kau tunggu saja di sisi dan minum teh yang sudah aku siapkan. Semua perintahmu adalah mutlak my majesty." Changbin segera berdiri, membungkuk sekilas sebelum bayangannya hilang di balik pintu kamar pribadinya.

Irisnya menatap ke atas nakas, dimana di sana terdapat dua buah kotak cincin berukir dari kayu mahoni sekiranya, satu kotak berisi cincin dengan ruby biru seindah lautan dalam. Sedangkan satunya lagi berwarna merah pekat seperti darah.

Changbin melangkah ke halaman bagian belakang dimana asal suara itu terdengar. Langkahnya ringan beriringan dengan pantofel yang menginjak marmer yang terpasang di atas tanah penuh rumput liar yang tertata, di balik hutan kecil yang menganga ada bayangan hitam dengan aura yang sangat pekat. Tapi Changbin tak takut akan tatapan yang melayang ke arahnya seolah siap untuk merobek setiap jengkal kulitnya hingga mengelupas.

[04][pt.2] The Servant Devil : Master's SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang