||The Servant Devil 2||
"Serahkan uang itu padaku! Jika tidak maka nyawa sandera itu akan mati!" sang pelaku terus saja mendesak tuan Arcoid untuk memberikan sejumlah uang yang berada di dalam tas yang dibawanya, namun tuan Arcoid menolak karena dia belum melihat sang anak dalam keadaan baik-baik saja.
Krekkk~
Sebuah senapan dengan roda yang sudah diputar kini sudah menempel pada kepala bagian belakang sang pelaku. Ujung dingin dari senapan laras pendek itu terasa menyengat hingga membuat tubuh sang pelaku sedikit gemetar karenanya.
"Sebelum itu, bagaimana jika kau memikirkan tentang nyawamu?"
Sang pelaku membalikkan tubuhnya dengan kedua tangan yang otomatis terangkat, "siapa kau?!"
Mark. Hanya bisa tersenyum dengan tenang, dia tetap menodongkan senjata itu ke arah sang pelaku. "Dimana sanderanya?"
Sang pelaku menelan ludahnya sangat berat, "di kereta itu. Tapi dia sudah pergi," laki-laki itu menyeringai, "dan sayangnya, kau tidak akan bisa menyelamatkannya."
Mark menata tajam ke arah sang pelaku.
"Apa maksudmu?"
"Hahahahaha___aku sudah menaruh sebuah bom di dalam sana. Bom itu akan akan meledak apabila kereta itu berhenti. Aku berniat melihat kembang api yang sangat besar saat aku telah berhasil mengambil uang tebusan!"
Mendengar itu, tuan Arcoid langsung berlutut. Dia memikirkan sang anak yang berada dalam kereta yang masih berjalan, sedangkan Mark masih mempertahankan sikap tenangnya. Dari dalam saku pakaian yang dikenakannya, dia mengambil satu buah arloji di dalam. Arloji berwarna keemasan dengan tali yang sedikit menjuntai.
"Sisa waktu hanya sepuluh menit sebelum kereta berhenti di stasiun berikutnya." Mark kembali memasukkan arloji itu ke dalam saku. Sang pelaku kembali tertawa keras.
"Hahahahah! Benar sekali bodoh! Semua yang di sana akan ma_____"
DUG
BRAKKK
Mark menendang langsung wajah sang pelaku hingga dia keluar dari kereta. Tersungkur ke atas tanah dengan wajah yang lebih dulu mendarat, dia tidak sadarkan diri. Sang pelaku pingsan dengan wajah yang babak belur serta hidung berdarah.
"Aku tidak punya waktu untuk mengurus dirimu. Tuan Arcoid, sebaiknya anda mengikat orang itu setelah ini. Agar saat dia sadar, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Aku permisi."
Mark langsung turun dari kereta, dia berlari kencang ke arah jalur kereta untuk mengejar sang tuan yang masih ada di sana, dia akan menyusulnya. Walaupun itu mustahil, tapi Mark dapat melakukannya.
Karena dia bukan pelayan biasa.
•
•
•
Haechan masuk ke dalam gerbong untuk melihat situasi di dalam.
"Apa yang terjadi! Kenapa kau berlari Haechan!" sang detektif mengejar Haechan yang hampir memasuki gerbong lainnya.
"Aku akan menyelamatkan sanderanya selama Mark menangkap sang pelaku. Pelakunya menyamar sebagai salah satu petugas stasiun. Dia pasti menyembunyikan sanderanya di salah satu barang bawaan penumpang. Dan salah satu tempat yang bisa menyembunyikan tubuh anak kecil itu hanyalah peti mumi itu!"
"Apa?!" sang arkeolog berteriak memandangi Haechan.
"AKHHH!!!" dari arah belakang tiba-tiba sang detektif berlutut dengan tangan yang menyentuh perutnya, tiba-tiba saja perutnya terasa sakit. Melihat hal itu Haechan mendekati sang detektif. Langkahnya terhenti saat dia juga melihat nenek-nenek yang menawarinya onigiri meringkuk menahan sakit di perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[04][pt.2] The Servant Devil : Master's Soul
Fanfiction[COMPLETED] [Dark] [Fantasy] Perjalanan Pantomhive kembali lagi, dengan kebangkitannya yang kedua kali dia harus berlawanan dengan kepala keluarga Lee yakni Lee Felix. Dimana dia juga memiliki masa yang kelam dan juga seorang pelayan iblis yang mend...